Perang Rusia Ukraina
Analisis Ahli Militer Scott Ritter : Relokasi Pasukan Rusia dari Kherson Tindakan Tepat
Mantan perwira intelijen Korps Marinir AS Scott Ritter menilai penarikan pasukan Rusia dari Kherson keputusan militer yang tepat.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW – Kolumnnis politik dan militer serta mantan inspektur nuklir PBB, Scott Ritter, menilai keputusan penarikan pasukan Rusia dari kota Kherson murni strategi militer.
Ia tidak melihat mundurnya pasukan Rusia itu sebagai kekalahan Rusia, melainkana kemenangan parsial Ukraina.
Mantan perwira intelijen Korps Marinir AS itu langkah pimpinan militer Rusia untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa tentara Rusia menjelang musim dingin.
“Saya pikir keputusan itu dibuat terlepas dari cuaca. Ini adalah keputusan yang tampaknya berfokus pada menyelamatkan nyawa ribuan tentara Rusia daripada mempertahankan wilayah yang tidak memiliki nilai intrinsik dalam jangka pendek,” kata Ritter kepada Sputniknews, Rabu (9/11/2022).
“Saya pikir itu adalah keputusan yang adil, keputusan yang dibuat berdasarkan tujuan militer murni. Terlalu sulit secara andal memasok pasukan Rusia yang ditempatkan di tepi kanan sungai di sekitar Kherson,” lanjutnya.
Baca juga: Rusia Tarik Pasukan dari Kherson, Bangun Pertahanan di Tepi Kiri Sungai Dnieper
Baca juga: Pasukan Ukraina Tembaki Bendungan di Kherson Pakai Roket Kiriman Amerika
Sungai Dnieper Jadi Benteng Alam
Rusia memilih merelokasi pasukan ke tepi kiri Sungai Dnieper dan menjadikan sungai itu sebagai benteng alam guna menahan majunya pasukan Kiev.
Kota Kherson terletak di tepi kanan sungai besar itu. Ratusan ribu penduduk Kherson yang memilih bergabung ke Federasi Rusia telah dievakuasi jauh ke dalam wilayah Rusia.
Pavel Felgenhauer, seorang analis militer dan pertahanan Rusia yang berbasis di Moskow dikutip Aljazeera mengatakan pengumuman itu merupakan "pukulan besar" bagi Moskow.
“Secara politis itu sangat memalukan,” kata Felgenhauer kepada Al Jazeera, “Tapi secara militer itu masuk akal dan itulah sebabnya para jenderal Rusia ditekan ke dalam keputusan seperti itu,” katanya.
Pendukung Kremlin terkemuka termasuk pendiri Wagner Group Yevgeny Prigozhin dan Margarita Simonyan, pemimpin redaksi outlet media pemerintah RT, memberikan tanggapan positif.
Mereka sepakat perlunya menyelamatkan nyawa, dengan Simonyan menggambar paralel dengan keputusan 1812 untuk meninggalkan Moskow ke Napoleon.
Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya yang loyalis Vladimir Putin mengatakan Surovikin telah membuat pilihan yang sulit tetapi tepat.
Mengomentari pengumuman Rusia, penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan tindakan akan berbicara lebih keras daripada kata-kata.
“Kami tidak melihat tanda-tanda bahwa Rusia meninggalkan Kherson tanpa perlawanan,” katanya dalam sebuah posting Twitter.
Baca juga: Analisis Pakar : Kherson Jadi Penentu Pertempuran Rusia-Ukraina Jelang Musim Dingin
Baca juga: Hasil Referendum Donbas, Kherson, Zaporizhia : Mayoritas Penduduk Ingin Gabung Rusia
Keputusan Meneteri Pertahanan Rusia
Kementerian Pertahanan Rusia menarik pasukan dari Sebagian wilayah Kherson ke tepi kiri Sungai Dnieper atau Dnipro.
Komandan pasukan tempur Rusia di Ukraina, Jenderal Sergei Surovikin menyatakan situasi di zona operasi militer khusus Rusia tegang karena pasukan Ukraina berupaya menyerang posisi Rusia.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyetujui saran Surovikin, untuk menarik pasukan dari bagian-bagian wilayah Kherson Rusia ke tepi kiri Sungai Dnieper.
Keputusan itu dibuat saat Surovikin menyampaikan laporan kepada Shoigu tentang jalannya operasi militer khusus. Informasi ini dilansir Sputniknews, Rabu (9/11/2022) malam WIB.
Jenderal Surovikin mengatakan kepada Shoigu pertahanan di sepanjang tepi kiri Sungai Dnepr akan menjadi pilihan paling rasional dalam situasi saat ini.
Dia memperingatkan jika rezim Kiev melanjutkan rencananya untuk menghancurkan pembangkit listrik tenaga air dan bendungan Kakhovskaya, itu dapat menyebabkan konsekuensi bencana.
Dia menekankan lagi serangan rudal Kiev ke bendungan di Kherson semakin gencar, dan pada 26 September, salah satu jalur pembuangan air terkena bom.
Menurutnya akan ada ancaman tambahan bagi penduduk sipil dan isolasi lengkap kelompok pasukannya di tepi kanan Dnieper.
“Dalam kondisi seperti ini, opsi yang paling rasional adalah membangun pertahanan di sepanjang garis tepi kiri sungai,” katanya.
Ia menambahkan pembuangan air secara intensif melalui bendungan pembangkit listrik tenaga air Kiev dan pembangkit listrik tenaga air di hilir, yang dimiliki Ukraina, yang telah dilakukan sejak 10 Oktober, juga menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan banjir di kedua tepi Sungai Dnieper.
Meski mengakui itu adalah keputusan yang sulit untuk dibuat, sang jenderal menekankan tindakan itu akan membantu menyelamatkan nyawa prajurit Rusia.
“Kami akan menyelamatkan, yang paling penting, nyawa prajurit kami dan, secara umum, kemampuan tempur kelompok pasukan, yang sia-sia untuk disimpan di tepi kanan di area terbatas,” katanya.
“Selain itu, sebagian kekuatan dan sarana akan dibebaskan, yang akan digunakan untuk operasi aktif, termasuk ofensif ke arah lain di zona operasi," imbuh Surovikin.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menekankan kehidupan prajurit Rusia akan selalu menjadi prioritas utama.
"Kita harus memperhitungkan ancaman terhadap penduduk sipil juga. Pastikan semua orang di antara penduduk sipil yang ingin pergi dapat melakukannya," kata Shoigu kepada Surovikin.
Sementara sang jenderal mengatakan situasi di zona operasi militer khusus secara umum telah stabil, pasukan Ukraina tidak meninggalkan upaya untuk menyerang posisi Rusia.
Namun, pasukan Rusia berhasil menangkis serangan Ukraina ke arah Krasny Liman dan Kupyansk.
Surovikin menambahkan bahwa upaya ofensif oleh pasukan Ukraina di Kherson tadi malam juga berhasil digagalkan.
Pihak Ukraina menderita kerugian yang signifikan, tegasnya, setelah kehilangan 9,5 ribu orang, baik tewas maupun terluka, ke arah Kherson sejak Agustus.
Lebih dari 115.000 orang telah dipindahkan dari zona perang di Kherson, tepi kanan sungai, ke tepi kiri.
Otoritas wilayah Kherson telah mempertimbangkan kemungkinan pasukan Rusia meninggalkan kota Kherson.
Kota Kherson terletak di tepi barat Sungai Dnieper, yang menghadapkannya pada potensi serangan Ukraina.
Sementara sisi timur – juga dikenal sebagai tepi kiri – lebih dapat dipertahankan, dengan sungai menjadi penghalang alam raksasa.
Mendiang Wakil Kepala Administrasi Militer-Sipil Kherson Kirill Stremousov mengatakan pada awal November pasukan Rusia kemungkinan akan pindah ke tepi kiri.
Dia juga berulang kali mendesak semua orang yang belum meninggalkan daerah untuk melakukannya sesegera mungkin.
"Saya selalu bersama orang-orang, saya mengerti orang harus menjadi dasar (dari segalanya), karena saya sendiri adalah seorang Khersonite," kata Stremousov, yang meninggal dalam kecelakaan di jalan pada 9 November.
Bulan lalu, Jenderal Surovikin menggambarkan situasi di sekitar Kherson sebagai "tegang" dan memperingatkan militer mungkin terpaksa membuat keputusan sulit.
Selama beberapa minggu terakhir, pasukan Ukraina telah berulang kali mencoba menyerang Kherson, tetapi upaya itu dipatahkan.
Pada Selasa, pasukan Ukraina, bersama dengan tentara bayaran asing, melakukan upaya lain untuk melancarkan serangan terhadap posisi Rusia di wilayah Kherson.
Serangan itu masih bisa ditangkis, dengan pihak Ukraina terpaksa mundur setelah menderita kerugian signifikan.(Tribunjogja.com/Sputniknews/Aljazeera/xna)