Berita DI Yogyakarta Hari Ini
40 RTLH di DI Yogyakarta Dibangun dengan Danais Tahun Ini
Pemda DIY menggelontorkan anggaran untuk pembangunan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) melalui Dana Keistimewaan ( Danais) .
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Seperti ornamen atap dengan bubungan dan pinggiran kipas, saka kayu, pintu kayu, dan lain-lain.
Sehingga RTLH yang dibangun dengan Danais tersebut memiliki kekhasan dan kental dengan budaya Yogyakarta .
Tahun 2023 mendatang pihaknya bakal mewujudkan RTLH terintegrasi.
Selain rumah, pihaknya juga bakal membangun jalan lingkungan yang menarik, hingga dilengkapi dengan penerangan jalan.
"Masih dengan khas Jogja. Sehingga yang kami harapkan nanti ada ide-ide kreatif dari masyarakat untuk mengembangkan wilayahnya. Atau punya ide bisnis bisa berkembang. Tentu ini juga perlu dukungan dari pemerintah kalurahan dan OPD yang lain. Sehingga kawasan miskin ini bisa terbangun, dan kesejahteraan meningkat. Karena memang Danais ini untuk masyarakat," lanjutnya.
Dari 40 RTLH yang terbangun, 10 diantaranya berada di Kalurahan Kebonharjo, Samigaluh, Kulon Progo.
Lurah Kebonharjo, Sugimo menambahkan 10 RTLH tersebut sudah selesai dikerjakan pada Agustus lalu.
Sebelum mengusulkan, pihaknya melakukan pendataan dan sosialisasi.
Baca juga: KSPSI DIY Dorong Danais untuk Peningkatan SDM, Modal, dan Kawasan Usaha
Setelah itu pihaknya mengusulkan melalui proposal kepada Pemda DIY.
"Masyarakat senang, karena dari sisi nominal sangat besar, Rp50juta. Masyarakat juga mendukung, karena kemarin saat pembangunan masyarakat itu gotong royong. Kami juga dibantu dengan tenaga ahli dari pendampingan, sudah ada juknis pembangunanya, bentuk seprti apa, pembangunan gimana, tata kalanya. Jadi bisa selesai tepat waktu,"imbuhnya.
Ia berharap program RTLH tersebut bisa dipertahankan dan dilanjutkan.
Sebab selain dapat menurunkan kemiskinan, pembangunan RTLH juga meningkatkan kesehatan masyarakat karena rumah lebih sehat.
"Rumah dengan arsitektur Kampung ini bisa menjadi pelestarian budaya juga. Ditambah lagi pengerjaan dilakukan secara gotong royong, ini juga menjadi nilai budaya yang harus dipertahankan," pungkasnya. ( Tribunjogja.com )