Berita Jogja Hari Ini

Perkembangan Pelayanan Kesehatan Tradisional Keterampilan di DI Yogyakarta

Tempat pijat terkadang menjadi jujukan masyarakat yang pegal karena lelah. Rupanya pijat merupakan salah satu pelayanan kesehatan tradisional

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Christi Mahatma Wardhani
Staf Bagian Pelayanan dan Pendidikan Penyehatan Tradision CD Bethesda YAKKUM, Eko Rusmiyati, S. Psi dan Nyi. MP. Hamong Harjowiguno dalam DisCast Dinas Kesehatan DIY Podcast, Rabu (22/02/2023) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tempat pijat terkadang menjadi jujukan masyarakat yang pegal karena lelah. Rupanya pijat merupakan salah satu pelayanan kesehatan tradisional keterampilan yang ada di DIY. 

Selain pijat, jenis pelayanan kesehatan tradisional keterampilan lainnya adalah pijat refleksi, akupuntur, akupresur, dan lainnya. Sesuai namanya, pelayanan kesehatan tersebut mengandalkan ketrampilan tangan dari terapis atau penyehat tradisional. 

Staf Bagian Pelayanan dan Pendidikan Penyehatan Tradision CD Bethesda YAKKUM, Eko Rusmiyati, S. Psi mengatakan ketrampilan para penyehat atau pengobat tradisional bisa didapatkan dari turun-temurun. Namun keterampilan tersebut juga bisa didapatkan dari belajar. 

Baca juga: Hasil Sidang Kode Etik Polri: Richard Eliezer Tetap Anggota Polri dan Disanksi Demosi 1 Tahun

"Namanya tradisional ya, dulu sebelum ada standarisasi seperti sekarang, keterampilan itu bisa didapatkan secara turun-temurun, bisa orangtuanya atau neneknya. Karena sifatnya tradisional, pelayanan kesehatan ini hanya untuk kebugaran, atau masalah kesehatan ringan, seperti pegal, pusing,"katanya saat DisCast Dinas Kesehatan DIY Podcast, Rabu (22/02/2023). 

Dari literatur yang ia baca, pelayanan kesehatan tradisional keterampilan sudah ada sejak zaman Majapahit, yaitu dengan pijat tradisional. Sebab teknik yang dulu digunakan, tidak jauh berbeda dengan saat ini, yaitu dengan menekan, mengusap, dan meremas. 

Yang membedakan pijat zaman dahulu dengan sekarang hanya penyebutan bagian tubuh yang dipijat. Misalnya pok ping atau ngepok kuping yaitu bagian telinga, juga Raden Panji atau daerah betis. 

"Kalau dari sejarah, pijat ini sudah ada sejak zaman Majapahit. Kalau di desa-desa ada dukun pijat, simbah-simbah yang memijat. Ya itu juga penyehat tradisional. Cuma untuk pijat ini perkembangannya memang tidak sebesar penyehatan tradisional lainnya," terangnya. 

Menurut dia, animo masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan tradisional keterampilan cukup tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pasien yang datang ke layanan kesehatan tradisional yang dibuka di CD Bethesda YAKKUM. 

Tidak sedikit pula, masyarakat yang datang justru untuk mempelajari pijat tradisional, refleksi, akupresur, dan akupuntur. Hal itu karena penyehatan tradisional keterampilan dianggap berprospek untuk meningkatkan perekonomian. 

"Kami berkomitmen dalam penyehatan tradisional, yaitu mengembangkan pelayanan dan pendidikan penyehatan tradisonal sejak 1982, khususnya akupuntur dan akupresur. Untuk pelatihan sendiri sudah 64 angkatan, masing-masing angkatan paling tidak 10 orang. Artinya memang ada prospek, karena 70 persen juga buka praktik mandiri atau kelompok,"lanjutnya. 

Ia berharap Dinas Kesehatan DIY gencar melakukan promosi dan sosialisasi terkait pelayanan kesehatan tradisional keterampilan. Tujuannya agar masyarakat tidak ragu dalam mengakses pelayanan kesehatan tradisional keterampilan. 

Ke depan sertifikasi dan peningkatan kapasitas penyehat tradisional juga harus dilakukan. Sehingga penyehat tradisional memiki keterampilan yang mumpuni dan bersertifikat. Terlebih penyehat tradisional juga bisa berperan dalam wellness tourism di DIY. 

Sementara itu, Penghageng Kahapanitrapura Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Nyi. MP. Hamong Harjowiguno menambahkan tidak ada layanan kesehatan tradisional keterampilan secara spesifik di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Hanya saja para Abdi Dalem mempraktikkannya dengan pijat dan kerokan. 

"Kalau pelayanan tidak ada, cuma selama ini kalau Abdi Dalem merasa capek, badan tidak enak, atau masuk angin ya pijat atau kerokan saja. Yang dikerok bagian punggung, tangan. Selain itu juga minum jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh, atau saat batuk," imbuhnya. (maw) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved