Wonderful Riau Island
Mengapa Kota Tanjungpinang Kepri Disebut Gurindam Dua Belas? Begini Kisahnya
Inilah alasan mengapa Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, dijuluki Kota Gurindam Dua Belas. Simak isi Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji berikut.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Alifia Nuralita Rezqiana
TRIBUNJOGJA.COM - Tanjungpinang adalah Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang juga sering disebut sebagai Kota Gurindam Dua Belas.
Ada kisah sejarah yang melatarbelakangi penamaan Kota Gurindam Dua Belas untuk Tanjungpinang.
Melansir Kompas.id, alasan mengapa Kota Tanjungpinang disebut Kota Gurindam Dua Belas, berhubungan erat dengan sosok Pahlawan Nasional Indonesia, Raja Ali Haji.
Baca juga: Pantai Pelawan di Kepulauan Riau, Wisata Murah Meriah Namun Sangat Indah
Baca juga: Kenalkan Pariwisata di Kepri, HDCI Gelar Touring ke Destinasi Unggulan Batam-Bintan-Tanjungpinang
Ia merupakan seorang sastrawan, sejarawan, dan cendekiawan yang memiliki nama lengkap Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad.
Mengutip Riau.go.id, Raja Ali Haji lahir di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau pada 1809.
Karya tulis Raja Ali Haji yang paling terkenal adalah puisi lama berjudul “Gurindam Dua Belas” atau “Gurindam 12”.
Raja Ali Haji tidak hanya lahir di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepri. Ia juga dimakamkan di sana.
Lokasi makam Raja Ali Haji berada di Jalan Pendidikan, Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang, Kota Tanjungpinang, Kepri.
Karena Kota Tanjungpinang adalah tempat kelahiran dan juga tempat peristirahatan terakhir Raja Ali Haji, maka kota ini dijuluki Kota Gurindam Dua Belas, merujuk pada karya paling legendaris semasa hidup Raja Ali Haji.
Sejarah singkat Gurindam Dua Belas

Diwartakan Kompas.com, Raja Ali Haji selesai menulis Gurindam Dua Belas pada 23 Rajab tahun 1263 Hijriah atau pada tahun 1846 Masehi.
Ide menulis Gurindam Dua Belas bermula ketika Raja Ali Haji merasa prihatin dengan kondisi masyarakat Melayu di Kerajaan Riau-Lingga.
Saat itu, pengaruh negara barat sudah masuk ke Indonesia. Terjadilah pergeseran nilai-nilai kehidupan masyarakat Melayu yang bertentangan dengan Islam.
Itulah mengapa, Raja Ali Haji menulis Gurindam Dua Belas yang terdiri dari 12 pasal.
Melalui karya Gurindam Dua Belas, Raja Ali Haji ingin berpesan agar masyarakat memelihara dan mempertahankan eksistensi agama dan budaya Islam yang menjadi pegangan hidup bagi masyarakat Melayu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.