Muktamar Muhammadiyah
Haedar Nashir, Abdul Mu'ti atau Anwar Abbas Siapa yang Akan Memimpin Muhammadiyah? Berikut Profilnya
Haedar Nashir, Abdul Mu’ti dan Anwar Abbas jadi tiga orang dengan perolehan suara terbanyak pada pemilihan e-voting calon ketua umum PP Muhammadiyah
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Tiga nama menjadi kandidat terkuat calon ketua umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027.
Ketiga nama tersebut yakni Haedar Nashir, Abdul Mu'ti dan Anwar Abbas.
Nama Haedar Nashir, Abdul Mu’ti dan Anwar Abbas menjadi tiga orang dengan perolehan suara terbanyak pada pemilihan e-voting calon ketua umum PP Muhammadiyah.
Pemilihan tersebut digelar Editorium KH Ahmad Dahlan UMS di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Solo pada Minggu (20/11/2022) dini hari.
Sebelumnya, dalam sidang tanwir pra-Muktamar Muhammadiyah sempat mencuat 39 nama yang akan dipilih sebagai calon ketua umum PP Muhammadiyah.
Selanjutnya dari 39 nama, akhirnya terpilih 13 orang, dengan Haedar Nashir di posisi perolehan suara teratas.
Sehingga 26 orang yang sebelumnya masuk 39 calon, tereliminasi.
Adapun ke-13 anggota itu, secara otomatis bisa disebut Calon Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Berikut hasil pemilihan E-voting Anggota PP Muhammadiyah yang sekaligus Calon Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027 :
1. Haedar Nashir : 2.203 suara
2. Abdul Mu’ti : 2.159 suara
3. Anwar Abbas : 1.820 suara
4. Busyro Muqoddas : 1.178 suara
5. Hilman Latief : 1.675 suara
6. Muhadjir Effendy : 1.598 suara
7. Syamsul Anwar : 1.494 suara
8. Agung Danarto : 1.489 suara
9. Saad Ibrahim : 1.333 suara
10. Syafiq A Muchni : 1.152 suara
11. Dadang Kahmad : 1.119 suara
12. Ahmad Dahlan Rais : 1.080 suara
13. Irwan Akib : 1.001 suara
Berikut profil tiga nama teratas calon ketua umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027 :
Haedar Nashir

Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. adalah Ketua Umum Muhammadiyah periode 2015-2020.
Pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, Jumat pagi, 7 Agustus 2015, Haedar Nashir memperoleh suara terbanyak.
Ia berhasil mengumpulkan 1.987 suara, kemudian disusul Yunahar Ilyas sebanyak 1.928, Abdul Mu'ti sebanyak 1.802 suara, Dahlan Rais sebanyak 1.827 suara, dan Busyro Muqoddas sebanyak 1.881 suara.
Ia pun resmi menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah 2015-2020
Di internal Muhammadiyah, dan terutama di kalangan aktivis IMM, nama Haedar Nashir sudah sangat dikenal.
Ia pernah menjadi sekretaris ketika Ahmad Syafii Maarif menjabat ketua umum.
Dilansir Tribunjogja.com dari wikipedia, pria kelahiran Bandung, 28 Februari 1958 ini bergabung dengan Muhammadiyah sejak tahun 1983 dengan nomor anggota 545549.
Pada tahun itu, ia dipercaya sebagai Ketua I Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Di tahun tahun 1985-1990, kariernya meningkat. Haedar menduduki posisi Deputi Kader PP Pemuda Muhammadiyah hingga menjadi Ketua Badan Pendidikan Kader (BPK) dan Pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah.
Dilansir laman resmi ip.umy.ac.id, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si tercatat sebagai Guru Besar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Haedar Nashir dipercaya untuk mengampu Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Yogyakarta.
Sebelumnya Haedar Nashir pernah menempuh pendidikan S1 di STPMD Yogyakarta dengan mengambil Program Studi Ilmu Sosiatri.
Kemudian untuk pendidikan S2, Haedar Nashir memilih Prodi Sosiologi Universitas Gadjah Mada.
Untuk pendidikan S3, Haedar kembali memilih prodi yang sama dengan pendidikan doktoralnya yakni Prodi Sosiologi Universitas Gadjah Mada.
Haedar Nashir saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah berdasarkan Surat Keputusan PP Muhammadiyah Nomor 124/KEP/I.0/D/2015.
Tak hanya itu, Haedar Nashir juga tercatat sebagai angota beberapa organisasi profesional, di antaranya:
- Asosiasi Dosen Ilmu Pemerintahan Seluruh Indonesia (ADIPSI) sejak 2011- hingga sekarang.
- Asosiasi Ilmu Pemerintahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AIPPTM) sejak 2016-2021.
- ASPA sejak 2013 hingga sekarang.
Pendidikan Haedar Nasir
- Pondok Pesantren Cintawana, Tasikmalaya, Jawa Barat
- Madrasah Ibtidaiyah Ciparay, Bandung.
- SMP Muhammadiyah III, Bandung.
- SMA Negeri 10 Bandung.
- STPMD APMD Yogyakarta, lulusan terbaik, Yogyakarta.
- Pascasarjana S2-Sosiologi UGM, lulus Cumlaude, UGM.
- Pascasarjana S3 Sosiologi UGM, lulus Cumlaude, UGM.
- Gelar Profesor, Bidang Ilmu Sosiologi, Unit Kerja Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Karier Haedar Nasir
- Pimpinan Redaksi Majalah Suara Muhammadiyah
- Ketua I Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (1983-1986)
- Ketua Departemen Kader PP Pemuda Muhammadiyah (1985-1990)
- Dosen Luar Biasa Fak Dakwah IAIN Su-Ka YK (1993-1998)
- Ketua Badan Pendidikan Kader (BPK) dan Pembinaan Angkatan Muda Muhammadiyah PP (1985-1990)
- Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2000-2005)
- Dosen Program Doktor Politik Islam pada Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2009-sekarang)
- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2005-2010)
- Mengajar “Pemikiran Islam Kontemporer” pada Program Doktor Pascasarjana UIN-Suka Yogyakarta (2012)
- Penulis tetap “Refleksi” pada Harian Umum Republika (surat kabar)
- Pengalaman membimbing Disertasi pada Pascasarjana Sosiologi UGM dan Pascasarjana Psikologi UGM
- Ketua Umum Muhammadiyah (2015-Sekarang)
Abdul Mu'ti

Abdul Muti juga dikenal sebagai akademisi.
Tercatat sebagai anggota Muhammadiyah sejak 1994 dengan nomor anggota 750178. Abdul Mu'ti juga pernah mejabat sebagai Sekretaris PWM Jateng periode 2000-2002.
Abdul Mu'ti lahir di Kudus 2 September 1968.
Mengutip mpai.fitk.uinjkt.ac.id pada tahun 1986, Abdul Mu'ti menamatkan pendidikan dasarnya di Kudus.
Ia kemudian melanjutkan jenjang pendidikan perguruan tinggi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan tamat pada tahun 1991.
Selanjutnya, ia menimba ilmu di Flinders University, South Australia hingga selesai pada tahun 1996.
Ia pun kembali ke Indonesia dan melanjutkan studi S3 nya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kini, Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. tercatat menjadi dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi Doktor Pendidikan Agama Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Abdul Mu'ti saat ini tercatat bekerja sebagai dosen IAIN Walisongo sejak 1993.
Bahkan, ia merupakan salah satu Advisor di The British Council London sejak 2006.
Guru Besar Pendidikan Agama Islam ini ternyata Mantan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah.
Jabatan terakhirnya di Muhammadiyah adalah sebagai Sekretaris PP Muhammadiyah.
Kemudian pada tahun 2002 ia menjadi Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah hingga 2006.
Abdul Mu'ti lalu menjadi Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhamamdiyah 2005-2010.
Tak hanya itu, Abdul Muti tercatat sebagai anggota Dewan Indonesia dan Amerika Serikat pada Agama dan Pluralisme, dan masyarakat eksekutif Konferensi Asia Agama untuk Perdamaian.
Abdul Muti juga merupakan wakil sekretaris Agama Kontra Terorisme, juga sekretaris Dewan Nasional Intelektual Muslim Indonesia.
Di tahun 2018 tepatnya pada 18 Mei, nama Abdul Mu’ti masuk dalam 200 daftar mubalig yang direkomendasikan oleh Kementerian Agama.
Abdul Mu'ti ternyata sempat ditawari jabatan wakil menteri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, Abdul Mu'ti menolaknya karena merasa tidak mampu mengemban jabatan wakil menteri tersebut.
Sebelumnya ia mengaku sempat di dihubungi oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.
Namun, setelah beberapa waktu, Mu'ti berubah pikiran.
"Saya merasa tidak akan mampu mengemban amanah yang sangat berat itu. Saya bukanlah figur yang tepat untuk amanah tersebut," kata Mu'ti.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menginginkan duet Haedar Nashir-Abdul Mu’ti terpilih kembali menjadi pimpinan Muhammadiyah.
Ia menganggap pasangan tersebut telah terbukti memajukan Muhammadiyah di periode sebelumnya.
Hal ini disampaikan Muhadjir saat menghadiri Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/11/2022) pagi, mengutip Kompas.tv.
“Kami harap begitu. Duet Pak Haedar Nashir dengan Abdul Mu’ti ini, saya kira duet yang sudah terbukti selama satu periode,” kata Muhadjir saat menghadiri Muktamar Muhammadiyah di Stadion Manahan, Sabtu.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menilai duet Haedar-Mu’ti bukan hanya sekadar bisa mempertahankan Muhammadiyah dari pandemi Covid-19, namun juga membawa organisasi berkembang pesat.
Terutama dalam program internasionalisasi Muhammadiyah.
"Ada banyak perguruan tinggi yang bisa didirikan, kemudian sekolah bisa didirikan. Lalu amal Usaha Muhammadiyah mengalami perkembangan yang sangat pesat," jelas Muhadjir.
Ia juga menyebut Haedar Nashir merupakan ensiklopedi hidup Muhammadiyah karena menguasai seluk beluk organisasi.
"Sedangkan Pak Mu'ti seorang eksekutor yang bisa diandalkan sebagai penjaga gawang di Muhammadiyah. Insyaallah (duet keduanya berlanjut lagi untuk periode 2022-2027)," ucapnya.
Anwar Abbas

Dr. H. Anwar Abbas,M.M.,M.Ag. merupakan Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia periode 2020-2025.
Anwar Abbas punya darah Minang.
Ia lahir di Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, 15 Februari 1955.
Ia merupakan lulusan Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk meraih gelar Magister Agama dan Magister Manajemen sekaligus (double degree).
Ia menyelesaikan pendidikan Doktor Syariah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008.
Anwar Abbas dikenal sebagai akademisi dan agmawan Islam.
Anwar Abbas berkarier sebagai dosen tetap PNS Program Studi Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ia memiliki jabatan sebagai Lektor Kepala 400.
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Rektor II dan IV IKIP Muhammadiyah Jakarta atau yang kini dikenal dengan nama UHAMKA.
Anwar juga dipercaya menduduki jabatan sebagai Direktur Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur.
Pada bulan Ramadan 2018, Anwar masuk ke dalam daftar rekomendasi 200 mubalig Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama.
Anwar Abbas dipercaya menjabat sebagai salah satu Ketua MUI periode 2010-2015 dan Sekretaris Jenderal MUI periode 2015-2020.
Ia juga merupakan mantan Bendahara Umum PP Muhammadiyah serta pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
( tribunjogja.com )