Kronologi Korban Kecelakaan Ditolak saat Dibawa ke Puskesmas Berbah, Ini Kata Dinkes Sleman
Saat itu korban dalam kondisi gawat darurat, karena menderita patah tulang dan luka terbuka berlumur darah di pelipis.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Seseorang yang ikut juga membantu mengantarkan korban ke Puskemas Berbah, Jimmy Priadinata, menceritakan begitu mobil yang membawa pasien masuk ke dalam area puskesmas, dirinya langsung meminta izin kepada petugas yang sedang berjaga di IGD.
Namun, petugas tersebut mengaku terlebih dahulu akan berkoodinasi dengan petugas di dalam Puskemas.
Setelah berkoordinasi, petugas dari dalam Puskemas datang menuju mobil di parkiran yang membawa korban.
"Waktu itu saya meminta dilakukan pertolongan pertama pada pasien, karena pasien mengalami luka terbuka pada pelipis. Saat itu darah juga mengucur banyak. Nah, pertimbangan kita kan kemanusiaan. Terus ada warga juga yang ikut mengantar juga pertimbangan kemanusiaan, biar cepat tertangani," kata Jimmy.
Saat itu, petugas yang melihat kondisi korban menolak melakukan tindakan terhadap korban, dengan alasan sedang tidak ada ada dokter.
Jimmy dan petugas sempat berdebat argumen.
Karena ditolak untuk mendapatkan pertolongan pertama, Jimmy kemudian meminta untuk membawa korban ke Rumah Sakit dengan memakai ambulans Puskemas agar lebih cepat. Permintaan tersebut juga ditolak.
Menurut Jimmy, di Puskesmas Berbah tidak dilakukan tindakan apapun.
Korban yang dalam kondisi terluka di dalam mobil cuma dilihat.
"Jadi, tidak ada sama sekali pemeriksaan. Kalau pemeriksaan itu kan ada observasi ya. Ini cuma dilihat kemudian langsung menolak secara lisan. Tidak ada koordinasi ibaratnya sama pimpinan Puskesmas atau koordinasi sama rumah sakit yang berdekatan," kata dia.
Saat berdebat itulah, Jimmy mendapatkan telepon dari PMI Yogyakarta yang memberitahukan bahwa ambulans sedang meluncur ke lokasi.
Korban akhirnya dibawa ke rumah sakit oleh PMI Yogyakarta setelah sebelumnya mendapat observasi kesehatan dari PMI.
Evaluasi
Sekretaris Dinas Kesehatan Sleman, Isa Dharmawidjaja, mengaku sudah menginspeksi Puskesmas Berbah.
Bahkan, kepala Puskemas Berbah, sudah diminta untuk membuat tindakan perencanaan dan penindaklanjutan (TPP) atas peristiwa tersebut.