Kerumunan Maut di Itaewon

Kisah Tragis 2022: Tragedi Kanjuruhan dan Itaewon Ada Ratusan Nyawa Melayang di Jatim dan Seoul

Dua tragedi yang menelan ratusan nyawa korban terjadi pada Oktober 2022, yaitu Tragedi Kanjuruhan di Jatim dan Tragedi Itaewon di Seoul. Ini kisahnya.

Kolase Tribunjogja.com
Kisah Tragis 2022: Tragedi Kanjuruhan dan Itaewon Ada Ratusan Nyawa Melayang di Jatim dan Seoul 

TRIBUNJOGJA.COM - Oktober 2022 menjadi saat-saat berat bagi Indonesia dan Korea Selatan.

Ratusan nyawa masyarakat melayang usai laga pertandingan sepak bola antara Arema vs Persebaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Belum genap sebulan setelah tragedi Kanjuruhan, ratusan orang tewas dalam kerumunan perayaan Halloween di kawasan Itaewon, Kota Seoul, Korea Selatan, pada Sabtu, 29 Oktober 2022.

Tragedi kelam Kanjuruhan dan Itaewon yang menewaskan ratusan orang akan tercatat dalam sejarah sebagai peristiwa mengerikan.

Sampai saat artikel ini ditulis, Minggu (30/10/2022) pukul 17:00 WIB dilaporkan sudah ada 133 orang korban jiwa dalam tragedi kerusuhan Arema vs Persebaya di Kanjuruhan.

Sebagian besar korban meninggal saat menjalani perawatan di rumah sakit setempat usai berdesak-desakan berusaha keluar dari Stadion Kanjuruhan yang rusuh dan penuh gas air mata.

Di sisi lain, sampai artikel ini ditulis, sudah dilaporkan ada 151 orang korban jiwa akibat tragedi di Itaewon Korea Selatan.

Korban berjatuhan usai ribuan orang berdesak-desakan saling dorong di gang sempit kawasan Itaewon

Kronologi Tragedi Kelam Stadion Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober 2022

Ilustrasi- Suasana saat Tragedi Kanjuruhan setelah laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022)
Ilustrasi- Suasana saat Tragedi Kanjuruhan setelah laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) (suryamalang.com/Purwanto)

Tepat sehari setelah peringatan peristiwa Gerakan 30 September (G30S) tahun 2022, ratusan orang meninggal dunia usai kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

Sabtu (1/10/2022) malam, berita mengerikan dari Kanjuruhan membuat masyarakat Indonesia dan warga dunia heboh.

Media asing turut menyoroti kerusuhan pertandingan Arema vs Persebaya yang menewaskan 133 orang suporter.

Presiden Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) Gianni Infantino bahkan datang ke Indonesia, bertemu Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (18/10/2022) siang.

Keduanya sepakat untuk merombak total sepak bola Indonesia.

Diwartakan Kompas.com, Jumat (7/10/2022), Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, tim investigasi khusus terus bekerja untuk mengusut tuntas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. 

12 September 2022

KESAKSIAN Penonton Arema vs Persebaya yang Lolos dari Tragedi Tewaskan 127 Orang di Stadion Kanjuruhan
Kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan (Surya Malang/Purwanto)

Kapolri menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan tim investigasi, ternyata kronologi awal tragedi Kanjuruhan bermula pada 12 September 2022. 

Saat itu, pihak panitia pelaksana pertandingan Arema FC mengirimkan surat ke Polres Malang terkait permohonan rekomendasi pertandingan Arema FC vs Persebaya yang akan digelar pada Sabtu (1/10/2022) pukul 20.00 WIB.

Kemudian, Polres Malang menanggapi surat dari panitia pelaksana dengan berkirim surat secara resmi untuk mengubah jadwal pertandingan menjadi pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan faktor keamanan. 

“Namun, PT LIB (Liga Indonesia Baru) menolak permintaan tersebut dengan alasan apabila waktu digeser, ada pertimbangan masalah penayangan langsung, ekonomi, dan sebagainya, yang mengakibatkan dampak memunculkan ekonomi, penalti, dan sebagainya,” kata Listyo.

Selanjutnya, Polres Malang melakukan persiapan pengamanan dengan melaksanakan berbagai macam rapat koordinasi. 

Hasilnya, terdapat penambahan jumlah personel pengamanan yang semula 1.073 petugas menjadi 2.034 petugas. 

Selain itu, hasil rapat koordinasi disepakati untuk suporter yang hadir hanya dari Aremania. 

1 Oktober 2022

Suporter Arema FC atau dikenal dengan sebutan Aremania saat mengevakuasi korban kericuhan setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022).
Suporter Arema FC atau dikenal dengan sebutan Aremania saat mengevakuasi korban kericuhan setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022). (SURYAMALANG.COM/PURWANTO)

“Seperti diketahui pertandingan yang berjalan pada 1 Oktober pukul 20.00 WIB hingga akhir pertandingan dengan skor 2 Arema FC dan 3 Persebaya, proses pertandingan semua berjalan lancar,” ungkap Listyo.

Kendati demikian, di akhir pertandingan, muncul reaksi dari penonton terkait hasil pertandingan itu. Beberapa penonton masuk ke lapangan. 

“Terkait hal tersebut, tentunya tim kemudian melakukan pengamanan terhadap ofisial dan pemain Persebaya dengan menggunakan empat kendaraan taktis,” jelas Kapolri.

Proses evakuasi berjalan cukup lama hampir sekitar satu jam karena sempat terjadi kendala dan hambatan. 

“Tapi, semua bisa berjalan lancar, evakuasi saat itu dipimpin Kapolres,” ujar Listyo.

Baca juga: Daftar 6 Tersangka dan Perannya dalam Tragedi Maut di Stadion Kanjuruhan

Baca juga: Kapolda Jatim Nico Afinta Dicopot, Penggantinya adalah Polisi Terkaya Versi LKHPN

Tembakan gas air mata

Tembakan gas air mata saat suasana kerusuhan pascalaga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). Kapolri mengumumkan 6 tersangka dalam tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang ini.
Tembakan gas air mata saat suasana kerusuhan pascalaga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022). Kapolri mengumumkan 6 tersangka dalam tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang ini. (KOMPAS.COM/Imron Hakiki)

Pada waktu yang bersamaan, usai pertandingan Arema vs Persebaya, penonton semakin banyak turun ke lapangan. 

Kemudian, beberapa anggota polisi mulai melakukan penggunaan kekuatan. 

“Ada yang menggunakan tameng, termasuk mengamankan kiper Arema FC Adilson Maringa,” kata Kapolri. 

Dengan bertambahnya penonton ke lapangan, beberapa personel menembakkan gas air mata. Terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata. 

Ada tujuh tembakan gas air mata ke arah tribune selatan, kemudian ada satu tembakan gas air mata ke arah tribun utara, dan tiga tembakan gas air mata ke arah lapangan.

“Tentu ini mengakibatkan para penonton terutama di tribune yang ditembakkan panik merasa pedih dan berusaha meninggalkan arena,” tutur Kapolri.

Di sisi lain, tembakan tersebut dilakukan dengan maksud untuk mencegah penonton turun ke lapangan. 

Kemudian, penonton berusaha untuk keluar dari stadion, lalu terjadi kendala di Pintu 3, 10, 11, 12 dan 14. 

“Seharusnya 5 menit sebelum berakhir pertandingan pintu harus dibuka, namun saat itu pintu dibuka namun tidak sepenuhnya (yang dibuka) hanya berukuran sekitar 1,5 meter,” jelas Listyo.

Selain itu, ada tegakan besi melintang setinggi 5 sentimeter yang mengakibatkan suporter terhambat saat melewati pintu tersebut. 

“Apalagi kalau pintu tersebut dilewati jumlah yang banyak, sehingga terjadi desak-desakan yang menyebabkan adanya sumbatan di pintu-pintu tersebut (selama) hampir 20 menit,” kata Kapolri.

Dilaporkan bahwa para penjaga keamanan swasta atau steward tidak berada di tempat saat peristiwa itu berlangsung. 

“Berdasarkan Pasal 21 Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI menyebutkan harusnya steward ada di tempat selama penonton belum meninggalkan stadion,” tutur Kapolri.

Peristiwa berdesak-desakan tersebut banyak memakan korban. Ada korban yang mengalami patah tulang, trauma, sampai meninggal lantaran mengalami asfiksia.

Sebagai informasi, asfiksia adalah kondisi ketika kadar oksigen di dalam tubuh berkurang. Kondisi ini bisa mengakibatkan penurunan kesadaran dan bahkan mengancam nyawa penderitanya.

Baca juga: Daftar 9 Kapolda yang Resmi Dilantik Kapolri Listyo Sigit Prabowo Hari Ini, Termasuk Kapolda DIY

Baca juga: Update Tragedi Kanjuruhan: Korban Jiwa Bertambah Jadi 133 Orang, Dinyatakan Meninggal Selasa Siang

Tersangka Tragedi Kanjuruhan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (Kompas.com)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada kesempatan sama mengumumkan penetapan 6 tersangka tragedi Kanjuruhan.

Hal itu disampaikan Listyo di Mapolresta Malang Kota pada Kamis (6/10/2022)

Berdasarkan hasil pendalaman, pihak kepolisian menemukan bahwa PT LIB selaku penyelenggara Liga 1 tidak melakukan verifikasi terhadap Stadion Kanjuruhan.

“Verifikasi terakhir (di Stadion Kanjuruhan) dilakukan pada tahun 2020, dan ada beberapa catatan yang seharusnya dipenuhi, khususnya terkait dengan masalah keselamatan bagi penonton,” jelas Kapolri.

Pada 2022 ini, tidak dikeluarkan verifikasi terhadap kelayakan Stadion Kanjuruhan, melainkan hanya menggunakan hasil terakhir periode 2020 lalu. 

“Dan belum ada perbaikan dalam catatan tersebut. Kemudian, ditemukan fakta juga penonton yang datang hampir 42.000,” tutur Kapolri.

Padahal, kapasitas Stadion Kanjuruhan hanya 38.000 orang saja. Apalagi, saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19 di mana ada aturan tentang batas kapasitas penonton.

“Sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Regulasi Keselamatan Keamanan PSSI, tentunya kelalaian tersebut menimbulkan pertanggungjawaban,” tutur Listyo.

Atas kerusuhan di Kanjuruhan, Kapolri telah mengumumkan enam tersangka, yaitu:

1. Ketua Panpel Arema FC berinisial AH

2. Direktur PT. LIB berinisial Ir AHL

3. Security officer berinisial SS

4. Kabagops Polres Malang berinisial WSS

5. Brimob Polda Jatim berinisial H, dan 

6. Kasat Sammapta Polres Malang berinisial BSA. 

Ketua Panpel, Direktur PT. LIB dan Security officer jadi tersangka karena abai atas keselamatan penonton. 

Adapun tiga polisi jadi tersangka karena memerintahkan penembakan gas air mata.

Baca juga: Korban Tewas Tembus 151 Orang, Saksi Sebut Halloween 2022 di Itaewon Kurang Polisi

Baca juga: FAKTA-FAKTA Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Sejak Awal Penjualan Tiket Sudah Langgar Aturan

Kronologi Tragedi Kelam di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu 29 Oktober 2022

Paramedis sedang mengevakuasi korban di distrik malam populer Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022. 

Ratusan orang diduga mengalami kesulitan bernafas setelah ribuan orang memadati jalan-jalan sempit di lingkungan Itaewon kota untuk merayakan Halloween, kata pejabat setempat.
Paramedis sedang mengevakuasi korban di distrik malam populer Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022. Ratusan orang diduga mengalami kesulitan bernafas setelah ribuan orang memadati jalan-jalan sempit di lingkungan Itaewon kota untuk merayakan Halloween, kata pejabat setempat. (JUNG YEON-JE / AFP)

Sama-sama terjadi pada Sabtu malam, peristiwa kelam yang menewaskan ratusan nyawa di Stadion Kanjuruhan kembali terulang di gang sempit area Itaewon, Kota Seoul, Korea Selatan.

Pada Sabtu, 29 Oktober 2022, tepat sehari setelah Indonesia merayakan peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022, kabar mengejutkan terdengar dari Negeri Gingseng.

Kurang lebih 100.000 orang memadati kawasan Itaewon untuk merayakan Halloween 2022.

Mereka datang dengan tujuan ingin bersenang-senang. Banyak di antara mereka mengekspresikan diri dengan mengenakan pakaian bertema horor ala Halloween.

Kendati demikian, seperti diwartakan Yonhap News pada Minggu (30/10/2022), pukul 22:15 KST (Korea Standard Time), pihak Pemadam Kebakaran Korea Selatan menerima laporan adanya keadaan darurat di Itaewon.

Puluhan orang melaporkan ada pasien yang kesulitan bernapas di kawasan ramai anak muda itu.

Baca juga: Tragedi Itaewon, Jurnalis Korea Selatan Khawatir Video CPR Korban Tersebar di Situs Web Dewasa

Baca juga: Pengakuan Saksi Tragedi Itaewon: Suasana Mencekam, Mayat di Jalanan, Itaewon Sudah Ramai Sejak Jumat

Kelly Kasulis Cho, jurnalis The Washington Post melalui Twitter pribadinya @KasulisK, Minggu (30/10/2022) pukul 11:06 WIB, bercerita bahwa dirinya menemui saksi tragedi Itaewon yang menginap di Hotel Hamilton.

Untuk diketahui, Hotel Hamilton adalah berada di kawasan Itaewon, lokasinya bersebelahan dengan gang TKP tragedi Itaewon.

“Baru saja saya berbicara dengan dua orang yang menginap di Hotel Hamilton saat penyerbuan (kerumunan) terjadi,” kata Kelly.

“Mereka (saksi tragedi Itaewon) mengatakan kepada saya bahwa dari jendela hotel, mereka mendengar jeritan datang dari gang dan bisa melihat orang-orang memberikan CPR (cardiopulmonary resuscitation atau resusitasi jantung paru),” jelas Kelly.

Mayat para korban di distrik kehidupan malam Itaewon Seoul, Minggu 30 Oktober 2022 waktu setempat. Ratusan orang diduga kesulitan bernafas setelah ribuan berkerumun di jalan-jalan sempit untuk merayakan Halloween, kata pejabat setempat.
Mayat para korban di distrik kehidupan malam Itaewon Seoul, Minggu 30 Oktober 2022 waktu setempat. Ratusan orang diduga kesulitan bernafas setelah ribuan berkerumun di jalan-jalan sempit untuk merayakan Halloween, kata pejabat setempat. (JUNG YEON-JE / AFP)

“Sebelumnya, mereka (saksi) mengatakan bahwa mereka hanya melihat beberapa petugas (polisi) mengatur lalu lintas, tetapi kemudian 20 ambulans dan truk pemadam kebakaran tiba,” jelas Kelly.

“Segera setelah kami mulai melihat orang-orang yang wajahnya ditutup dengan kain handuk, jelas orang-orang itu sudah mati. Itu mengerikan, mengerikan untuk dilihat,” kata saksi tragedi Itaewon kepada Kelly.

Sementara itu per Minggu, 30 Oktober pukul 09:00 KST, pihak berwenang Korea Selatan melaporkan sudah ada 151 korban jiwa dalam tragedi Itaewon

Melansir Yonhap News, dari total 151 korban jiwa tersebut, 97 orang korban jiwa berjenis kelamin perempuan, sedangkan 54 lainnya laki-laki.

Kepala Pemadam Kebakaran Wilayah Yongsan Choi Seong Beom menyebutkan, sebanyak 19 orang korban jiwa dalam tragedi Itaewon adalah warga negara asing yang berasal dari Iran, Uzbekistan, China, dan Norwegia.

Deretan mayat korban pesta Hallowen di distrik kehidupan malam Itaewon Seoul, Minggu 30 Oktober 2022. Ratusan orang diduga kesulitan bernafas setelah ribuan berkerumun di jalan-jalan sempit untuk merayakan Halloween, kata pejabat setempat.
Deretan mayat korban pesta Hallowen di distrik kehidupan malam Itaewon Seoul, Minggu 30 Oktober 2022. Ratusan orang diduga kesulitan bernafas setelah ribuan berkerumun di jalan-jalan sempit untuk merayakan Halloween, kata pejabat setempat. (Yelim LEE / AFP)

Sementara itu, kata dia, ada setidaknya 82 orang korban luka yang hingga kini masih dalam perawatan medis.

Sebanyak 19 orang korban yang kini masih dirawat mengalami luka serius.

Mayoritas korban dalam tragedi Itaewon adalah anak muda berusia akhir belasan tahun dan 20 tahunan. 

Hingga kini, pemerintah Korea Selatan masih menginvestigasi penyebab dari menumpuknya kerumunan di gang sempit area Itaewon yang menelan ratusan korban jiwa tersebut.

Sebagai informasi, tragedi Itaewon ini menjadi salah satu peristiwa paling kelam di sejarah Korea Selatan modern.

Tragedi kelam sebelumnya terjadi pada 2014 lalu, ketika Kapal Feri Sewol karam dan menewaskan 304 orang yang mayoritas adalah siswa sekolah menengah. (Tribunjogja.com/ANR)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved