Abdul Halim Siap Kerahkan Seluruh Potensi SDM Demi Suksesnya Even ARDEX-23 di Bantul

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Indonesia akan menjadi tuan rumah ASEAN Disaster Emergency Response Simulation Exercise 2023 (ARDEX-23) dan Kabupaten Bantul akan menjadi lokasi latihan dan simulasi kebencanaannya.

Menanggapi hal itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan, bahwa pemerintah kabupaten mendukung penuh suksesnya acara tersebut. Halim pun menegaskan bakal melibatkan sumber daya yang dimiliki, baik dari pemerintah maupun relawan.

Baca juga: Bantul Jadi Tuan Rumah Simulasi Penanggulangan Bencana Negara-negara ASEAN

Menurut Abdul Halim, dipilihnya Kabupaten Bantul menjadi lokasi latihan kebencanaan adalah pilihan tepat. Bupati Halim menilai, secara kebencanaan Bantul merupakan tempat untuk belajar, terlebih memiliki kuantitas dan kapasitas SDM yang berkualitas.

“Ini membawa nama baik bangsa. Karena ini forum internasional, tentu Bantul sangat komitmen untuk mensukseskan ini. Dan, kita punya kepentingan membawa Indonesia memiliki citra positif di mata internasional,” tandasnya.

Karena itu, Abdul Halim Muslih pun menyatakan, sebagai tuan rumah, Bantul akan menyiapkan hajatan internasional ini secara serius dan maksimal. “Bukan sekadar seremonial, melainkan bagaimana Kabupaten Bantul mengemban tanggung jawab sebagai daerah yang dipercaya untuk agenda internasional. Apalagi, potensi gempa bumi di Bantul cukup besar, sehingga diperlukan kesadaran tanggap bencana oleh semua pihak,” jelas Bupati Abdul Halim.

Untuk diketahui, ARDEX merupakan agenda tahunan latihan penanggulangan bencana negara-negara ASEAN, di mana pada tahun ini, akan digelar pada 31 Juli hingga 3 Agustus mendatang.

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan menjelaskan, alasan Kabupaten Bantul dijadikan tempat latihan, selain karena memiliki kapasitas yang baik, juga karena memiliki relawan dan komunitas kebencanaan terbanyak di DIY dan desa tangguh bencana. Latihan ini sekaligus refleksi terhadap 17 tahun gempa bumi Bantul.

“Sekarang Bantul sudah memiliki rencana kontijensi yang akan kita uji bersama. Kita harapkan, semua negara ASEAN bisa hadir, paling tidak satu negara 5-10 orang. Jadi, kalau 10 negara ada 50-100 orang yang akan latihan bersama,” ujarnya seusai audensi dengan Bupati Bantul, Rabu (8/3/2023).

Selain mengundang perwakilan negara ASEAN, pihaknya juga akan mengundang negara yang bekerjasama dengan Indonesia dalam penanggulangan bencana, seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang dan Swiss.

Selain itu, ARDEX juga akan melibatkan BPBD Bantul, Dinkes, relawan dan forum kebencanaan untuk terlibat baik sebagai panitia maupun peserta. Sementara kegiatan akan dipusatkan di Stadion Sultan Agung.

Kepala Pusdiklat Penanggulangan Bencana BNPB, Berton Panjaitan menambahkan, ada tiga poin yang akan menjadi fokus pada pelatihan kebencanaan nanti. Pertama, pelatihan pengambilan keputusan, karenasnya perwakilan negara lain yang akan hadir juga setingkat eselon 1.

“Para pengambil keputusan akan dilatih untuk memecahkan masalah dan diselesaikan di tingkat meja,” ujarnya.

Poin berikutnya, latihan posko termasuk dengan jalur komunikasi, baik dari pusat ke daerah atau sebaliknya, bahkan sampai ke internasional. Poin ketiga, latihan lapangan. Pada sesi ini akan dilihat bagaimana respon masyarakat ketika ada bencana, khususnya dalam hal ini gempa bumi.

“Ketika ada bencana apa yang dilakukan masyarakat, bagaimana mereka melapor dari RT sampai bupati dan bupati bisa menyampaikan tindakan-tindakan yang diperlukan,” katanya. (nto/ord)