Pria Klaten yang Menghilang 25 Tahun dari Rumah Dikenal Jujur, Ini Kata Kepala Desa

Cerita mengenai kejujuran AA itu, lanjut dia, juga didapat dari sejumlah pedagang Pasar Kepek, Bantul, DIY saat mengantar AA pulang ke rumahnya

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja/Almurfi Syofyan
AA (kiri) bersama ibunya AM saat duduk di depan rumahnya, Jumat (27/1/2023). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - AA (38) warga Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang sempat menghilang selama 25 tahun dari rumah, dikenal sebagai sosok yang jujur.

Hal itu diceritakan oleh Mujahid Jariyanto, Kepala Desa dimana tempat AA berasal.

"Pedagang Pasar Kepek (Bantul, DIY) senang dengannya karena AA ini jujur," ujar Kepala Desa Sidowayah, Mujahid Jariyanto saat berbincang dengan TribunJogja.com di rumah AA, Jumat (27/1/2023).

Cerita mengenai kejujuran AA itu, lanjut dia, juga didapat dari sejumlah pedagang Pasar Kepek, Bantul, DIY saat mengantar AA pulang ke rumahnya, Rabu (25/1/2023).

Saat itu, pedagang bercerita jika ada uang yang jatuh AA selalu memberitahu pemilik uang tersebut.

"Cerita dari pedagang, kalau ada uang pengunjung pasar atau pedagang yang jatuh di kasih tahu oleh AA," katanya.

"Karena kejujuran dan mau disuruh membuat pedagang sayang sama dia dan sering di kasih jajan atau dibelikan nasi," tambahnya.

Ia mengatakan, kemungkinan besar AA berada di Pasar Kepek lebih dari 20 tahun karena dikatakan sejumlah pedagang, berada di sana sejak kecil hingga besar seperti sekarang.

"Saat pergi dari rumah nggak ada membawa apa-apa, cuma pakaian di baju. Terus temannya ketemu di Stasiun Solo Balapan dan AA bagaimana bisa sampai Bantul ya kita nggak tahu," ucapnya.

Ia mengatakan, selama tinggal di Pasar Kepek Bantul, AA tidur di los atau kursi-kursi kios.

"Saat mengantarkan AA ini pulang, pedagang pasar Kepek pada nangis. AA juga nggak mau di tinggal di rumahnya, tapi pedagang akhirnya pergi sendiri-sendiri hingga AA tak menyadari," jelasnya.

Selama dua hari di rumah ini, sebenarnya AA sempat bilang mau pergi ke pasar.

"Tapi ya karena saat ini dalam kondisi sakit di kakinya sehingga butuh perawatan dulu. Fokusnya untuk kesehatan dulu, bidan setiap pagi sudah saya minta untuk membersihkan luka di kakinya," jelasnya.

Selain itu, kata dia, untuk data kependudukan AA juga akan diurus agar bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.

"Kalau psikisnya akan kita dampingi dari desa sama buk dokter," ucapnya.

Sementara itu, AM (67) orang tua AA mengatakan selama dua hari di rumah, anaknya lebih banyak beristirahat.

"Sekarang aktivitasnya, istirahat dulu selama dua hari ini. Adaptasi lagi, tapi sama  saya dan anggota keluarga yang lain dia masih ingat," ujar AM (67) orang tua AA saat TribunJogja.com temui di rumahnya.

Menurutnya, kesehatan dari AA juga sedang dipantau oleh bidan desa, selama dua hari ini bidan desa selalu rutin mengecek kesehatan mulai dari mengukur tensi, cek kadar gula darah, kolesterol dan lain sebagainya.

Ia menyebut saat ini, kaki dari AA sedang dalam kondisi sakit akibat terkena paku sehingga harus diperban agar tidak infeksi.

"Besok akan dibawa Pak Lurah ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut," katanya.

Diakui AM, putra bungsunya itu masih mengenali beberapa tetangganya yang sewaktu kecil sering bermain dengannya.

Namun, AA sempat lupa dengan beberapa nama tapi masih mengenali wajahnya

"Kalau wajahnya mas AA ini tahu, kadang lupa sama nama saja. Saya semalam di panggil ibu dan itu bikin haru," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved