Berita Bantul Hari Ini

Pemkab Bantul Bangun SPAMDes dan SPALD di 15 Kalurahan untuk Kualitas Air yang Lebih Baik

Sejauh ini sudah ada tujuh padukuhan yang sudah terlayani SPAMDes sehingga tinggal tersisa sembilan padukuhan yang belum memiliki layanan air bersih.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memeriksa Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) di Dusun Dukuh, Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Selasa (27/12/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM - Selama tahun 2022, Pemkab Bantul telah membangun belasan Sistem Penyediaan Air Minum Perdesaan ( SPAMDes ) dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik ( SPALD ).

Diharapkan akan semakin banyak desa atau kalurahan yang tercukupi kebutuhan air minumnya, termasuk mendapatkan jaringan air limbah yang memadai yang tujuan akhirnya adalah mengangkat derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bantul .

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul , Aris Suharyanta mengatakan, pembangunan SPAMDes dan SPALD ini menggunakan program dana alokasi khusus (DAK).

Pembangunan ini didasarkan atas proposal permohonan bantuan dari masyarakat melalui pemerintahan Kalurahan yang diajukan ke Dinas PUPKP dan telah dilaksanakan verifikasi terlebih dahulu.

Baca juga: Menilik Potensi Desa Wisata Mandiri Budaya Sabdodadi di Bantul

Di tahun ini ada 7 kalurahan yang telah dibangun SPAMDes yakni  Kalurahan Caturharjo, Srigading, Bangunjiwo, Sendangsari, Selopamioro , Seloharjo dan Srimartani.

Sedangkan untuk SPALD ada 8 kalurahan yakni Pleret, Segoroyoso, Seloharjo, Tirtosari, Wonokromo, Wukirsari, Terong dan Patalan.

“Semua usulan yang diajukan dapat disetujui dan dapat didanai melalui program DAK. Total anggaran untuk SPAMDes di tujuh kalurahan sebesar  Rp 2,74 miliar dan total anggaran untuk membangun delapan SPALD  sebesar Rp 3,85 miliar,” ujarnya, Selasa (27/12/2022).

Pelaksanaan pembangunan dikerjakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang ditetapkan dengan SK lurah dan telah dilaksanakan selama 9 bulan mulai dari Maret-November 2022.

Dimulai dari penyusunan rencana kerja masyarakat (RKM), pelaksanaan konstruksi, penyerahan hasil pekerjaan dan operasional pemeliharaan.

Lingkup pekerjaan untuk program DAK bidang air minum ini yakni pembuatan sumur bor dalam, pembangunan reservoir, pemasangan jaringan perpipaan dan pemasangan sambungan rumah (SR).

Lebih lanjut Aris menjelaskan, target output untuk air minum sebanyak 548 SR dan dapat direalisasikan sebanyak 617 SR.

Baca juga: Pemkab Bantul Berikan Penghargaan Kepada 622 Penghafal Al-Quran

Sedangkan target output bidang sanitasi sebesar 408 SR dan dapat terealisasi sebanyak 445 SR.

Berdasarkan hasil pekerjaan ini, maka pelaksanaan program DAK bidang air minum dan sanitasi mampu melampaui target yang telah ditetapkan dan dapat memberikan cakupan pelayanan yang lebih banyak dari yang telah ditargetkan.

“Diharapkan dengan terbangunnya infrastruktur air minum dan sanitas ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat serta dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui akses air minum dan sanitasi yang lebih baik,” ungkapnya.

Sementara itu Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan  kebutuhan air minum di Kabupaten Bantul masih belum terpenuhi 100 persen, sehingga pihaknya akan terus melanjutkan program ini.

“Di desa-desa yang tidak terjangkau oleh jaringan PADM, ini akan kita bangun SPAMDes, karena untuk membangun jaringan pipa sampai ke desa butuh investasi besar,” ucapnya.

Sementara SPALD juga disebutnya sebagai kebutuhan yang sangat mendesak.

Terlebih ia mendapat laporan dari Dinas Kesehatan bahwa setelah melakukan pengujian sampel-sampel air terutama di pemukiman padat telah ditemukan unsur bakter e coli yang cukup tinggi.

“Ini karena air limbah dengan sumber air minum itu berhimpitan dan masyarakat kurang menyadari hal itu. sehingga SPALD komunal semacam ini penting agar setiap rumah tidak membangun IPAL (instalasi pengolahan air limbah)-nya masing-masing. Atau bisa dibalik, SPAMDes dibangun agar setiap rumah tidak mengebor air bawah tanah,” ucapnya.

Bupati menilai bahwa air bawah tanah haruslah dihemat dan air permukaan dapat digunakan setelah sebelumnya disaring sehingga layak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehar-hari.  

“Program ini untuk kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup kita,” tambahnya.

Baca juga: Pemkab Bantul Kerahkan Inseminator untuk Menambah Populasi Sapi

Sedangkan Lurah Seloharjo, Mahardi Badrun menyatakan bahwa tahun ini di Seloharjo telah dibangun satu SPAMDes dan satu SPALD dengan total anggaran Rp 1 miliar.

Di tahun depan, akan kembali dibangun SPALD .
 
“Kalau di Seloharjo, khususnya air bersih, sangat dibutuhkan, karena setiap kemarau masyarakat masyarakat pasti banyak meminta bantuan air bersih,” ucapnya.

Sejauh ini sudah ada tujuh padukuhan yang sudah terlayani SPAMDes sehingga tinggal tersisa sembilan padukuhan yang belum memiliki layanan air bersih tersebut.

“Berharap pemerintah dapat memfasilitasi air bersih, soalnya kalau mau membuat sumur harus kedalaman 130 meter. Saat ini dari tujuh padukuhan masing-masing melayani 50 SR ada juga yang 90 SR,” jelasnya.( Tribunjogja.com

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved