Kisah Inspiratif
Kisah Heri Sutrisno Warga Purworejo, Hasilkan Pundi-pundi Rupiah dari Limbah Cangkang Telur
Heri memutuskan resign dari pekerjaannya untuk fokus mengembangkan usaha kerajinan tangan. Pada tahun yang sama, Heri mulai beralih ke kerajinan kulit
Penulis: Dewi Rukmini | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dewi Rukmini
TRIBUNJOGJA.COM, PURWOREJO - Berbicara tentang seni dan kerajinan tangan tak pernah ada habisnya. Sebab, dua hal itu tak pernah terlepas dari keunikan dan ciri khasnya tersendiri.
Sehingga tak heran, apabila para seniman dan pengrajin kerap berlomba-lomba memunculkan karya unik dan berbeda dari biasanya.
Bahkan, tak jarang mereka memanfaatkan bahan yang ada di kehidupan sehari-hari menjadi karya seni dan kerajinan tangan, termasuk cangkang atau kulit telur.
Baca juga: Siswa KB Meris Ceria Belajar Histori dan Tampil di Gelar Potensi Rintisan Kalurahan Budaya di Sleman
Bagi kebanyakan orang, cangkang telur dianggap menjadi limbah rumah tangga begitu selesai dimasak isinya.
Namun, tidak bagi Heri Sutrisno, warga Desa Bajangrejo, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Pria berusia 49 tahun itu menyulap cangkang telur menjadi produk kerajinan tangan dan lukisan estetik bernilai seni tinggi. Ia pun berhasil meraup pundi-pundi rupiah lewat cangkang telur.
Hanya bermodalkan triplek dan lem kayu, Heri memproduksi barang-barang fungsional semisal kotak P3K, celengan, kotak tisu, vas bunga, tempat sisir, kotak file book (arsip), kotak alat rias, dan tempat pensil, dengan berhiaskan corak unik dari pecahan cangkang telur.
Barang-barang tersebut, ia tawarkan dengan harga mulai Rp7 ribu hingga Rp70 ribu per item, tergantung jenis, ukuran, dan fungsi barangnya.
Selain itu, Heri juga memanfaatkan pecahan cangkang telur menjadi lukisan estetik yang indah dan bernilai seni tinggi. Biasanya, ia melukis potret tokoh-tokoh besar semisal Bapak Proklamator Indonesia Soekarno.
Lalu, Presiden Keempat Indonesia Alm. KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur. Juga tokoh fisikawan dunia penemu teori relativitas (E=MC⊃2;) yakni Albert Einstein. Lukisan itu ia banderol Rp3 juta untuk ukuran 50x70 cm.
Heri mengaku, karyanya tersebut pernah dibeli oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Menteri Agraria.
"Beberapa bulan lalu di Jakarta, lukisan Einstein saya dibeli oleh Menteri Agraria. Kalau lukisan Soekarno, kemarin saya membuat dua buah, yang satu dikoleksi Pak Ganjar Pronowo, sisanya dibeli saat pameran di Jakarta. Bahkan, Pak Ganjar juga pernah pesan lukisan wajah beliau," ungkap Heri kepada Tribunjogja.com di tengah gelaran Purworejo Expo, Sabtu (18/2/2023).
Lantas, Heri bercerita mulai menekuni kerajinan tangan dari cangkang telur tersebut sejak 2016 lalu.
Sebelumnya, ia sempat bekerja di perusahaan swasta juga sambilan membuat kerajinan tangan dari berbagai macam limbah, semisal batu hias, pasir putih, pasir hitam, daun pisang kering, dan manggar kelapa.
Hasil kerajinan itu, ia pasarkan dalam gelaran sunday morning UGM, atau pameran di Cebongan dan Denggung, Sleman.
Akan tetapi pada 2016, Heri memutuskan resign dari pekerjaannya untuk fokus mengembangkan usaha kerajinan tangan. Pada tahun yang sama, Heri mulai beralih ke kerajinan kulit telur.
"Secara kualitas kulit telur itu kuat dan tidak mudah copot walaupun digaruk-garuk, kecuali direndam air. Selain itu peminatnya juga lebih banyak jadi saya melihat peluang di situ," ujarnya.
Heri mendapatkan limbah kulit telur dari ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya, penjual nasi goreng, dan toko roti.
Limbah itu ia dapatkan secara cuma-cuma alias gratis. Meski begitu, Heri mengaku terkadang memberikan hasil karyanya sebagai kompensasi.
Tak sampai disana, berkat usahanya itu, Heri juga bisa memberdayakan ibu-ibu tetangganya. Heri menyebut saat ini ada empat orang ibu-ibu yang membantunya memproduksi barang kerajinan tangan.
"Kalau dulu sebelum pandemi ada sembilan orang yang bekerja (nempel kulit telur). Tetapi kini tinggal empat orang yang membantu produksi barang fungsional. Kalau lukisan itu saya kerjakan sendiri," katanya.
Dalam memproduksi barang kerajinan tangan fungsional, Heri mengatakan butuh waktu sekitar 2-3 hari. Sedangkan untuk memproduksi lukisan, ia membutuhkan waktu lebih lama yakni hingga 10 hari.
Ia menguraikan, sebelum digunakan cangkang telur harus dibersihkan dan dijemur sampai kering. Kemudian, bersihkan selaput yang berada di bagian dalam cangkang telur sebelum di pecah-pecah.
Setelah itu, pecahan kulit telur ditempelkan sesuai sketsa yang telah direncanakan.
Tunggu sampai lem kering baru mulai mengecat dan tunggu lagi sampai kering.
Selanjutnya diamplas dan bersihkan debu dengan kuas.
Untuk sentuhan terakhir, Heri meng-clear kerajinan dengan water based agar mengeluarkan tampilan mengkilap yang cantik dan anti jamur.
Baca juga: Pasarind, Aplikasi Kasir Online yang Bisa Bantu Kelola Bisnis
"Pemeliharaannya cukup dibersihkan dengan kuas (debu-debunya). Kalau untuk lukisan, saya memakai kulit telur ayam kampung dan ayam lehor (potong) agar tercipta efek gradasi," tambahnya.
Hasil produksinya itu, termasuk pesanan souvenir pernikahan, ia distribusikan ke beberapa wilayah di Indonesia, semisal Bandung, Jakarta, Tangerang, Purwodadi, Grobogan, Solo, hingga Kalimantan.
"Kalau rutinitas biasanya saya pusatkan di Yogyakarta. Sedangkan produksinya di Purworejo," ungkapnya.
Dari hasil usahanya itu, Heri bisa mendapatkan omzet Rp4 juta hingga Rp 7 juta per bulan.
Ia berharap, usahanya dapat berkembang lebih luas dan mengeliat seusai pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ia rutin mengikuti pameran expo UMKM di Purworejo, Yogyakarta, dan daerah lainnya. (drm)
Baca Buku Bonus Sayur, Cara Karang Taruna Margoyoso Magelang Kerek Minat Baca |
![]() |
---|
Cerita Anak Bintara Brimob Polda DIY Raih Adhi Makayasa AAU 2025 |
![]() |
---|
Cerita Juara 1 Lomba Kepala Sekolah Berprestasi Jenjang SMP 2025, Kampanye Soal Ini |
![]() |
---|
Dari Enceng Gondok Jadi Peluang Kerja: Cerita Aiptu Sukirja Rintis Usaha Kerajinan |
![]() |
---|
Kisah Percetakan di Kulon Progo Cetak hingga 10 Juta Amplop Saat Lebaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.