Bencana Alam

Update Data Bencana di Wilayah DIY yang Dipicu Hujan Lebat pada Senin Kemarin, Ada Longsor, Banjir

Bencana alam yang melanda sejumlah daerah di DIY di antaranya banjir, tanah longsor dan angin kencang.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM / Sri Cahyani Putri Purwaningsih
Warga di Dusun Kalimenur, Kalurahan Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo sedang membersihkan sisa lumpur yang terbawa luapan air Sungai Papak, Selasa (6/12/2022). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Hujan lebat disertai angin kencang mengguyur sebagian besar wilayah di DIY pada Senin (5/12/2022) kemarin memicu terjadinya bencana alam di sejumlah titik.

Bencana alam yang melanda sejumlah daerah di DIY di antaranya banjir, tanah longsor dan angin kencang.

Di wilayah Gunungkidul, hujan lebat yang mengguyur pada Seni (5/12/2022) kemarin memicu terjadinya bencana tanah longsor di sejumlah lokasi.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, tercatat ada 12 titik yang mengalami tanah longsor.

Bencana tanah longsor ini terjadi di Kapanewon Patuk dan Gedangsari.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Gunungkidul Sumadi menyampaikan setidaknya ada 12 lokasi longsor yang dilaporkan.

"Seluruhnya terjadi kemarin, termasuk 2 titik mengalami dampak akibat angin kencang," ujarnya dihubungi pada Selasa (06/12/2022).

Menurut Sumadi, longsor terjadi di Kapanewon Patuk dan Gedangsari masing-masing 6 lokasi.  Ada 7 rumah warga di Patuk pun terdampak longsor, termasuk jalan akses setempat.

Sementara di Gedangsari, sejumlah akses jalan tertutup material longsor. Material longsor juga mengenai beberapa rumah warga.

"Sedangkan angin kencang dilaporkan terjadi di Purwosari dan Paliyan," kata Sumadi.

Ia mengatakan angin kencang di Purwosari menyebabkan 5 rumah rusak ringan pada bagian atap. Sementara di Paliyan 1 rumah rusak ringan akibat terkena pohon tumbang.

Sumadi mengatakan warga di tiap lokasi sudah melakukan penanganan sementara setelah kejadian kemarin. Pagi ini, kerja bakti untuk membersihkan dampak longsor dan angin kencang juga dilakukan.

"Penanganan sebagian besar dilakukan dengan gotong royong masyarakat," katanya.

BPBD Gunungkidul turut memberikan dukungan untuk penanganan. Termasuk peralatan seperti terpal untuk pengaman, alat kerja bakti, hingga logistik permakanan untuk kerja bakti.

Salah satu wilayah yang dampak longsornya cukup parah adalah Pedukuhan Jatibungkus, Kalurahan Hargomulyo, Gedangsari. Tanah yang longsor memiliki tinggi 10 meter dan panjang 7 meter.

Kusmiyanto dari Tagana Gedangsari melaporkan longsor menutup jalan setempat sehingga tidak bisa dilewati kendaraan. Sekitar 7 Kepala Keluarga (KK) pun sempat terisolir akibat longsor ini.

"Kerja bakti pembersihan longsor dilakukan pagi ini bersama warga dan relawan," jelasnya.

Sementara itu di wilayah Kulon Progo, hujan lebat yang mengguyur pada Senin kemarin memicu terjadinya bencana banjir di Padukuhan Kalimenur, Kapanewon Sentolo.

Hujan lebat menyebabkan Sungai Papak meluap dan menggenangi puluhan rumah milik warga di Padukuhan Kalimenur, tepatnya di RT 8 RW 4.

Kepala Dukuh Kalimenur, Eko Yulianto mengatakan, banjir melanda wilayah Kalimenur sehabis Isya.

"Jadi ada Sungai Papak yang meluap kemudian (Dusun Kalimenur) dapat kiriman banjir yang terakhir. Kemarin, ketinggian air berkisar 70 sentimeter (cm) sampai 1 meter (m)," katanya saat ditemui, Selasa (6/12/2022) pagi.

Selanjutnya, warga mengevakuasi barang-barang di rumahnya.

Dampak banjir juga menimbulkan kerugian bagi warga setempat. Pasalnya, hasil panen di sawah ikut terendam banjir. Seperti jagung, gabah dan hasil pertanian lainnya.

Serta banyak peternakan warga yang mati, sekitar 10 ekor ayam dan bebek.

Dikatakan Eko, genangan air yang merendam Dusun Kalimenur sudah surut sekarang ini.

Pasca kejadian tersebut, ia berharap kepada instansi terkait bisa memperbaiki saluran air yang terdapat di Kalurahan Sukoreno untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Warga setempat, Lina Indriyana menyampaikan, tanda-tanda kenaikan air sungai mulai terlihat sebelum Maghrib.

Dirinya mendapatkan informasi air Sungai Papak hampir meluber dari tetangganya.

Selanjutnya, ia langsung menyelamatkan barang-barang berharga yang bisa diselamatkan.

"Saat itu, saya kebetulan di rumah bapak mertua. Alhamdulillah barang berharga bisa diselamatkan. Penghuni rumah mengungsi di lantai 2 karena ada bayi berusia 3 tahun sehingga tidak berani keluar saat air sudah naik," jelasnya.

Pagi ini, warga bergotong-royong mulai membersihkan sisa lumpur yang terbawa luapan air Sungai Papak.

"Tadi sehabis subuh, warga mulai bersih-bersih," ucapnya.

Baca juga: Gunungkidul Alami Longsor di 12 Titik Akibat Hujan Deras Semalaman

10 Orang Dievakuasi

Luapan air Sungai Papak menyebabkan beberapa warga setempat harus dievakuasi.

Kepala Dukuh Kalimenur, Eko Yulianto menyebut, ada 10 warganya yang harus diungsikan ke tempat yang terbebas dari banjir, Senin (5/12/2022) kemarin malam.

Proses evakuasi dibantu oleh petugas SAR gabungan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan, Basarnas Yogyakarta, Kamal Riswandi mengatakan, proses evakuasi dilakukan oleh personil dari Basarnas Yogyakarta dan Unit Siaga Congot yang dilengkapi dengan water rescue.

Warga yang terdiri dari lansia, bayi dan disabilitas dievakuasi dengan menggunakan perahu karet.

"Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi mereka dalam kondisi selamat. Selanjutnya, mereka diserahkan ke petugas PMI Kulon Progo untuk diberikan penanganan medis kemarin," ucapnya. 

Di Bantul, hujan  disertai angin kencang yang melanda melanda tiga kapanewon.

Kepala Pelaksana BPBD Bantul Agus Yuli Herwanta mengungkapkan hujan dan angin kencang menyebabkan pohon tumbang tersebar di tiga kapanewon Kabupaten Bantul.

Seperti di kapanewon Sewon tepatnya di Bangunharjo, terdapat 1 lokasi pohon tumbang, kemudian di kapanewon Pandak di kalurahan Caturharjo sebanyak 3 lokasi dan Triharjo 17 lokasi.

Sementara untuk kapanewon Bambanglipuro ada 1 lokasi pohon tumbang yakni di Kalurahan Sidomulyo.

"Dampak dari kejadian pohon tumbang mayoritas merusak rumah dengan jumlah 12 titik, kemudian menutup akses jalan sebanyak 8 titik, memutus jaringan listrik 3 titik, memutus jaringan telepon ada 2 titik, serta merusak kandang sebanyak 1 titik," ungkapnya. 

Selain pohon tumbang, BPBD Bantul juga mencatat hujan deras menyebabkan robohnya talud di Padukuhan Mojosari RT.04, Wonolelo, Kapenewon Pleret. Dikatakannya, talud dengan panjang 12 meter roboh dan sempat menutup aliran sungai.

"Untuk estimasi kerugian dari hasil penghitungan sementara BPBD Bantul berkisar Rp 25 juta," imbuhnya.

Atas kejadian-kejadian tersebut, warga dibantu relawan dan petugas BPBD, kepolisian dan PLN  bergotong royong melakukan upaya evakuasi pohon tumbang. 


Meskipun belum ada laporan korban jiwa akibat bencana hujan disertai angin kencang tersebut, namun Agus Yulitetap meminta kepada masyarakat untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terkait dengan potensi yang ada di wilayah masing-masing.

Termasuk untuk ke depannya dapat memangkas pohon yang rimbun, terlebih potensi hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan. 

"Dengan demikian daya tekan angin akan kecil sehingga kemungkinan pohon tumbang juga kecil," ucapnya.

Pihaknya pun mengimbau agar masyarakat selalu berkoordinasi dengan pemerintah kalurahan, FPRB, lembaga terkait dan jejaring kebencanaan.

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogjakarta Reni Kraningtyas menyampaikan bahwa pada bulan Desember ini intensitas hujan memang diprediksi cukup tinggi dengan curah hujan kisaran 151 - 400 milimeter per bulan. 

Hujan dengan intensitas tinggi juga akan masih melanda hingga awal tahun 2023 nanti.  

Diperkirakan curah hujan pada Januari 2023 meningkat dengan kategori sangat tinggi berkisar 301-500 milimeter per bulan.

Sementara untuk bulan Februari 2023 masuk kriteria menengah - tinggi dengan kisaran 201 - 500 milimeter per bulan.

"Memasuki bulan Januari hingga Februari sebagian wilayah di DIY diprediksi sudah menghadapi puncak musim hujan," terangnya.

Di wilayah Sleman, hujan deras menyebabkan sungai di wilayahnBejen, Caturharjo, Sleman meluap.

Akibatnya dua rumah terdampak luapan air sungai.

Air masuk ke dalam rumah hingga ketinggian 15 centimeter. (scp, nto, alx)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved