Antisipasi Darurat Sampah 2023, Pemkot Yogya Gencarkan Sosialisasi Gerakan Zero Sampah Anorganik

Program zero sampah anorganik tersebut harus segera dijalankan untuk menghindarkan Kota Yogyakarta dari situasi darurat sampah.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/Azka Ramadhan
Pengumuman larangan pembuangan sampah anorganik di salah satu depo di Kota Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sosialisasi terus digencarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta terkait gerakan zero sampah anorganik yang bakal diterapkan mulai 2023 mendatang.

Kalangan Eksekutif menilai, program tersebut harus segera dijalankan untuk menghindarkan Kota Yogyakarta dari situasi darurat sampah.

Kepala DLH Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto, menyampaikan usia teknis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan diperkirakan hanya sampai 2023.

Sementara, alokasi sampah dari Kota Pelajar menuju TPA di Kabupaten Bantul tersebut mencapai 260 ton per hari dan jadi yang paling tinggi di DIY.

Padahal, Kota Yogyakarta dengan luas wilayah yang sangat terbatas, tidak memiliki lahan memadahi untuk melakukan pengolahan besar-besaran, sampai harus melirik lokasi di kabupaten tetangga.

Oleh sebab itu, gerakan zero sampah anorganik menjadi pilihan yang paling realistis dan bisa segera bergulir.

"Ini sifatnya adalah gerakan, yang harus dilaksanakan oleh berbagai komponen, tanpa terkecuali, ya, dalam rangka menekan pembuangan sampah anorganik di Kota Yogya," ujarnya, Minggu (18/12/2022).

Karenanya, sosialisasi teknis mengenai gerakan zero sampah anorganik pun digencarkannya bagi kalangan masyarakat di wilayah, dengan harapan mereka bisa segera beradaptasi.

Menurutnya, sosialisasi ini lebih ditekankan soal cara-cara sederhana untuk melakukan pengelolaan sampah di level rumah tangga.

"Selama ini, kami juga sudah menyiapkan pengelola bank sampah di lingkungan warga masyarakat, untuk mendukung keberlangsungan gerakan zero sampah anorganik di Kota Yogyakarta," jelasnya.

"Kami lakukan pendekatan, mempertemukan bank sampah, pemulung, pelapak, RW, serta penggerobak. Sosialisasi dan pelaksanaannya akan beriringan terus. Ya, kita lihat saja progresnya, pada triwulan pertama nanti seperti apa," imbuh Sugeng. (*) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved