Kerumunan Maut di Itaewon
Korban Tewas Tembus 151 Orang, Saksi Sebut Halloween 2022 di Itaewon Kurang Polisi
Ditemui jurnalis The Washington Post, saksi tragedi Itaewon sebut perayaan Halloween 2022 kekurangan personel polisi, Mendagri Korea Selatan mengakui.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM - Sejak tragedi maut perayaan Halloween 2022 di Itaewon pada Sabtu (29/10/2022) malam waktu setempat, seorang jurnalis sekaligus editor The Washington Post bernama Kelly Kasulis Cho terus membagikan informasi terkini di tempat kejadian perkara (TKP).
Kelly yang saat ini berdomisili di kawasan Itaewon, Kota Seoul, Korea Selatan, melalui akun Twitter pribadinya @KasulisK membagikan kisah para saksi tragedi Itaewon yang ia temui hari, Minggu (30/10/2022) pagi waktu setempat.
“Pada titik ini (sampai saat ini) saya telah berbicara dengan banyak orang (saksi) yang mengatakan bahwa mereka berada di sini, di dekat gang atau di dekat jalan utama Itaewon tadi malam,” tulis Kelly melalui Twitter, Minggu (30/10/2022) pukul 11:27 WIB atau 09:27 KST (Korea Standard Time).

Dari semua saksi yang dia temui, Kelly mendapat informasi bahwa hanya ada segelintir petugas polisi yang ada di kawasan Itaewon sebelum kejadian desak-desakan dan saling dorong.
Padahal, diwartakan The New York Times, Sabtu (29/10/2022), media lokal Korea Selatan menyebutkan ada setidaknya 100.000 orang yang memadati area Itaewon.
Jumlah kerumunan besar yang mayoritas anak muda itu datang ke Itaewon untuk merayakan Halloween tanpa masker dan tanpa batasan jumlah pengunjung untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 melanda.
“Semua (saksi) mengatakan bahwa mereka hanya melihat beberapa petugas polisi mengatur lalu lintas sebelum (terjadi) penyerbuan (kerumunan berdesak-desakan). Perkiraan (jumlah petugas polisi) terbanyak yang saya dengar adalah 12 (orang),” lanjut Kelly.

“Beberapa (saksi) mengatakan bahwa mereka pikir polisi atau pejabat lain di Itaewon harus melacak berapa banyak orang yang berada di jalan selama liburan ini dan daerah dekat jika jumlah menjadi tinggi,” sebut Kelly.
“Beberapa (saksi) menganjurkan agar gang-gang kecil ditutup bersama-sama, meskipun ini (penutupan gang-gang kecil) secara teori dapat merugikan bisnis (di kawasan Itaewon),” kata jurnalis The Washington Post itu.
Beberapa waktu kemudian, pihak berwenang Korea Selatan buka suara.
Kelly melalui Twitter pada Minggu (30/10/2022) pukul 12:39 WIB (10:39 KST) melaporkan, Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan, Lee Sang Min, mengatakan bahwa polisi tidak memperkirakan akan ada kerumunan besar perayaan Halloween di Itaewon, Sabtu (29/10/2022) malam.

“Menteri Dalam Negeri Korea Selatan mengatakan bahwa polisi tidak memperkirakan kerumunan Halloween yang lebih besar dari biasanya tahun ini,” sebut Kelly dalam cuitannya.
“Dan oleh karena itu, petugas (polisi) tambahan tidak dikirim ke daerah itu (Itaewon) sebelum kerumunan itu saling bertabrakan pada hari Sabtu (29 Oktober 2022 malam). Polisi malah dikirim untuk mengawasi protes (yang terjadi) di Gwanghwamun,” kata Kelly.
Baca juga: Kisah Tragis Choi Boseong Pemuda Korsel yang Tewas dalam Tragedi Itaewon saat Rayakan Ultah
Baca juga: Malam Mencekam di Itaewon Korea Selatan, 149 Orang Tewas di Kerumunan Maut Pesta Halloween
Apa yang terjadi di Gwanghwamun? Mengapa polisi ke sana?
Diwartakan Korea Times, Senin (24/10/2022), puluhan ribu aktivis konservatif dan progresif menggelar demonstrasi besar-besaran di pusat Kota Seoul, Korea Selatan, Sabtu (22/10/2022).
Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menentang tentang isu-isu politik yang sensitif. Demonstrasi berakhir tanpa bentrokan.
Aktivis sayap kanan, termasuk anggota Partai Persatuan Liberty sayap kanan, mengadakan rapat umum di kawasan Gwanghwamun, untuk menentang apa yang mereka sebut sebagai “simpatisan pro-Korea Utara”.
Polisi Korea Selatan memperkirakan sekitar 32.000 aktivis berpartisipasi dalam acara tersebut.
Aktivis progresif juga mengadakan protes anti-pemerintah di jalan-jalan terdekat. Polisi memproyeksikan sekitar 16.000 orang bergabung dalam rapat umum tersebut.
Demonstrasi besar-besaran Sabtu (22/10/2022) menyebabkan gangguan lalu lintas parah di sekitar jalan utama mulai dari kawasan Gwanghwamun sampai Balai Kota di pusat Kota Seoul. (Tribunjogja.com/ANR)