Hasil Referendum Donbas, Kherson, Zaporizhia : Mayoritas Penduduk Ingin Gabung Rusia
Hasil referendum wilayah Zaporizhia menyatakan warganya ingin memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Hasil referendum wilayah Zaporizhia menyatakan warganya ingin memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia.
Bahkan secara de facto, wilayah Zaporizhia sudah memisahkan diri dari Ukraina.
Mereka saat ini sudah mengajukan kepada pemerintah Rusia untuk bergabung.
Namun demikian, pemerintah Rusia hingga saat ini belum memberikan jawaban atas pengajuan dari Zaporizhia.
Dikutip dari Tribunnews.com, kepala pemerintahan sipil-militer di wilayah Zaporizhia, Yevgeny Balitsky mengatakan berdasarkan hasil referendum, mayoritas penduduk di Zaporizhia memilih untuk bergabung dengan Rusia.
"Referendum hari ini menyelesaikan pemisahan Wilayah Zaporizhia dari Ukraina. Kami sekarang menunggu keputusan pemerintah Rusia, karena mereka belum menerima kami ke Rusia. Kami telah mengajukan permintaan ini," kata Balitsky kepada wartawan, dikutip dari media Rusia, TASS.
Sebelum resmi mengajukan permintaan untuk bergabung dengan Rusia, penduduk Donbas (Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk), serta wilayah Kherson, dan Zaporizhia telah melakukan pemungutan suara.
Pemungutan suara berakhir pada Selasa (27/9/2022) kemarin.
Menurut laporan TASS, per-Selasa kemarin hasil referendum di Republik Rakyat Luhansk atau LPR telah diakui sah.
Perhitungan suara sudah dimulai dan hasil akhirnya dapat diketahui pada Rabu pagi.
Hasil perhitungan suara awal per Selasa (27/9/2022), menunjukkan keinginan warga di empat wilayah Ukraina bergabung dengan Rusia.
Keempat wilayah itu membentuk sekira 15 persen wilayah Ukraina.
Penghitungan suara pada Selasa di empat provinsi berkisar antara 87 persen hingga 99,2 persen mendukung bergabung dengan Rusia, menurut pejabat yang ditunjuk Rusia, lapor Reuters.
Ketua majelis tinggi parlemen Rusia mengatakan akan mempertimbangkan aneksasi pada 4 Oktober.
"Hasilnya jelas. Selamat datang di rumah, ke Rusia!" kata Dmitry Medvedev, mantan presiden yang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan sekutu Presiden Vladimir Putin, di Telegram.
