Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Sendratari Maharatu Pramodawardhani, Kisahkan Ratu Kerjaan Medang Pendiri Candi Borobudur
Sendratari Maharatu Pramodawardhani menyadur referensi gerak dari Siwa Pandawa yang terpahat di pagar luar Candi Siwa Prambanan.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Sendratari, kata dia, bisa disuguhkan kepada masyarakat terutama wisatawan yang mencari wisata budaya.
Jumlah penari yang dibutuhkan untuk memainkan sendratari ini sekitar 50 orang.
Ia berharap Sendratari Maharatu Pramowardhani ini bisa populer seperti Ramayana yang tak dibikin oleh India.
"Kita enggak tahu Ramayana yang merupakan cerita dari India kok begitu populer, kita yang memiliki cerita fakta menarik tentang Pramowardhani tapi tidak ada yang tahu," ujarnya.
Pencipta Sendratari Maharatu Pramodawardhani, Nurkotimah menjelaskan, sendratari ini akan menggambarkan sosok Pramodhawardani yang cantik.
Cerita yang dibentuk sebagai sendratari sudah melewati serangkaian pengkajian dari para ahli sejarah.
Contohnya, dari sisi gerak tarian, sendratari menyadur referensi gerak dari Siwa Pandawa yang terpahat di pagar luar Candi Siwa Prambanan.
Musik sendratari, dijelaskannya, juga mengambil referensi utama dari Candi Prambanan yang kemudian dipadukan dengan musik etnik era saat ini.
"Sendratari ini dibuat berdasarkan kajian sejarah abad 8 dan 9 Masehi. Selain itu pada penggambaran relief Candi Prambanan dan Candi Sewu. Yang akan selalu ada dari sendratari adalah kisah perangnya juga," katanya.
Perihal kostum, dia menjelaskan, busana yang dikenakan penari Sendratari Maharatu Pramodawardhani didasarkan pada pahatan relief warna alam.
Baca juga: Kisah Mbah Yono yang Namanya Diabadikan dalam Prasasti Bersama 600 Pemugar Candi Borobudur
Pencipta juga menyesuaikan dengan pakaian kerajaan yang menggunakan batik tulis dengan motif arca Dewa Syiwa.
“Untuk tokoh bangsawan dalam sendratari nantnya juga bisa menggunakan batik jumputan. Sedangkan, pemain bisa pakai motif sibori,” jelasnya.
Ahli Arkeometalurgi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Timbul Haryono mengungkap, cerita sejarah ini harus disampaikan ke lebih banyak kalangan, tidak sebatas akademisi saja.
Menurutnya, masyarakat kini hanya mengetahui bukti bangunan, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, tapi jarang yang mengetahui bagaimana cerita lengkapnya.
"Sendratari Pramodawardhani akan membawa pesan khusus berkaitan dengan perempuan yang sudah memegang peranan penting," ujarnya.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setya Aji mengungkapkan, Sendratari Pramodawardhani bisa menjadi alternatif wisata baru di DIY.
Dengan demikian, karya ini bisa melengkapi Sendratari Rama-Sinta yang ditampilkan di Candi Prambanan. ( Tribunjogja.com )