Wisma Jip, Surganya Pecinta Hardtop di Indonesia
Arayhan Saputra selaku manajer Wisma Jip, penginapan sekaligus showroom jual-beli hardtop yang berlokasi di Gondangan, Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik
Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
Lebih lanjut Arayhan menerangkan, Hardtop yang ditawarkan Wisma Jip dijual dalam rentang harga yang beragam. Toyota Land Cruiser FJ40 1980 dalam kondisi semi bahan alias belum tersentuh restorasi ditawarkan Rp 350 juta. Sedangkan yang termahal ialah Toyota Land Cruiser BJ40 Diesel 1984, yang dijual seharga Rp 900 juta.
"Toyota BJ40 Diesel 1984 kami dapatkan dari seorang purnawirawan TNI, yang semasa aktif merupakan tangan kanan dari Presiden Soeharto. Selain unitnya yang cukup langka dan kondisinya istimewa, mobil ini juga punya sejarah," ujar dia.
Dipaparkan Arayhan, BJ40 Diesel berkelir hijau army ini telah direstorasi namun beberapa bagian dipertahankan orisinilnya seperti jok kalep serta door trim, interior dan printilan yang masih dalam kondisi bagus, sedangkan per dan suspensi Old Man Emu (OME), serta ban diganti baru merk BF Goodrich.
"Dalam proses restorasi Hardtop, paling susah ialah berburu printilan-printilannya. Sebab itu, kami sengaja tidak melepas barcode stikernya untuk menunjukkan bahwa printilan-printilan yang dipasang itu baru dan orisinil," jelasnya.
"Lantaran mencari printilan-printilannya pun tak mudah, proses restorasi membutuhkan waktu yang panjang. Dalam setahun, Wisma Jip rata-rata bisa mengerjakan 3-4 unit Hardtop," lanjutnya.
"Prosesnya memang cukup panjang sebab digarap secara detail sesuai literatur. Hardtop yang direstorasi kami bongkar total, dirangkai ulang. Bagian mesin pun kami perbarui, mana bagian yang perlu diganti. Interior kalau masih bagus kondisinya kami pertahankan, kalau tidak pun kami ganti orisinil," tambahnya.
Dalam proses restorasi, Arayhan memaparkan bahwa untuk memperbarui bagian mesin secara total bisa menghabiskan biaya Rp 50-100 juta. Di Wismap Jip, proses pengecatan pun tak sembarangan dilakukan, bahkan estimasi biaya yang dirogoh mencapai Rp 150 juta per unit.
"Proses pengecatan pun tak bisa dilakukan asal-asalan, harus diserahkan pada ahlinya. Kalau asal-asalan, pasti tak lama catnya akan pecah," ujarnya.
Baca juga: SGM Eksplor Gandeng Mitra Retail di Yogyakarta, Salurkan Paket Donasi Nutrisi dan Sembako
Berburu Hardtop Hingga Medan, Negosiasi Butuh Proses Panjang
Populasi Hardtop masih mudah ditemui di berbagai daerah di Indonesia meskipun sudah tidak lagi diproduksi sejak 1984. Hal ini tak mengherankan karena banyak orang yang hingga kini tetap mempergunakannya sebagai kendaraan sehari-hari.
"Meski begitu, dalam prosesnya dibutuhkan negosiasi yang cukup panjang dalam berburu Hardtop incaran bahkan bisa sampai 6 bulan. Saya bahkan pernah hunting sampai ke Medan," terang Arayhan.
"Bahkan sampai sekarang, ada satu unit Hardtop incaran yang sudah lebih dari 6 bulan tapi juga belum tembus juga (negosiasinya)," tambahnya.
Tak lupa, Arayhan pun berbagi tips bagi yang tertarik mengoleksi Hardtop sebagai kendaraan klangenannya.
"Kalau cari bahan yang penting bodynya utuh, bisa dilihat dari bagian spakbor belakang, bentuk lipsnya. Kalau itu utuh, bagian lainnya kemungkinan juga utuh, kondisi mesin harus sehat biar tidak terlalu banyak PR-nya," jelas Arayhan. (Han)
Komunitas Vespa 60s Jogja Gelar Touring ‘Road to Jakarta’ |
![]() |
---|
Bengkel dan Komunitas Mobil Tua Ikuti Diskusi Pemecahan Masalah Pewarnaan Modifikasi Kendaraan |
![]() |
---|
Penyegaran Fitur dan Tampilan Hadir di Honda Forza Terbaru |
![]() |
---|
Meriah, Jogja 90’s Festival 2025 Sukses Gaet Pecinta Otomotif dan Nostalgia Era 90-an |
![]() |
---|
Motor Tandem dari Wbike Kustom: Pengendali Justru Duduk di Belakang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.