Berita Sleman Hari Ini

Satpol-PP Sudah Tutup 3 Toko Miras di Sleman Awal Tahun Ini 

Sepanjang awal tahun ini, bahkan disebut sudah ada tiga toko yang ditutup karena menjual minuman keras tanpa dilengkapi perizinan. 

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Sleman terus menggencarkan operasi penindakan terhadap toko yang tanpa izin menjual minuman keras (miras) atau minuman beralkohol (mihol).

Sepanjang awal tahun ini, bahkan disebut sudah ada tiga toko yang ditutup karena menjual minuman keras tanpa dilengkapi perizinan. 

"Toko yang ditutup di Moyudan, Kalasan, Seyegan. Jadi 3 toko ditutup permanen. Selama 2 bulan mereka sudah beroperasi (menjual miras) dan sudah kita tutup," kata Kasat Pol-PP Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, Sabtu (25/2/2023). 

Dijelaskan, ketiga toko tersebut ditutup karena tidak masuk kategori yang bisa menjual minuman beralkohol.

Penjualan minuman keras atau minuman beralkohol di Kabupaten Sleman telah diatur dalam Perda nomor 8/2019 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol serta Pelarangan Minuman Oplosan.

Baca juga: HUT ke-73 Satpol PP di Sleman Diwarnai Bakti Sosial hingga Donor Darah 

Tempat usaha yang diperbolehkan menjual di antaranya, restoran bersertifikat bintang tiga, hotel bintang empat-lima yang dilengkapi restoran, pub dan karaoke, serta kelab malam. 

Minuman beralkohol juga boleh dijual di hypermarket dan supermarket.

Tapi minuman dengan kadar alkohol di bawah 5 persen. Sedangkan tiga toko yang telah ditutup menurut Shavitri tidak masuk kategori yang diperbolehkan menjual minuman beralkohol. 

"(Ditutup karena) di Perda tidak boleh. Dia bukan kelab malam. Bukan restoran.  Bukan hotel. Bukan restoran yang menempel di hotel," terangnya. 

Shavitri mengatakan, sepanjang usaha telah mengantongi izin penjualan sebenarnya tidak ada masalah.

Sebab, di Sleman memang ada Perda yang mengatur dan memperbolehkan penjualan minuman beralkohol yang ditujukan bagi kalangan tertentu.

Kendati demikian, Ia mengimbau kepada orangtua maupun sekolah agar tetap memantau pergaulan anak-anaknya.

Sebab, dalam kegiatan razia yang dilakukan, Ia mengaku pernah menangkap basah anak sekolah yang mampir ke salah satu lokasi penjualan minuman beralkohol. 

"Walau penjual mengatakan 'enggak kok, saya tidak melayani pembeli anak sekolah', tapi bagaimana pengawasannya?. Kami imbau orang tua dan sekolah tolong ikut memantau pergaulan anak-anak," kata dia. 

Apalagi, pasar minuman beralkohol sekarang dimudahkan dengan pelayanan online.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved