Berita Klaten Hari Ini

Warga di Klaten Bangun Rumah Tiga Lantai Setelah Diguyur Uang Ganti Rugi Tol Yogyakarta-Solo

Puluhan warga terdampak Tol Yogyakarta-Solo di Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah telah memiliki rumah baru.

Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Almurfi Syofyan
Penampakan sejumlah rumah baru di RT 18 RW 09 Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Selasa (13/12/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Puluhan warga terdampak Tol Yogyakarta-Solo di Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah telah memiliki rumah baru.

Beberapa warga di antaranya memilih membangun rumah di bekas tanah miliknya yang tak semuanya kena gilas tol.

Rumah-rumah baru yang dibangun itu terlihat beragam, mulai dari satu lantai, dua lantai bahkan ada juga yang membangun rumah hingga tiga lantai.

Baca juga: Akses Pantai Siung Gunungkidul Kembali Normal Setelah Sempat Tertutup Longsor

Kepala Desa Brangkal, Haryanto mengatakan di desa yang ia pimpin terdapat satu pemukiman yang kena terjang proyek jalan bebas hambatan itu, yakni di RT18 RW 09.

"Tidak semuanya kena tol tapi sekitar 25 rumah saja yang kena dan nanti itu posisi tol membelah kampung," ujarnya saat TribunJogja.com temui di desa itu, Selasa (13/12/2022).

Ia menjelaskan, proses pembayaran uang ganti rugi (UGR) bagi tanah terdampak tol sudah dilakukan sejak tahun 2021 yang lalu.

Tanah warga yang kena tol beberapa ada yang bersisa dan warga kemudian membangun rumah baru di atas tanah tersebut.

Selain itu, ada juga warga yang membeli tanah baru di sekitar RT 18 itu.

Alasannya, karena sudah terlanjur nyaman dengan lingkungan sehingga tak mau pindah keluar kampung.

"Ganti tol ini warga mendapat berkah, tanahnya yang lama kena tol terus beli tanah baru dan bangun rumah baru," ucapnya.

Menurutnya, beberapa warga yang membangun rumah baru tersebut ada juga yang bangun rumah hingga tiga lantai.

"Warga yang sebelumnya rumahnya biasa saja tapi setelah menerima UGR tol rumahnya jadi dua lantai bahkan tiga lantai," ucapnya.

Kemudian, kata dia, rumah baru di RT 18 RW 09 itu saat ini berjumlah sekitar 25 rumah.

Menurut Haryanta, satu patok sawah yang kena tol, UGR-nya bisa untuk membeli tiga patok sawah sehingga UGR itu menguntungkan warga.

"Ganti rugi sawah satu patok itu uangnya bisa dapat tiga patok sawah, ini ganti untung," imbuhnya.

Seorang warga, Muh Fauzan yang tanahnya ikut terkena tol menyebut sudah membuat rumah baru dengan tiga lantai.

"Saya bangun rumah di tanah saya yang lama, itu kan tanahnya nggak semuanya kena tol jadi ada sisa, saya bangun tiga lantai biar luas," ucapnya.

Baca juga: Sebanyak 1,37 Persen Penyaluran Bansos Bagi KPM di Kulon Progo Belum Terserap

Menurutnya, meski nantinya rumah tersebut bakal bersebelahan dengan jalan tol, namun ia tetap akan tinggal di rumah itu sebab sudah terlanjur nyaman dengan lingkungan.

"Ya nanti rumah ini akan bersebelahan dengan jalan tol, tapi ya mau gimana lagi," ucapnya.

Ia mengatakan, di RT 18 RW 09 itu tak hanya rumah yang kena terjang tol, satu musala juga ikut kena gilas tol.

"Tapi musala itu belum dibayarkan UGR-nya, informasinya masih proses," imbuh dia. (Mur)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved