Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Makam-makam Keramat Terancam Tergusur Proyek Tol Yogya-YIA, Yogya-Solo dan Yogya-Bawen
Proyek pembangunan Tol Yogya-YIA, Yogya-Solo, dan Yogya-Bawen membuat makam keramat di kampung ini terancam digusur. Simak kisahnya.
Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Lahan sawah, pemukiman warga, gedung sekolah, sampai tempat pemakaman, harus dikorbankan untuk proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta.
Ada jalan tol Yogyakarta-YIA (Yogyakarta International Airport), Yogyakarta-Solo, dan Yogyakarta-Bawen.
Di antara banyak makam yang menurut rencana akan dilalui jalan tol, ada beberapa makam keramat yang menuai polemik di kalangan warga.
Menurut keterangan Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Krido Suprayitno, pemerintah memiliki regulasi tentang penentuan trase.

Mengutip dokumen dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), trase Jalan adalah garis tengah sumbu jalan yang merupakan garis lurus saling terhubung dengan peta topografi.
Trase jalan juga merupakan acuan dalam menetapkan tinggi muka tanah dasar.
“Penentuan trase itu ada tiga hal yang tidak boleh dilanggar. Satu, tidak boleh melanggar tata ruang. Dua, tidak boleh melanggar sumber mata air, nah yang ketiga, tidak boleh melanggar cagar budaya,” jelas Krido Suprayitno kepada Kompas.com, Selasa (18/10/2022).
Tata ruang, sumber mata air, dan cagar budaya.
Menurut peraturan yang ada, tiga hal ini tidak boleh dilanggar dalam pembangunan proyek apapun, termasuk tol.
Lantas, bagaimana dengan makam-makam keramat yang kabarnya akan dilalui jalan tol Yogya-YIA, Yogya-Solo, dan Yogya-Bawen?
Berikut daftar makam-makam beserta rangkuman kisahnya, seperti yang telah dihimpun Tribunjogja.com, Jumat (28/10/2022).
1. Makam Ki Nursam, Kulon Progo

Sebuah makam keramat di Dusun Dukuh, Kelurahan Janten, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, DIY, terancam ikut digusur untuk keperluan proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta-YIA.
Diwartakan Kompas.com, Rabu (19/10/2022), makam sakral atau makam keramat itu adalah Makam Ki Nursam.
Menurut keterangan Kepala Dusun Dukuh, Suhartono, Ki Nursam dipercaya sebagai cikal bakal Dusun Dukuh.
“(Ki Nursam adalah) cikal bakal atau orang pertama yang ada di sini,” kata Suhartono, saat dihubungi Selasa (18/10/2022) seperti dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
Untuk itu, Makam Ki Nursam menjadi lokasi sakral bagi warga di Dusun Dukuh.
Bahan, setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga rutin menggelar bersih-bersih di Makam Ki Nursam.
Setelah itu, warga melanjutkan dengan acara kenduri sebagai ucapan syukur kemakmuran desa. Kenduri ini biasa dilakukan di rumah ibadah.
Tak hanya makam keramat yang disakralkan warga, tapi ada pemukiman milik 19 kepala keluarga di Dusun Dukuh yang terancam ikut jadi “korban” tok Yogya-YIA.
Warga berharap, pemerintah mempertimbangkan untuk menggeser trase tol Yogyakarta-YIA.

Suhartono selaku Kepala Dusun mengusulkan, tol bisa bergeser ke utara di mana terdapat area persawahan yang lokasinya tidak jauh dari pemukiman.
“Prosesnya kan juga lebih mudah karena persawahan,” kata Suhartono.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dispertaru DIY Krido Suprayitno menuturkan, pihaknya akan mempertimbangkan usulan warga dan Kepala Dusun Dukuh.
“Kami baru menyisir bahwa ada beberapa makam yang terlewati. Kami menyisir apa (makam Ki Nursam) termasuk cagar budaya atau tidak,” tutur Krido Suprayitno.
“Kalau itu (makam Ki Nursam) masuk cagar budaya tentu kami akan membantu dokumen-dokumen penetapan cagar budaya,” ucap Krido Suprayitno, seperti dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
Pada kesempatan sama, Krido Suprayitno menyampaikan bahwa pada awal November 2022 nanti, akan diadakan sosialisasi proyek tol Yogya-YIA.
“(Sosialisasi pembangunan proyek) Yogya-YIA kami mulai awal November (2022). Waktu antara sosialisasi dan konsultasi publik itu tiga bulan. Kami akan paralel, mungkin desa ini sosialisasi, yang lain konsultasi publik,” jelasnya.
Sampai saat artikel ini ditulis, belum ada keterangan lebih lanjut apakah Makam Ki Nursam merupakan cagar budaya yang tidak boleh dilewati tol Yogya-YIA atau bukan.
Baca juga: 3 SITUS Sejarah Ini Terkena Dampak Tol Yogyakarta-Bawen, Bagaimana Nasibnya?
Baca juga: Pemda DIY Sebut Sosialisasi Pembangunan Proyek Tol Yogya-YIA Dilakukan November 2022
2. Makam Nyi Pedelingan, Ambarawa

Seperti tol Yogyakarta-YIA, proyek pembangunan jalan tol Yogyakarta-Bawen ternyata juga disebut-sebut akan menggusur makam keramat, yaitu Makam Nyi Pedelingan.
Diwartakan Kompas.com, Rabu (2/3/2022), Makam Nyi Pedelingan berlokasi di Lingkungan Lonjong, Desa Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Sugiarto selaku Ketua RT 001 RW 003 Lingkungan Lonjong menyampaikan, warga Lonjong berharap pembangunan tol Yogya-Bawen tidak menggusur Makam Nyi Pedelingan.
Sebab, mendiang Nyi Pedelingan dipercaya sebagai leluhur dan cikal bakal warga setempat.
Sebelumnya, pada 23 - 24 Februari 2022, warga telah mendapatkan sosialisasi terkait proyek tol Yogya-Bawen di Balai Kelurahan Ngampin.
Kata Sugiarto, saat sosialisasi, tim pengadaan hanya memberi pemaparan soal denah, lebar jalan tol, pembangunan, dan proses pembayaran ganti rugi.
“Dari sosialisasi itu, diketahui pembangunan jalan tol bakal melintas di pemakaman umum seluas 3.000 meter persegi. Sehingga, warga khawatir jika proyek jalan tol tersebut bakal menggusur Makam Nyi Pedelingan,” ujar Sugiarto.

“Kami sudah mencoba memberi saran, tapi tidak mendapat jawaban pasti,” katanya, seperti dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
Sementara itu, Yuda Ariyanto selaku Ketua RT 002 RW 003 Kelurahan Lonjong menyampaikan, tidak hanya Makam Nyi Pedelingan yang membuat warga khawatir.
Selain makam, ada juga 10 mata air berharga yang terancam kena gusur untuk proyek tol Yogya-Bawen.
Selama ini, 10 mata air tersebut dimanfaatkan oleh warga Lingkungan Lonjong.
“Di wilayah RW ini (RW 003), dari RT 001, 002, dan 003 ada 83 pemilik lahan yang terkena proyek jalan tol Yogyakarta-Bawen,” kata Yuda Ariyanto.
Ikut berkomentar, para sesepuh di Lingkungan Lonjong berharap ada komunikasi yang baik, tidak hanya sosialisasi satu arah.
Sesepuh ingin agar aspirasi warga didengarkan.
“Jadi, (harapan kami) ada komunikasi yang baik, tidak hanya satu arah,” tutur sesepuh Lingkungan Lonjong.
Sampai artikel ini ditulis, belum ada keterangan lebih lanjut tentang nasib Makam Nyi Pedelingan dan 10 mata air di Lingkungan Lonjong yang terancam terdampak proyek tol Yogya-Bawen.
Baca juga: SDN 1 Dompyongan Klaten dan Satu Komplek Makam Bakal Tergusur Proyek Tol Yogyakarta-Solo
Baca juga: Terima UGR Tol Yogya-Solo Rp300 Miliar, Warga Desa Dompyongan Klaten bakal Jadi Miliarder Dadakan
3. Makam di Klaten

Diwartakan Tribunjogja.com, Kamis (27/10/2022), ada satu komplek makam di Klaten yang juga akan digusur untuk proyek pembangunan tol Yogya-Solo.
Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang akan digusur ini berlokasi di Desa Dompyongan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jateng.
Berbeda dari makam keramat Ki Nursam dan Nyi Pedelingan, pemindahan makam TPU di Desa Dompyongan mendapat sambutan cukup baik.
Surono, Kepala Desa Dompyongan, menyampaikan bahwa proses pembayaran ganti rugi tanah terdampak tol Yogyakarta-Solo di wilayahnya sudah masuk tahap musyawarah penetapan bentuk ganti rugi.
“Di sini, kalau fasilitas umum yang kena tol ada dua. Pertama, SD Negeri 1 Dompyongan dan satunya TPU,” kata Surono, saat ditemui Tribunjogja.com, (27/10/2022).
“Kalau makam (yang) kena tol sebenarnya sebagian. Namun, saya minta semuanya saja dipindahkan,” imbuhnya.
Menurut keterangan Surono, saat ini masalah pemindahan makam sudah dikoordinasikan dengan pihak keluarga. (Tribunjogja.com/ANR)