Politik Internasional
Perusahaan Belanda Takkan Ikuti Larangan AS Ekspor Semikonduktor ke China
Pemerintah Inggris menekan perusahaan China menjual kembali mayoritas sahamnya di industri semikonduktor yang berpusat di Wales selatan.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Shapps mengatakan khawatir kemampuan semikonduktor majemuk yang lebih canggih bisa melemahkan kemampuan Inggris.
Shapps juga menyebutkan lokasi pabrik, yang merupakan bagian dari klaster industri perusahaan teknologi yang sangat terspesialisasi di Newport, sebuah kota di Wales selatan.
Langkah Inggris menggambarkan kekhawatiran yang berkembang di barat atas hubungan China dengan teknologi dan infrastruktur penting.
Pekan lalu, pemerintah Jerman memblokir penjualan pabrik semikonduktor ke perusahaan teknologi milik China, dengan alasan masalah keamanan nasional.
AS pada Agustus 2022 memerintahkan dua pembuat chip utamanya, Nvidia (NVDA) dan AMD (AMD), untuk menghentikan ekspor chip kinerja tinggi tertentu ke China.
Tekanan lain juga datang ke perusahaan Korea Selatan. Mereka dilarang mengekspor semikonduktor ke China sebagai prasyarat bergabung aliansi "Chip 4" yang dipimpin AS.
Bagi Korsel, tekanan Washington tidak menghasilkan keuntungan apapun kecuali risiko menyerahkan salah satu pasar semikonduktor paling menguntungkan di dunia kepada pesaing.
Bahkan langkag itu malah bisa menciptakan perselisihan dalam hubungan ekonomi bilateral dengan Beijing.
Menteri Perdagangan Luar Negeri Belanda Liesje Schreinemacher mengatakan Belanda akan membuat keputusan sendiri mengenai penjualan peralatan chip ASML ke China.
"Penting bagi kita untuk membela kepentingan kita sendiri - keselamatan nasional kita, tetapi juga kepentingan ekonomi kita," kata Schreinemacher seperti dikutip Bloomberg.
Tanggapan itu muncul setelah pemerintahan Biden meningkatkan tekanan pada sekutu termasuk Jepang dan Belanda, guna melarang lebih banyak ekspor chip canggih ke China.(Tribunjogja.com/GlobalTimes/CNN/Bloomberg/xna)