Perang Rusia Ukraina
Pasukan Ukraina Tembaki Bendungan di Kherson Pakai Roket Kiriman Amerika
Pasukan Ukraina menggunakan roket HIMARS bantuan Amerika tembaki bendungan di Kherson. Wilayah ini menyatakan diri masuk Federasi Rusia awal Oktober.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
TRIBUNJOGJA.COM, DONETSK - Militer Ukraina diklaim menembakkan roket HIMARS buatan AS ke bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya di Wilayah Kherson pada Minggu (6/11/2022).
Serangan roket itu merusak salah satu pintu air. Klaim laporan ini disampmaikan pejabat kedaruratan Kherson kepada kantor berita Rusia, RIA Novosti dikutip Russia Today Senin (7/11/2022) WIB.
Enam proyektil menargetkan struktur sekitar pukul 10 pagi waktu setempat. Lima dicegat ertahanan udara Rusia, tetapi satu lolos dari sergapan.
“Angkatan Bersenjata Ukraina tidak menyerah pada upaya mereka untuk menghancurkan bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya dan menciptakan keadaan untuk bencana kemanusiaan,” demikian bunyi pernyataan pejabat Kherson.
Baca juga: Pasukan Ukraina Siapkan Serangan Besar-besaran ke Kota Kherson
Baca juga: Mantan PM Italia Silvio Berlusconi Desak Barat Berhenti Pasok Senjata ke Ukraina
Pihak berwenang Kherson yang dikontrol Rusia emudian mengklarifikasi roket itu gagal menyebabkan kerusakan kritis.
Dalam beberapa pekan terakhir, Moskow telah menyalahkan Kiev karena mencoba berbagai serangan terhadap bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya, di Sungai Dnieper, hulu kota Kherson.
Pihak berwenang Rusia mulai merelokasi warga sipil dari kota dan daerah di tepi kanan Dnieper bulan lalu.
Gubernur sementara Kherson, Vladimir Saldo, menjelaskan ada "bahaya banjir langsung di wilayah tersebut karena rencana penghancuran bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovskaya" oleh pasukan Ukraina.
Pada Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan “mereka yang tinggal di Kherson harus dievakuasi dari zona aksi paling berbahaya.
Penduduk sipil tidak boleh menderita karena penembakan, segala jenis ofensif dan counter-ofensif, dan kegiatan lain yang terkait dengan operasi militer.
Namun, Ukraina mengklaim Rusia telah merencanakan untuk meledakkan bendungan itu sendiri dalam operasi bendera palsu yang bertujuan menjebak Kiev karena banjir.
Klaim tersebut telah berulang kali dibantah Moskow. Wilayah Kherson secara resmi dinyatakan sebagai bagian Rusia pada awal Oktober.
Bersama Zaporozhye dan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, orang-orang di wilayah tersebut mendukung langkah bersatu ke Federasi Rusia lewat referendum.
Dalam beberapa pekan terakhir, militer Ukraina telah berulang kali mencoba menyerang Kherson, tetapi semua serangan itu berhasil dihalau.
Pada Minggu, Kirill Stremousov, wakil kepala pemerintahan regional Kherson, mengatakan Kiev telah “menerjunkan lebih banyak APC dan tank” di dekat Kherson dalam persiapan untuk serangan lain.