Arti dan Makna Puisi Goenawan Mohamad Berjudul Saya Cemaskan Sepotong Lumpur

TRIBUNJOGJA.COM - Goenawan Mohamad adalah penyair dengan suasana hati yang tangguh yang bisa dilihat dari struktur setiap makna puisinya yang mempesona.

Goenawan Moehamad sangat pantas dilabeli sebagai salah satu sastrawan terkemuka karen karya-karyanya banyak memengaruhi penyair lintas generasi bahkan hingga sekarang.

Baca juga: Kumpulan Puisi Indah Bertemakan Tentang Perasaan dan Malam Hari

Salah satu karyanya yang cukup epik dalam sajian kalimatnya yang estetik ialah puisi berjudul “Saya Cemaskan Sepotong Lumpur”, berikut isi puisi beserta maknanya:

SAYA CEMASKAN SEPOTONG LUMPUR

Saya cemaskan sepotong lumpur di koral halaman

Saya cemaskan sepotong daun di koral halaman

Saya cemaskan kau, malam yang mengigau dengan gerimis tak kelihatan

1978

Langsung melihat di baris pertama, kita akan disuguhi kata pertama kedua di kalimat pertama yang memberi kesan dari perasaan gundah-gulana, takut dan tertekan.

Pada kata selanjutnya, "sepotong lumpur di koral halaman" yang disinilah kita akan mendapati ciri khas seorang Goenawan Mohamad.

"Lumpur" bisa diinterpretasikan menjadi sebuah rintangan dan hal-hal yang tak diinginkan.

"Koral" bisa bermakna kerikil, batuan karang ataupun lapangan yang terkurung pagar.

Lalu bagaimana relevansi keduanya?

Goenawan mencoba mengartikan suasana batinnya yang tengah tak menentu sebab ada sesuatu yang dirasa sedang mencoba melawan ketenangannya dari lingkup yang cukup dekat (koral halaman) dalam kehidupannya.

Baca juga: Puisi Goenawan Mohamad Bermetafora Alam dengan Judul Dalam Kemah

Di baris kedua kata "lumpur" berubah menjadi "daun", dalam pemahaman penulis, seringkali diartikan sebagai sebuah gejolak, kelenjar kesabaran, lingkaran atau naungan yang mengelilinginya.