Kerumunan Maut di Itaewon
Tragedi Itaewon, Jurnalis Korea Selatan Khawatir Video CPR Korban Tersebar di Situs Web Dewasa
Juwon Park jurnalis Korea Selatan berharap video CPR korban tragedi Itaewon tidak tersebar di situs web dewasa oleh oknum tak bertanggung jawab.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Cuitan Juwon Park, seorang jurnalis atau editor kanal hiburan The Associated Press (AP) menjadi viral di media sosial Twitter lantaran menyuarakan kekhawatirannya soal video tindakan CPR (cardiopulmonary resuscitation) alias resusitasi jantung paru dalam tragedi Itaewon, Kota Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022).
Melalui akun Twitter resminya @juwonreports, Sabtu (29/10/2022) tengah malam pukul 23:54 WIB, Juwon Park mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah di masyarakat Korea Selatan.
Hal tersebut membuatnya curiga dan khawatir apabila ada oknum tak bertanggung jawab yang dengan sengaja menyebarkan video tindakan CPR terhadap korban tragedi Itaewon di situs web dewasa Korea Selatan.
“Video kerumunan gaduh menyanyikan (lagu) Sex on the beach di depan barisan ambulans di Itaewon menunjukkan sesuatu yang sangat kacau di masyarakat ini,” tulis Juwon Park.
“Dan saya berharap, video wanita tidak sadarkan diri yang mendapatkan (tindakan) CPR tidak akan beredar di situs web Korea yang kotor,” ucapnya.
“Saya tahu (hal ini) kedengarannya liar, tapi itu adalah sebuah kemungkinan di negara ini (Korea Selatan),” kata Juwon Park.

Sebagai informasi, “Sex on the beach” adalah sebuah lagu lawas dari T-Spoon yang dirilis pada 1997 lalu.
Seperti cuitan Juwon Park, dalam tragedi kerumunan Itaewon, memang terdapat banyak video tindakan CPR pada para korban yang dilakukan oleh tim medis dan masyarakat di sana.
Video-video itu tersebar di media sosial, memperlihatkan korban yang terdiri dari wanita dan pria, mendapatkan bantuan CPR.
Apa yang terjadi di Itaewon?

Pada Sabtu (29/10/2022) malam, media lokal Korea Selatan menyebutkan ada setidaknya 100.000 orang yang memadati area Itaewon.
Diwartakan The New York Times, masyarakat Korea Selatan termasuk warga negara asing datang ke Itaewon untuk merayakan Halloween 2022.
Momen yang dihadiri anak-anak muda itu adalah perayaan Halloween tanpa masker dan tanpa batasan jumlah pengunjung untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 melanda dunia.
Bukan hanya hari Sabtu saat kejadian saja, menurut beberapa saksi, kawasan Itaewon sudah ramai bahkan sejak Jumat, 28 Oktober 2022.
Kendati demikian, kerumunan yang memadati Itaewon pada Sabtu malam memang lebih besar.
Yonhap News mewartakan, otoritas kebakaran Korea Selatan menerima puluhan laporan dari orang-orang di daerah Itaewon tentang adanya pasien yang kesulitan bernapas.

Laporan adanya kejadian darurat di Itaewon tersebut pertama kali diterima oleh otoritas kebakaran sekitar pukul 22:15 KST (Korea Standard Time).
Menurut laporan Yonhap News, saksi dan korban selamat dari tragedi Itaewon mengatakan, ada lonjakan kerumunan di gang menurun selebar sekitar 4 meter di daerah Itaewon.
Massa terdorong ke bawah oleh kerumunan orang tersebut.
“Orang-orang terus mendorong ke gang klub yang menurun, mengakibatkan orang lain berteriak dan jatuh seperti kartu domino,” demikian tulis seorang saksi anonim melalui media sosial Twitter, seperti dikutip Tribunjogja.com dari Yonhap News.
“Saya pikir saya akan dihancurkan sampai mati juga karena orang-orang terus mendorong tanpa menyadari ada orang yang jatuh di awal peristiwa desak-desakan,” tutur saksi anonim tersebut.
Hingga kini, pihak berwenang Korea Selatan masih terus menginvestigasi apa penyebab dari kerumunan yang berdesak-desakan di gang sempit Itaewon tersebut.
Baca juga: Korban Tewas Tembus 151 Orang, Saksi Sebut Halloween 2022 di Itaewon Kurang Polisi
Baca juga: Kisah Tragis Choi Boseong Pemuda Korsel yang Tewas dalam Tragedi Itaewon saat Rayakan Ultah
Ratusan nyawa melayang, termasuk warga negara asing

Per Minggu, 30 Oktober pukul 09:00 KST, pihak berwenang Korea Selatan melaporkan sudah ada 151 korban jiwa dalam tragedi Itaewon.
Dikutip dari Yonhap News, dari total 151 korban jiwa tersebut, 97 orang korban jiwa berjenis kelamin perempuan, sedangkan 54 lainnya laki-laki.
Kepala Pemadam Kebakaran Wilayah Yongsan Choi Seong Beom menyebutkan, sebanyak 19 orang korban jiwa dalam tragedi Itaewon adalah warga negara asing yang berasal dari Iran, Uzbekistan, China, dan Norwegia.
Sementara itu, kata dia, ada setidaknya 82 orang korban luka yang hingga kini masih dalam perawatan medis.
Sebanyak 19 orang korban yang kini masih dirawat mengalami luka serius.
Mayoritas korban dalam tragedi Itaewon adalah anak muda berusia akhir belasan tahun dan 20 tahunan. (Tribunjogja.com/ANR)