Berita Jogja Hari Ini

Milad 237 Tahun Pangeran Diponegoro, Patra Padi Pentaskan Wayang 'Kyai Gentayu Manggala Wira'

Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro atau Patra Padi didukung oleh Dinas Kebudayaan/Kundha Kabudayan DIY menyelenggarakan Peringatan Milad BPH

Penulis: R.Hanif Suryo Nugroho | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/Hanif Suryo
Peringatan Milad BPH Diponegoro ke-237 tahun di Monumen Diponegoro, nDalem Tegalrejo Yogyakarta, Sabtu (12/11/2022) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro atau Patra Padi didukung oleh Dinas Kebudayaan/Kundha Kabudayan DIY menyelenggarakan Peringatan Milad BPH Diponegoro ke-237 tahun di Monumen Diponegoro, nDalem Tegalrejo Yogyakarta, Sabtu (12/11/2022).

Ketua Umum Patra Padi, R Rahadi Saptata Abra menerangkan, peringatan Milad Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Diponegoro tahun ini cukup berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.

"Tahun ini peringatan Milad Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Diponegoro cukup berbeda, mulai dari venue, tema, rundown acara sampai dengan jangkauan undangan yang didistribusikan kepada Trah Diponegoro di Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Ambon hingga Papua," jelasnya di sela-sela acara pementasan.

Baca juga: 34 Luka dan 2 Tewas dalam Bentrokan Antarwarga 2 Desa di Maluku, Ini Penyebab dan Kronologinya

"Semoga dengan diadakannya acara Milad BPH Diponegoro ke-237 tahun, kita dapat meneladani semangat nasionalisme dan nilai-nilai kepahlawan BPH Diponegoro," tambahnya.

Bertepatan dengan tanggal lahir BPH Diponegoro, Jumat Legi 11 November 2022, bertempat Di Pendopo nDalem Tegalrejo, rangkaian acara milad diawali dengan Tadarus Al Quran oleh Ust. Gita Welly Ariadi, Risma Masjid Diponegoro - Tegalrejo dan perwakilan panitia.

Dengan mengambil tema “Kehidupan adalah Hakikat & Hasil Akhir hanyalah Syariat”, Patra Padi mengajak seluruh Trah Diponegoro untuk “pulang kampung” ke nDalem Tegalrejo dan lebih menguatkan tali silaturahmi.

Dalam acara ini, pembacaan biografi sejarah BPH Diponegoro sekaligus untuk memimpin doa bersama, kembali dipercayakan kepada oleh Ustadz Salim A. Fillah.

Pada puncak acara Milad, Patra Padi akan menampilkan Beksan Diponegoro yang dipersembahkan oleh Pusat Olah Seni (POS) & Bahasa Retno Aji Mataram, Yogyakarta, serta pementasan Wayang Kulit Diponegoro dengan lakon “Kyai Gentayu Manggala Wira”, oleh Ki Dalang Catur Kuncoro.

Beksa Diponegoro mengambil cerita tentang BPH Diponegoro yang resah dengan sepak terjang Belanda yang semakin melewati batas. Hatinya terusik dan kemudian melakukan rembug dengan istrinya, R.Ay. Ratnaningsih, untuk mempersiapkan perang bilamana Belanda datang menyerang. R.Ay. Ratnaningsih pun mendukung sepenuh hati rencana dan perjuangan BPH Diponegoro, termasuk merelakan semua perhiasannya digunakan untuk biaya perang.

BPH Diponegoro diperankan oleh RM. Widaru Krefianto, S.Sn dan R.Ay. Ratnaningsih R.Aj. Sabina Siti Nurul Prestisari, S.Psi.

Baca juga: Go Digital Jadi Faktor Penting Kesuksesan UMKM

"Lakon Kyai Gentayu Manggala Wira menceritakan kisah pengorbanan kuda kesayangan BPH Diponegoro yang rela mati demi tuannya. Kyai Gentayu ini beberapa kali berjasa menyelamatkan Pangeran Diponegoro, jadi memang pementasan ini akan lebih menokohkan pada kudanya," papar Ki Dalang Catur Kuncoro.

"Kyai Gentayu ini sudah seperti memiliki hubungan batin dengan Pangeran Diponegoro. Misal dalam adegan terakhir yang latarnya di Krebet, Pangeran Diponegoro yang tengah beristirahat tiba-tiba dikepung oleh pasukan Belanda. Tanpa aba-aba, dalam peristiwa itu sang kuda Kyai Gentayu mengamuk, menerjang para pasukan Belanda. Bahkan 4 pasukan Belanda meninggal karena terjangan Kyai Gentayu," lanjutnya.

"Setelah berhasil memecah konsentrasi pasukan Belanda, Kyai Gentayu ini ditembak dan diserang dengan senjata, terperosok di dalam rawa hingga akhirnya gugur dalam peristiwa di Krebet," pungkasnya. (Han)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved