Berita Pendidikan Hari Ini
Berkaca pada Bali, STIM YKPN Ciptakan Bagan Integrasi Industri dalam Pengembangan UMKM di DIY
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) YKPN menciptakan bagan integrasi industri dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di DIY.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) YKPN menciptakan bagan integrasi industri dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di DIY.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua STIM YKPN Yogyakarta, Dr. Suparmono M.Si dalam seminar nasional ‘Penguatan UMKM dalam Menghadapi Volatilitas Perekonomian Global’, Sabtu (11/2/2023) siang di Kampus STIM YKPN, Jalan Palagan Tentara Pelajar Nomor 1, Sariharjo, Sleman.
Baca juga: Soal Nasib Honorer, Menpan RB: Kami Sedang Mencari Opsi Win-win Solution
“Ini integrasi saya gambarkan dari hasil kunjungan bersama Bank Indonesia perwakilan DIY ke Desa Penglipuran. Bagaimana desa itu bisa melindungi, memberdayakan dan menjalin kemitraan. Di sini, mereka dikenal lewat platform digital,” jelas Suparmono.
Dalam bagan tersebut terlihat kolaborasi akademisi, kementerian atau lembaga, Bank Indonesia hingga sektor swasta lain.
Kemudian, ada banyak UMKM yang bisa berjalan jika saling terintegrasi satu sama lain, semisal UMKM makanan, transportasi hingga hiasan.
“Mereka dikenal lewat platform digital. Orang datang ke Penglipuran, foto, kemudian diunggah di medsos, orang penasaran dan berbondong-bondong datang,” tutur dia.
Dari situ, menurutnya, platform digital memberikan kesempatan UMKM untuk dikenal ke seluruh Indonesia bahkan dunia.
Dia menjelaskan, di Desa Penglipuran di Bali itu, UMKM juga menonjolkan kearifan lokal yang membuat pengunjung nyaman dan merasakan sensasi berbeda.
“Integrasi itu adalah makanan, minuman, janur, bunga rangkai, pakaian itu berkembang. Setelah mendapatkan sambutan, terus ada perjalanan, itu usaha mobil wisatanya juga berjalan, dibawa ke kebun kopi, usaha penyeduhannya jalan,” terangnya.
Menurutnya, itu adalah hal-hal yang bisa diintegrasikan dan berdampak baik pada perekonomian daerah.
“Rumah penduduk diperbaiki oleh profit UMKM, tunjangan pendidikan, ada kesempatan kerja. Ini model integrasi industri yang harus dikembangkan,” tegasnya.
Suparmono menekankan perlu adanya Integrasi industri dalam pengembangan UMKM melalui platform digital, keunikan lokal, SDM, intervensi pihak ketiga.
Baca juga: Peneliti Ungkap Ada Sesar Mataram di Sleman, BPBD DIY Imbau Masyarakat Tetap Tenang
Strategi pengembangan UMKM atau Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) berupa bottom up, melibatkan banyak pihak dan bantuan hendaknya disesuaikan kebutuhan.
Dari strategi kolaborasi tersebut, menghasilkan output produk unggulan daerah.
“Factory sharing perlu diterapkan, seperti di China dimana pemerintah membuat lokasi lalu industri ditempatkan di lokasi sama. Bantuan digunakan bersama sehingga bisa lebih fokus dalam pengembangan UMKM,” imbuhnya. (ard)
Catatan Pakar UGM tentang Makan Bergizi Gratis Budget Rp 10 Ribu: Masaknya Dekat Sekolah |
![]() |
---|
PMB PTKIN 2025 Mulai Dibuka, Diikuti 59 Kampus termasuk UIN Sunan Kalijaga |
![]() |
---|
Guru Besar UGM Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis |
![]() |
---|
Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Siswa SD Muhammadiyah Suronatan Antusias |
![]() |
---|
Disdik Sleman Gelar Festival Komunitas Belajar 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.