Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Ada 'Wadah' Baru, Sineas Jogja Ditantang Munculkan Karya Terbaiknya
FlipFlopTV , penyedia layanan streaming lokal yang siap mewadahi karya para sineas lokal berkreasi.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - DI Yogyakarta selama ini dikenal dengan segudang potensi di dunia seni budaya, mulai dari klasik, hingga kontemporer.
Pemerintah daerah di tingkat kabupaten kota dan provinsi pun begitu getol memberi dukungan bagi para seniman lokal.
Tak terkecuali di dunia perfilman, di mana deretan sineas kondang yang sudah melalang buana sampai kancah internasional lahir dari Yogyakarta .
Potensi itu pun didorong FlipFlopTV , penyedia layanan streaming lokal, yang siap mewadahi karya para sineas.
Presiden Direktur FlipFlopTV , Ricardo Tobing berujar, Yogyakarta bagaikan spektrum besar dunia perfilman tanah air dengan sejarah yang begitu panjang.
Baca juga: Enam Film Karya Sineas Anak Bangsa ini Siap Menembus Layanan Streaming Lokal
Maka, dirinya pun ingin menantang para sineas di Yogya, untuk ambil bagian dalam proyek besarnya.
Sebagai informasi, FlipFlopTV sendiri secara resmi diluncurkan di Jogja Nasional Museum (JNM), Selasa (20/11/22) pagi.
Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam X, sutradara Hanung Bramantyo, serta penulis dan produser Djenar Maesa Ayu, turut hadir.
"Istilahnya kami ingin men-challenge sineas-sineas dari Yogyakarta , karena kekuatan komunitasnya luar biasa sekali, dengan begitu banyak karya film yang sudah diakui secara internasional," urainya.
Ricardo mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan sineas, konten kreator Indonesia, hingga para pelaku industri lokal, dalam menggarap layanan streaming.
Lewat langkah yang ditempuhnya, diharapkan film Indonesia dapat menjadi jawara di negeri sendiri, dengan kedekatan cerita di benak pemirsa.
Dijelaskannya, pada Agustus lalu, pihaknya pun telah menggelar skrining film produksinya berjudul 'Noda Ranjang Membekas' di Yogyakarta.
Tak disangka, kegiatan tersebut mampu menarik antusiasme komunitas, untuk terlibat dalam proyeknya.
"Dalam beberapa hari saja, kita sudah mendapatkan feedback, menerima pengajuan konsep dan lain-lain. Mereka tanyakan cara untuk bekerja sama. Tentu, pintu kita buka seluas-luasnya," cetusnya.
Melalui fasilitasi tersebut, ia meyakini, kesan Jakarta sentris yang selama ini masih menghantui para sineas bisa terkikis.
Pasalnya, bakat-bakat sineas di daerah yang masih terpendam karena keterbatasan, dapat disalurkan lewat sepak terjang FlipFlopTV .
"Karena pasti banyak yang hanya konseptor, atau penulis saja, yang bingung, idenya itu mau diapakan. Makanya kita datang ke mereka, kebutuhannya apa, lalu apa yang bisa dibantu," ujar Ricardo.
"Tapi, tidak melulu kita beli IP (Intellectual Property) kamu segini, saya rasa seni bukan sesuatu yang bisa dipres-pres begitu. Bagaimanapun kami berusaha untuk memperbaiki ekosistem," imbuhnya.
Sementara itu, sutradara asal Yogyakarta, Hanung Bramantyo, menambahkan, melihat progres karya dari sineas nasional, dirinya optimis dengan masa depan perfilman tanah air.
Baca juga: Sudah Disaksikan 288.108 Penonton, Film Qorin Angkat Narasi Mistis yang Dekat dengan Budaya
Terlebih, saat ini bermunculan sineas muda jempolan dari banyak daerah.
"Kalau kita bicara Yogyakarta , oasenya itu muncul saat pemerintah menggelontorkan dana keistimewaan untuk mendukung perfilman," ungkapnya.
Lewat program tersebut, lahir salah satu film pendek 'Tilik' karya Wahyu Agung Prastyo, yang tempo hari mengguncang media sosial.
Bahkan, pemirsanya di Youtube mencapai 27 juta, serta berujung kontrak series dari salah satu platform TV digital.
"Artinya, tanpa adanya platform pun sebenarnya gerakan membuat film itu memang sudah ada. Nah, sekarang tinggal kanalnya mana saja. Kemudian, platform digital harus konsisten," urainya.
"Klausul-klausul perihal IP juga harus diperhatikan, karena rata-rata beli putus, finansial 100 persen milik pemodal. Jadi, diambil semua. Padahal, sejatinya banyak opsi itu," tambah Hanung. ( Tribunjogja.com )