Upacara Adat Panggih Temanten Paes Ageng Gaya Jogja Coba Dibangkitkan Lagi
Saat digelar dengan menerapkan upacara adat Panggih Temanten Paes Ageng gaya Yogya, pernikahan pun praktis lebih sakral.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COMM YOGYA - Dewasa ini, prosesi pernikahan warga masyarakat, khususnya di Kota Yogyakarta, mulai menanggalkan tradisi-tradisi kebudayaan.
Prosesi yang cenderung sederhana, tanpa dibarengi hal-hal berbau adat pun jadi pilihan paling populer.
Terang saja, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta merasa resah dengan fenomena tersebut, karena daerahnya sejatinya memiliki upacara adat Panggih Temanten Paes Ageng gaya Yogya.
Jika dibiarkan, dikhawatirkan tradisi leluhur itu akan semakin dilupakan dan perlahan menghilang dari peradaban di masa depan.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, mengatakan pernikahan sebenarnya tidak sekadar bicara sahnya semata, karena Yogya punya nilai-nilai budaya dalam proses tersebut.
Saat digelar dengan menerapkan upacara adat Panggih Temanten Paes Ageng gaya Yogya, pernikahan pun praktis lebih sakral.
"Sehingga, kami berharap, bagaimana tata cara itu bisa dijalankan lagi di masyarakat, karena selama ini banyak pernikahan yang dilakukan dengan simple," urianya, di sela workshop upacara adat panggeh temanten paes ageng gaya Yogya, Senin (13/2/2023) siang.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya menggandeng sekitar 100 peserta workshop, yang berasal dari pelaku industri pernikahan, mulai dari WO (Wedding Organizer) dan lain-lain.
Lewat giat tersebut, selain memberikan edukasi, diharapkan, mereka bisa ikut mensosialisasikan upacara adat panggeh temanten kepada para kliennya.
"Untuk melaksanakan prosesi itu, WO, MC, perias manten, hingga photographer, semuanya, kan, harus menguasai, agar tata caranya berjalan dengan benar. Sehingga, kami merasa perlu memberi pemahaman kepada para praktisinya juga," cetusnya.
"Upacara adat panggeh temanten gaya Yogya, kan, melibatkan banyak pihak. Kalau bicara keunikan, tentu ada nilai lebih, setiap daerah memiliki tradisi berbeda, bisa jadi daya saing juga," tambah Yetti.
Adapun dalam workshop tersebut dihadirkan deretan nara sumber praktisi pernikahan adat Jawa, mulai dari Listiani Sintawati (Ketua DPC Harpi Melatti Kota Yogya), Faisal Noor Singgih (Paguyuban Pranata Adicara Kota Yogya), serta Prasetyo (praktisi nilai-nilai tradisi dalam upacara pernikahan). (*)
| Hore! Lapangan Minggiran Yogyakarta Bakal Dipercantik |
|
|---|
| Raja Assist PSIM Yogyakarta Absen di Derby Mataram, Van Gastel Bilang Begini |
|
|---|
| Vonis Ringan bagi Koruptor di Yogyakarta Dianggap Belum Beri Efek Jera, JCW Beberkan Temuan |
|
|---|
| Throwback dengan Gaya Retro! SBC Rayakan 27 Tahun Lewat CIMA 2025 |
|
|---|
| Keraton Yogyakarta Hentikan Pertunjukan Gamelan untuk Hormati Wafatnya Paku Buwono XIII |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.