Kisah Haru Mariam dan Illaf, Dua Anak Terperangkap 36 Jam di Reruntuhan Gempa Suriah, Viral Medsos

TRIBUNJOGJA.COM - Gempa Turki dan Suriah yang melanda Senin, 6 Februari 2023 menyisakan banyak kisah pilu.


Selain menimbulkan korban jiwa hingga 12 ribu orang, kisah haru dua anak yang terperangkap dalam reruntuhan rumah di Suriah menyayat hati banyak netizen.

Kisah itu viral di media sosial sejak Rabu, 8 Februari 2023.

Dalam video yang dibagikan warganet, terlihat dua anak terjepit di sisa-sisa rumah mereka yang runtuh akibat gempa besar.

Mereka adalah Mariam dan Illaf, dua anak yang terperangkap lebih dari 36 jam puing-puing bangunan rumahnya, mengutip dari CNN.

Baca juga: Korban Meninggal Gempa Turki Suriah Bertambah Jadi 11.236 Orang, 2 WNI, Berikut Penjelasan KBRI

"Keluarkan aku dari sini, aku akan melakukan apa saja untukmu," bisik anak yang lebih tua, Mariam kepada penyelamat yang terlihat di video berjongkok di puing-puing rumah di Besnaya-Bseineh, sebuah desa kecil di Haram, Suriah.

"Aku akan menjadi pelayanmu," tambahnya

Namun, penyelamat menjawab tidak. Dia ada di situ untuk memberitahu bahwa ada orang yang bakal menyelamatkan Marian dan Illaf.

Mariam dengan lembut membelai rambut di kepala adiknya saat mereka berbaring tergencet bersama di sisa-sisa tempat tidur mereka.

Dia dapat menggerakkan lengannya cukup untuk menutupi wajah saudaranya, memberikan perlindungan dari debu di antara puing-puing.

Beruntung, Mariam dan Illaf sudah diangkat dari puing-puing.

Video menunjukkan penduduk setempat bersorak saat Mariam dan Ilaaf diangkat dari puing-puing yang dibungkus selimut.

Anak-anak itu sudah dibawa ke rumah sakit, di mana mereka menerima perawatan medis.

Netizen yang melihat hal ini pun terenyuh dan berdoa semoga dua anak itu berada dalam keadaan yang sehat dan tak kurang suatu apapun.

Video itu ditonton lebih dari lima juta kali oleh netizen dan banyak orang yang mengirimkan doa bagi siapapun yang terdampak gempa di Turki dan Suriah.

Korban jiwa gempa Turki dan Suriah terus bertambah. Hingga Kamis (9/2/2023) dini hari tercatat sudah ada lebih dari 12.000 orang yang terkonfirmasi tewas.

Berdasarkan data resmi dari pemerintah setempat dan tim medis, sebanyak 9.057 orang telah tewas di Turki dan setidaknya sebanyak 3.042 tewas di Suriah akibat gempa berkekuatan M 7,8 yang terjadi pada Senin lalu.

Total kematian telah mencapai 12.099 dan berpotensi berlipat ganda menurut para ahli.

Terkait kondisi tersebut, Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan mengakui ada kekurangan setelah menghadapi sejumlah kritik atas tanggapan pemerintahnya terhadap gempa.

Ketika kritik terus meningkat, Erdogan mengunjungi salah satu tempat yang paling terpukul, pusat gempa Kahramanmaras, dan mengakui adanya masalah dalam tanggapannya.

Baca juga: Ahli Gempa Peringatkan Rusia Potensial Hadapi Bencana Mirip Turki

"Tentu ada kekurangannya. Kondisinya jelas terlihat. Tidak mungkin siap menghadapi bencana seperti ini," ujarnya, dilansir AFP.

Disebutkan, ada satu warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan tewas akibat gempa dahsyat di Turki.

WNI tersebut bernama Nia Marlinda, seorang warga asal Bali dan anaknya yang berusia satu tahun.

Sang suami yang merupakan warga Turki juga tewas tertimbun puing bangunan di Kahramanmaras, Turki.

Sementara itu, tim KBRI Ankara telah mengevakuasi korban gempa magnitudo 7,8 Turki.

Ada 123 orang yang telah dievakuasi oleh tim. Tim KBRI Ankara, yang dipimpin langsung oleh Dubes RI, tiba di daerah gempa pada 7 Februari 2023 pukul 21.30 waktu setempat.

Kondisi cuaca badai salju dengan suhu 4-7 derajat Celsius.

( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )