Pembebasan Lahan Tambahan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Dianggarkan Rp400 Miliar, Ditarget Rampung 2023

Estimasi kebutuhan lahan tambahan jalan Tol Yogyakarta-Bawen di seksi 1 sebanyak 617 bidang dengan luas sekira 160.153 meter persegi.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Istimewa
Petugas sedang melakukan pengerjaan kontruksi pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Bawen di seksi 1 di Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pekerjaan kontruksi pembangunan jalan Tol Yogyakarta-Bawen seksi 1 (junction Sleman, hingga Simpang-Susun Banyurejo) terus berjalan.

Begitu juga rencana pengadaan lahan tambahan pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen yang berada di seputar Selokan Mataram.

Saat ini, pengadaan lahan tahap dua tersebut sudah tahap konsultasi publik.

Di mana dalam agenda yang dilakukan 18-27 Oktober itu, seluruh warga pemilik lahan terdampak disebut sepakat dan pembebasan lahan ditargetkan rampung tahun depan. 

"Pembebasan lahan kita targetkan selesai pada awal semester dua tahun 2023 dengan estimasi penetapan lokasi (penlok) Gubernur terbit di tahun ini. Estimasi awal disediakan anggaran Rp 400 miliar," kata staf Pelaksana Lapangan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pengadaan lahan Tol Yogyakarta–Bawen Seksi 1, Ivan Angriawan, Senin (30/10/2022). 

Estimasi kebutuhan lahan tambahan jalan Tol Yogyakarta-Bawen di seksi 1 sebanyak 617 bidang dengan luas sekira 160.153 meter persegi.

Rinciannya di Tirtoadi Mlati 42 bidang dengan luasan 5.717 meter persegi.

Kemudian 19 bidang seluas 4.600 meter persegi di Margomulyo- Sayegan.

Adapun di Margodadi Sayegan jumlah bidang 88  seluas 22.576 meter persegi. 

Selanjutnya di Margokaton- Sayegan ada 216 bidang seluas 64.287 meter persegi, di Banyurejo Tempel seluas 31.561 sebanyak 145 bidang.

Lalu di Sumberrejo Tempel membutuhkan  8 bidang seluas lebih kurang 2.016 meter persegi dan Tambakrejo Tempel butuh 99 bidang seluas kurang lebih 29.396 meter persegi. 

Kontruksi Capai 8,6 Persen 

Direktur Utama PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB), A.J Dwi Winarsa, mengungkapkan pekerjaan konstruksi jalan Tol Yogyakarta- Bawen seksi 1 terus dikebut dan ditargetkan akan rampung pada 2024.

Sejauh ini, kata dia, pekerjaan konstruksi telah mencapai 8,6 persen dengan pekerjaan yang sedang dilakukan adalah borepile dan pembuatan box underpass (BUP).

"Hingga saat ini progres konstruksi mencapai 8,6 persen. Sekarang sedang dikerjakan borepile dan box underpass yang titik-titiknya berada di Kapanewon Mlati, Seyegan, dan Tempel," tuturnya. 

Setiap tahapan pekerjaan konstruksi, tegas Dwi, didorong untuk tetap mengedepankan kebersihan dan meminimalisir dampak lingkungan sekitar.

Seiring pekerjaan konstruksi, pihaknya bersama tim pengadaan tanah juga terus mendorong agar proses percepatan penyelesaian pembebasan lahan pada ruas jalan tol sepanjang lebih kurang 8,25 km ini segera tuntas.

Menurut dia, lahan yang sudah dibebaskan mencapai 64,97 persen dari total lahan yang dibutuhkan seluas 714.278 m2 di wilayah DIY.

Adapun total bidang yang dibutuhkan 1.498 bidang dengan capaian 81,38 persen telah dibebaskan. 

"Untuk progres bidang tanah telah bebas mencapai  81,38 persen dari  total 1.498 bidang, di antaranya merupakan tanah kas desa berjumlah 41 bidang seluas 70.854 meter persegi masih menunggu izin dari Gubernur," terang dia. 

Selain tanah milik warga, jalan bebas hambatan yang masuk proyek strategis nasional ini juga membutuhkan lahan pada fasilitas umum dan tanah wakaf di Kabupaten Sleman.

Lahan tersebut ada di tiga Kapanewon.

Yaitu, Mlati di Kalurahan Tirtoadi (berupa bangunan tempat wudlu dan gudang masjid Nurul Huda dan bangunan Musala Al  Baroqah). Kemudian Seyegan meliputi Kalurahan Margomulyo, Margodadi, Margokaton (berupa area sawah atau tegalan dan Musala Al - Ikhlas).

Selanjutnya Kapanewon Tempel di Kalurahan Tambakrejo, Sumberrejo dan Banyurejo.

Adapun fasilitas pendidikan yang dilintasi jalan Tol Yogyakarta-Bawen berupa bangunan SMK 17 Seyegan di Margodadi yang menempati tanah kas desa

. Hingga kini masih menunggu pembebasan tanah. Kemudian, bangunan SDN Banyurejo 01 termasuk gedung perpustakaan. 

"Sedang diupayakan untuk dihindari dengan mengupayakan rekayasa teknik dalam proses konstruksi," kata dia.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved