Politik Internasional

Perusahaan Belanda Takkan Ikuti Larangan AS Ekspor Semikonduktor ke China

Pemerintah Inggris menekan perusahaan China menjual kembali mayoritas sahamnya di industri semikonduktor yang berpusat di Wales selatan.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Ist
Chipset Xiaomi. AS memimpin upaya menghalangi kecepatan perkembangan industri semikonduktor dan komputer serta IT China. Mereka melarang ekspor semikonduktor canggih ke China. 

TRIBUNJOGJA.COM, BEIJING – Perusahaan Belanda memberi sinyal tidak akan mengikuti larangan ekspor semikonduktor ke China seperti kebijakan AS.

Dikutip dari Global Times, Kamis (24/11/2022), langkah yang kemungkinan besar akan meningkatkan perlawanan Jepang dan Korea Selatan terhadap paksaan AS.

Seorang pejabat Belanda mengatakan, negaranya akan mempertahankan kepentingan ekonominya dalam hal penjualan peralatan chip ke China.

Ini juga sinyal rumah bagi perusahaan chip terkemuka dunia ASML, tidak akan menyerah pada paksaan AS meskipun tekanan meningkat.

Produsen semikonduktor yang berbasis di Belanda ASML mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Global Times mereka tidak ingin berspekulasi atau mengomentari masalah tersebut.

"Ini adalah diskusi antara pemerintah,” tulis mereka dalam siaran pers itu. Pengamat industri mengatakan komentar pemerintah Belanda adalah komentar yang kritis.

Secara eksplisit mereka menyuarakan ketidakpuasan yang meningkat terhadap AS, dan akan memperkuat keputusan negara lain untuk tidak menyerah pada paksaan AS.

Ma Jihua, seorang analis industri telekomunikasi veteran, mengatakan kepada Global Times, pernyataan terbuka Belanda menunjukkan manfaat menolak tekanan AS jauh lebih besar.

ASML tidak menjual litografi ultraviolet ekstrim (EUV) ke China karena mematuhi larangan AS sebelumnya.

Menurut laporan keuangan ASML 2021, pasar China adalah yang terbesar ketiga, menyumbang 14,7 persen dari pendapatan globalnya tahun lalu.

Pada 2021, pengiriman peralatannya ke China menyumbang 16 persen pangsa global.

Tekanan Pemerintah Inggris

Pemerintah Inggris telah memerintahkan perusahaan milik China untuk melepas pengambilalihan pembuat chip terbesar Inggris, dengan alasan masalah keamanan nasional.

Dikutip CNN, pemerintah Inggris juga menekan Nexperia, anak perusahaan Belanda dari pembuat semikonduktor yang terdaftar di Shanghai, Wingtech, menjual setidaknya 86 persen sahamnya.

Tekanan disampaikan Menteri Bisnis, Energi dan Strategi Industri, Grant Shapps. Tekanan ini sejalan kebijakan AS terkait pasokan semikonduktor ke China.

Shapps mengatakan khawatir kemampuan semikonduktor majemuk yang lebih canggih bisa melemahkan kemampuan Inggris.

Shapps juga menyebutkan lokasi pabrik, yang merupakan bagian dari klaster industri perusahaan teknologi yang sangat terspesialisasi di Newport, sebuah kota di Wales selatan.

Langkah Inggris menggambarkan kekhawatiran yang berkembang di barat atas hubungan China dengan teknologi dan infrastruktur penting.

Pekan lalu, pemerintah Jerman memblokir penjualan pabrik semikonduktor ke perusahaan teknologi milik China, dengan alasan masalah keamanan nasional.

AS pada Agustus 2022 memerintahkan dua pembuat chip utamanya, Nvidia (NVDA) dan AMD (AMD), untuk menghentikan ekspor chip kinerja tinggi tertentu ke China.

Tekanan lain juga datang ke perusahaan Korea Selatan. Mereka dilarang mengekspor semikonduktor ke China sebagai prasyarat bergabung aliansi "Chip 4" yang dipimpin AS.

Bagi Korsel, tekanan Washington tidak menghasilkan keuntungan apapun kecuali risiko menyerahkan salah satu pasar semikonduktor paling menguntungkan di dunia kepada pesaing.

Bahkan langkag itu malah bisa menciptakan perselisihan dalam hubungan ekonomi bilateral dengan Beijing.

Menteri Perdagangan Luar Negeri Belanda Liesje Schreinemacher mengatakan Belanda akan membuat keputusan sendiri mengenai penjualan peralatan chip ASML ke China.

"Penting bagi kita untuk membela kepentingan kita sendiri - keselamatan nasional kita, tetapi juga kepentingan ekonomi kita," kata Schreinemacher seperti dikutip Bloomberg.

Tanggapan itu muncul setelah pemerintahan Biden meningkatkan tekanan pada sekutu termasuk Jepang dan Belanda, guna melarang lebih banyak ekspor chip canggih ke China.(Tribunjogja.com/GlobalTimes/CNN/Bloomberg/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved