Kisah Inspiratif
Kisah Heri Sutrisno Warga Purworejo, Hasilkan Pundi-pundi Rupiah dari Limbah Cangkang Telur
Heri memutuskan resign dari pekerjaannya untuk fokus mengembangkan usaha kerajinan tangan. Pada tahun yang sama, Heri mulai beralih ke kerajinan kulit
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Kurniatul Hidayah
Hasil kerajinan itu, ia pasarkan dalam gelaran sunday morning UGM, atau pameran di Cebongan dan Denggung, Sleman.
Akan tetapi pada 2016, Heri memutuskan resign dari pekerjaannya untuk fokus mengembangkan usaha kerajinan tangan. Pada tahun yang sama, Heri mulai beralih ke kerajinan kulit telur.
"Secara kualitas kulit telur itu kuat dan tidak mudah copot walaupun digaruk-garuk, kecuali direndam air. Selain itu peminatnya juga lebih banyak jadi saya melihat peluang di situ," ujarnya.
Heri mendapatkan limbah kulit telur dari ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya, penjual nasi goreng, dan toko roti.
Limbah itu ia dapatkan secara cuma-cuma alias gratis. Meski begitu, Heri mengaku terkadang memberikan hasil karyanya sebagai kompensasi.
Tak sampai disana, berkat usahanya itu, Heri juga bisa memberdayakan ibu-ibu tetangganya. Heri menyebut saat ini ada empat orang ibu-ibu yang membantunya memproduksi barang kerajinan tangan.
"Kalau dulu sebelum pandemi ada sembilan orang yang bekerja (nempel kulit telur). Tetapi kini tinggal empat orang yang membantu produksi barang fungsional. Kalau lukisan itu saya kerjakan sendiri," katanya.
Dalam memproduksi barang kerajinan tangan fungsional, Heri mengatakan butuh waktu sekitar 2-3 hari. Sedangkan untuk memproduksi lukisan, ia membutuhkan waktu lebih lama yakni hingga 10 hari.
Ia menguraikan, sebelum digunakan cangkang telur harus dibersihkan dan dijemur sampai kering. Kemudian, bersihkan selaput yang berada di bagian dalam cangkang telur sebelum di pecah-pecah.
Setelah itu, pecahan kulit telur ditempelkan sesuai sketsa yang telah direncanakan.
Tunggu sampai lem kering baru mulai mengecat dan tunggu lagi sampai kering.
Selanjutnya diamplas dan bersihkan debu dengan kuas.
Untuk sentuhan terakhir, Heri meng-clear kerajinan dengan water based agar mengeluarkan tampilan mengkilap yang cantik dan anti jamur.
Baca juga: Pasarind, Aplikasi Kasir Online yang Bisa Bantu Kelola Bisnis
"Pemeliharaannya cukup dibersihkan dengan kuas (debu-debunya). Kalau untuk lukisan, saya memakai kulit telur ayam kampung dan ayam lehor (potong) agar tercipta efek gradasi," tambahnya.
Hasil produksinya itu, termasuk pesanan souvenir pernikahan, ia distribusikan ke beberapa wilayah di Indonesia, semisal Bandung, Jakarta, Tangerang, Purwodadi, Grobogan, Solo, hingga Kalimantan.
"Kalau rutinitas biasanya saya pusatkan di Yogyakarta. Sedangkan produksinya di Purworejo," ungkapnya.
Dari hasil usahanya itu, Heri bisa mendapatkan omzet Rp4 juta hingga Rp 7 juta per bulan.
Ia berharap, usahanya dapat berkembang lebih luas dan mengeliat seusai pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ia rutin mengikuti pameran expo UMKM di Purworejo, Yogyakarta, dan daerah lainnya. (drm)
Baca Buku Bonus Sayur, Cara Karang Taruna Margoyoso Magelang Kerek Minat Baca |
![]() |
---|
Cerita Anak Bintara Brimob Polda DIY Raih Adhi Makayasa AAU 2025 |
![]() |
---|
Cerita Juara 1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Jenjang SMP 2025, Kampanye Soal Ini |
![]() |
---|
Dari Enceng Gondok Jadi Peluang Kerja: Cerita Aiptu Sukirja Rintis Usaha Kerajinan |
![]() |
---|
Kisah Percetakan di Kulon Progo Cetak hingga 10 Juta Amplop Saat Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.