Berita Sleman Hari Ini

Tidak Ada Lagi Pembatasan Usia, Lansia 95 Tahun di Sleman Direncanakan Berangkat Haji Tahun Ini

Jumlah estimasi jemaah haji asal Kabupaten Sleman yang diberangkatkan ke tanah suci pada tahun 1444 Hijriyah ini 1.133 orang.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Jumlah jemaah ibadah haji asal Sleman yang direncanakan berangkat pada tahun ini sudah kembali normal setelah tahun sebelumnya sempat mengalami pembatasan akibat pandemi Coronavirus Disease -19 (covid-19).

Bahkan, tahun ini sudah tidak ada lagi pembatasan usia.

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sleman mencatat, calon jemaah haji Sleman tertua pada tahun ini berusia 95 tahun. 

"Paling tua atas nama Karep Suto Dikoro, warga Dayakan, Purwomartani, Kalasan umur 95 tahun. Sedangkan yang paling muda berusia 18 tahun asal Berbah, atas nama Harun Yahya," kata Kepala Kanwil Kemenag Sleman, H. Sidik Pramono.M.Si, Jumat (23/2/2023). 

Jumlah estimasi jemaah haji asal Kabupaten Sleman yang diberangkatkan ke tanah suci pada tahun 1444 Hijriyah ini 1.133 orang.

Jumlah tersebut masih perkiraan awal sebab masih menunggu detail rincian jemaah haji Sleman yang masuk dalam kuota DIY tahun 2023. 

Sidik menjelaskan, model kuota haji hanya ada di tingkat DIY.

Baca juga: Alokasi Kuota Jemaah Haji untuk DI Yogyakarta Sebanyak 3.147 Jemaah, Ini Kata Kemenag DIY

Tidak ada kuota haji Kabupaten.

Di mana dalam kondisi normal kuota DIY dibatasi 3 ribuan nomor porsi keberangkatan setiap tahun.

Nantinya, ketika Kabupaten dan jemaah haji di DIY sama-sama mendaftar maka masuknya tidak berurutan sehingga nomor porsi yang masuk beragam.

Ada yang lebih dahulu Kabupaten Sleman, ataupun Kabupaten lain. 

Namun, jemaah haji asal Sleman rata-rata per tahun seribuan ke atas.

Lebih tinggi sedikit dari Kabupaten Bantul.

Jumlah tersebut menurut dia sudah normal seratus persen seperti keberangkatan sebelum pandemi.

Jemaah haji yang berangkat tahun ini rata-rata mendaftar di tahun 2010 ataupun 2011. 

"Jadi mereka sudah menunggu sekitar 11 hingga 12 tahun," katanya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved