Berita Sleman Hari Ini

Tak Lagi Pakai Form, Kini Himpun Data Petani Cukup dengan Smartphone

Badan Pangan dan Pertanian, Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO) bekerjasama Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Ahmad Syarifudin
Praktik penggunaan Data Collection Platform (DCP) untuk menghimpun data Petani di Cibuk Kidul Margoluwih Seyegan Sleman. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Badan Pangan dan Pertanian, Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO) bekerjasama Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian Indonesia meluncurkan "Strategi Nasional e-agriculture.

Tujuannya memanfaatkan sumberdaya data dan informasi di sektor pertanian untuk kepentingan para petani kecil.

Satu di antara solusi digital di dalam dokumen strategi nasional pertanian digital di Indonesia ini adalah database andal yang dituangkan melalui Data Collection Platform (DCP). 

Baca juga: Petugas Damkar Sleman Lakukan Penyelamatan Balita yang Lehernya Tersangkut Loyang Kue

"Dengan adanya aplikasi DCP ini dapat mempersingkat waktu kerja penyuluh karena tidak dititikberatkan dengan penulisan form. Tetapi kita cukup ke lapangan menggunakan smartphone. Lalu kita buka aplikasinya, di situ kita bisa menghimpun data dan informasi (dari petani) apa saja yang kita butuhkan," kata Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kalurahan Margoluwih, Seyegan, Kabupaten Sleman, Pity Pertiwi Murni, yang telah menggunakan aplikasi DCP di Padukuhan Cibuk Kidul, Selasa (28/2/2023). 

Padukuhan Cibuk Kidul Kalurahan Margoluwih, Sleman ini dipilih sebagai lokasi penerapan aplikasi DCP yang dipakai oleh para penyuluh pertanian lapangan.

DCP ini merupakan aplikasi berbasis website dan mobile yang dapat merekam data pertanian secara real-time. Aplikasi ini dikembangkan bersama UGM.

Data yang telah dikumpulkan dan disusun dari lapangan terhubung data real-time Agriculture War Room (AWR) Kementerian Pertanian di Jakarta.

Melalui informasi pertanian real-time tersebut tentu diharapkan akan menghasilkan data yang terpercaya dan platform bagi para pembuat keputusan untuk membuat kebijakan yang tepat sasaran. 

Pity mengatakan, pengumpulan data dan informasi pertanian di lapangan selama ini memiliki banyak tantangan.

Terutama bagaimana menyesuaikan waktu antara petani dan penyuluh.

Padahal pengumpulan data dan informasi sangat penting bagi kemajuan pertanian ke depan sehingga bagiamana pun caranya harus diupayakan.

Kini, dengan kemunculan aplikasi DCP maka pekerjaan penyuluh pertanian di lapangan menurut dia menjadi lebih efektif dan ringkas. 

Apalagi, aplikasi DCP ini juga berguna bagi petani itu sendiri. Petani minimal dapat mengetahui riwayat kondisi lahan, kebutuhan pupuk dan produksi panen. 

"Jadi bisa edukasi juga untuk petani agar tidak asal tanam. Tapi sekarang sudah mulai berfikir harus mencapai produktifitas seberapa, untuk bisa meningkatkan pendapatan," katanya. 

Perwakilan FAO di Indonesia dan Timur Leste, Rajendra Aryal mengatakan Indonesia dalam program ini menjadi model bukan hanya bagi wilayah Cibuk Kidul namun juga secara global.

Melalui peluncuran strategi nasional e-agriculture ini, Indonesia melakukan tranformasi ke agriculture digital yang menjadi model ditingkat global.

Menurut dia, FAO bekerjasama semua pihak mendorong praktek baik dari Indonesia ini ke tingkat global. 

Pihaknya mengaku sangat senang. Sebab DCP ini adalah suatu perjalanan yang sangat menarik dan bermanfaat.

Ia berharap dengan adanya peraturan Menteri Pertanian yang regulasinya sedang disusun dapat melanjutkan keberlangsungan projek digitalisasi pertanian yang sudah dimulai di Bali, Yogyakarta dan Jawa Barat ini. 

"Semoga nanti dengan Keputusan Menteri yang baru ini kita akan mendapatkan dana yang berkelanjutan untuk mereplikasi program ini ke tempat lain di Indonesia. (Program) ini juga dapat menarik minat orang-orang muda karena dengan e-agriculture, orang-orang muda bisa melihat di mana pertanian bisa memberikan manfaat dan profit dan juga menarik bagi mereka," kata Rajendra. 

"(e-agriculture) membantu mengoptimalkan mereka bekerja di lapangan, dan juga bisa mendapatkan akses baik ke pasar. Dengan demikian mendapatkan harga lebih baik. Jadi kita memberikan ketahanan pangan dan juga mempertahankan profesi ini agar berkelanjutan dan mendapatkan tambahan pemasukan bagi para petani," imbuh dia.  

Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi, Kementerian Pertanian, Roby Darmawan mengatakan projek strategi nasional e-agriculture yang salah satunya diimplementasikan melalui penggunaan aplikasi DCP ini sangat penting dan berguna bagi Kementerian Pertanian.

Menurut dia, Menteri Pertanian Indonesia saat ini terus mendukung modernisasi pertanian terutama digitalisasi pertanian.

Karenanya, Ia berterimakasih kepada FAO maupun pihak terkait yang telah mewujudkan dokumen startegi nasional e-agriculture. 

"Ini menjadi awal untuk mewujudkan e-agriculture di Indonesia. Tentu semua pihak diharapkan dukungannya, sehingga ini bisa terimplementasi secara bertahap. Tentu ini semua agar Indonesia lebih baik demi kesejahteraan masyarakat Indonesia, dan juga bagi para petani," kata Roby.

Sesuai dengan Sistem Informasi Berbasis Elektronik (SPBE) dokumen startegi nasional e-agriculture ini nantinya akan dimasukkan dalam regulasi Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang saat ini masih berproses.

Regulasi tersebut untuk memastikan bahwa projek ini bisa terus berjalan dan berkelanjutan. (Rif)

 

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved