JPW Sebut Kekerasan Jalanan Masih Jadi Momok di Kawasan Kota Pelajar Yogyakarta
Yogyakarta sebagai kawasan wisata yang kaya dengan nilai kebudayaan sekaligus kota pelajar turut tercoreng atas adanya penganiayaan
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
"Seorang berinisial T warga Jatisari, Playen, Gunungkidul menjadi sasaran kejahatan jalanan. Korban mengalami luka sayatan di bagian tangan kiri akibat sabetan senjata tajam," terang dia.
Selanjutnya, pada 13 Oktober 2022 dini hari seorang pengendara sepeda motor diduga menjadi korban klitih karena dibacok oleh orang tidak dikenal saat berkendara di flyover (jalan layang) Lempunyangan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
Namun hingga kini kasus tersebut tidak ada berita kelanjutan penanganan oleh pihak kepolisian setempat.
Pada pertengahan November 2022 sejumlah pelajar di Yogyakarta saling serang menggunakan senjata tajam karena dendam.
"Ternyata upaya Pemda DIY bersama Polda DIY mengubah istilah klitih menjadi kejahatan atau kekerasan jalanan tidak lantas mengubah Yogyakarta menjadi baik-baik. Terbukti, pasca korban meninggalnya Daffa Adzin Albasith atau korban kekerasan jalanan, aksi-aksi kekerasan atau kejahatan jalanan tetap ada dan seakan tidak ada matinya," ujarnya.
Adanya video kekerasan di Kota Yogyakarta itu juga dinilai dapat berdampak pada kekhawatiran bagi wisawatan.
"Karena lokasinya dekat Malioboro yang merupakan tempat berkumpul orang," pungkasnya. (*)