Fenomena Jajanan Chiki Ngebul, dr Raudi Akmal : Hati-hati adalah Kuncinya

Chiki ngebul atau dikenal dengan sebutan Cikibul atau cibul atau ice smoke adalah makanan ringan yang diberi campuran nitrogen cair.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Anggota Komisi D DPRD Sleman yang juga seorang dokter, dr Raudi Akmal. 

TRIBUNJOGJA.COM - Chiki Ngebul (Cikbul), jajanan anak yang saat ini sedang viral ternyata telah membawa korban di wilayah Sleman.

Sedikitnya dua anak di Kalurahan Tegaltirto, Berbah, harus dilarikan ke Puskesmas Berbah setelah mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi Cibul.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui Dinas Kesehatan Sleman bersama BPOM juga telah turun ke lapangan untuk melakukan monitoring penjaja makanan Cikbul.

Chiki ngebul atau dikenal dengan sebutan Cikibul atau cibul atau ice smoke adalah makanan ringan yang diberi campuran nitrogen cair.

Campuran nitrogen cair pada makanan ini menghasilkan efek berasap dan memberikan sensasi dingin pada makanan.

Nitrogen cair ini sebenarnya tidak beracun, tetapi dapat menyebabkan kerusakan parah pada saluran pencernaan.

Kerusakan itu dapat berupa terperangkapnya udara dalam jumlah besar dalam rongga perut dan paru, akibatnya bisa terjadi peregangan organ paru atau pencernaan menyebabkan luka atau lubang pada usus atau lambung.

Dampak kesehatan yang juga timbul bisa membuat seseorang sesak napas.

“Nitrogen cair itu kan awalnya digunakan untuk membekukan dan mengawetkan bahan makanan, namun ya makin kesini bahan kimia ini memang menjadi daya tarik makanan dan minuman ringan, termasuk chiki ngebul atau ice smoke” ujar dr Raudi Akmal, Anggota Komisi D DPRD Sleman yang juga seorang dokter.

Menurut Raudi Akmal, kejadian ini juga pernah terjadi di negara lain seperti Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, India bahkan Departemen kesehatan di seluruh negeri juga telah menyatakan keprihatinannya terhadap jenis makanan baru ini.

Pada 2018 lalu, makanan ini laris di beberapa negara dengan nama Dragon Breath atau “napas naga”, yaitu makanan sereal atau kue yang dicelupkan ke dalam nitrogen cair untuk menghasilkan awan uap saat makanan dikonsumsi.

Namun ketika kasus perforasi lambung dan insiden luka bakar setelah mengonsumsi makanan ini bermunculan, FDA (Food and Drug Administration) kemudian membuat larangan mengonsumsi makanan ini.

“nitrogen cair ini memiliki titik didih sangat rendah -196°C dan berbentuk gas. Meskipun nitrogen cair tidak beracun, ia dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit dan organ dalam jika salah penanganan atau tertelan secara tidak sengaja” jelas dr Raudi Akmal.

Hati-hati adalah kuncinya, menikmati makanan yang baru dan unik tentu penting, tetapi ketika tren itu lebih berbahaya dibanding kesenangan, mungkin perlu menghindarinya.

Meskipun semua stakeholder baik itu Kemenkes dan juga Pemerintah Kabupaten sudah aktif melakukan pengawasan terhadap penjualan makanan ini, tapi peran orangtua juga dibutuhkan untuk hati-hati dalam memberikan pangan (makanan) bagi anaknya, terutama karena anak anak ini masih dalam pertumbuhan.

dr. Raudi Akmal juga menyampaikan bahwa efek buruk yang sama juga bisa terjadi pada orang dewasa bila mengonsumsi chiki ngebul yang mengandung nitrogen cair yang bersifat korosif atau melukai saluran cerna.

Namun memang dapak pada anak lebih besar karena mukosa ususnya lebih tipis dibanding orang dewasa.

“Jadi semua tetap harus hati-hati” ujar dr. Raudi Akmal.

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved