Puisi
Arti dan Makna Puisi-Puisi Bernard Batubara dalam Kumpulannya di ' Angsa-Angsa Ketapang '
aku tak bisa membayangkan diriku, adik perempuanku, dan adik lelakiku sebagai tiga ekor angsa yang hidup di rumah kami,
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
mengambil kabut, menjemput gelap, mengelap rantai
aku masih menunggu malaikat maut datang dengan damai
januari, kau gelisah menderaskan doa tak hendak berhenti
januari, waktu hanya drama tempat seluruh sandiwara beraksi
aku bukan aktor, kau bukan aktris, kita tak bakat berkomedi
januari, pagi kian dekat ke pergi
dan kering masih mengintai dasar perigi
apakah sudah habis rontok rambutmu yang lama lepai
aku belum siap menadah, aku masih enggan melambai
januari, pasti hidungmu terasa lengar habis menghirup air kali
sebab ke sana air bekas mandiku mengalir, menghanyutkan diri
tapi jangan kau dan sangit air itu hendak bercerai
dua anakmu (satu di surga) tak mau jadi pelerai
januari, ini serangkai doa bukan untuk menebus diri
manalah bisa ujung jalan dicari, hanya pucuk galah disigi
tapi sambut dan dekaplah, aku hendak menghempaskan diri
dan biar aku bertanya kepadamu sebaris saja dalam puisi ini
kalau aku pergi, apakah kau akan menyuruhku kembali?
(MG Aulia A Putri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.