Temuan 645 Kasus DBD di Kulon Progo pada 2022, Ini Penyebabnya

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Jumlah pasien yang terjangkit penyakit demam berdarah dengue ( DBD ) di Kulon Progo melonjak. 

Sejak awal Januari-Oktober 2022, total ada 645 kasus DBD .

Dari jumlah tersebut, lima pasien di antaranya meninggal. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kulon Progo, Rina Nuryati mengatakan, kenaikan kasus DBD di Kulon Progo kemungkinan disebabkan faktor cuaca ekstrem. 

Serta tingkat kepedulian terhadap upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). 

Baca juga: DBD di Kulon Progo Dilaporkan ada 645 Kasus, Tertinggi Selama Kurun Waktu 24 Tahun

"(PSN) masih rendah. Belum ada kasus (DBD) belum tentu PSN," katanya, Kamis (10/11/2022). 

Data kasus DBD dari Dinkes Kulon Progo, Januari ada 189 kasus, Februari 56 kasus, Maret 24 kasus, April 41 kasus, Mei 54 kasus, Juni 59 kasus, Juli 71 kasus, Agustus 47 kasus, September 53 kasus dan Oktober 51 kasus. 

Dengan rata-rata usia 15-44 tahun ada 352 orang, lebih dari 44 tahun 140 orang, 5-14 tahun 116 orang dan balita 30 orang. 

Adapun, dari 645 kasus tersebut, lima di antaranya meninggal.

Terdapat di Kapanewon Wates, Panjatan, Galur, Pengasih dan Samigaluh. 

"Paling banyak usia 5-14 tahun ada dua orang. Sementara, usia 14-44 tahun satu orang, usia lebih dari 44 tahun satu orang dan balita satu orang," bebernya. 

Ia menyebut, penyebab kematian penderita DBD karena mengalami dengue shock syndrome (DSS). Namun, tidak segera dibawa ke rumah sakit (RS). 

Baca juga: Daftar Gejala DBD pada Anak yang Wajib Diwaspadai, Kerap Merebak saat Musim Hujan Tiba

Selain itu, juga disebabkan pandemi Covid-19 yang membuat masyarakat takut untuk periksa ke RS. 

"Sehingga, kasus ( DBD ) terlambat ditangani," ucapnya.