Pengelolaan Sampah Organik di Candi Borobudur Akan Dijadikan Tempat Wisata Edukasi Alternatif
Sampah-sampah organik yang dihasilkan dari aktivitas wisata itu selama ini diolah menjadi pupuk kompos.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Pengelola taman wisata Candi Borobudur berencana menjadikan tempat pengolahan sampah organik miliknya menjadi alternatif wisata edukasi bagi para pengunjung.
Sampah-sampah organik yang dihasilkan dari aktivitas wisata itu selama ini diolah menjadi pupuk kompos.
Infrastructur Development Manager PT TWC Kristiono Wibowo menambahkan, Candi Borobudur sudah mengolah sampah organiknya secara mandiri.
Tempat pengolahan sampah itu berada di dalam area Candi Borobudur tepatnya dekat wisata Kandang Gajah.
"Kalau yang kami olah masih kapasitas kecil, ada 5 bin (kotakan sampah) kapasitas satu binnya itu 9 meter kubik, mungkin 45 meter kubik olahan dalam satu bulan. Kalau tonase kurang lebihnya itu 1 meter kubik sampah , katakan 1 setengah ton sampah, lalu dibagi dua jadi dalam sebulan ada sekitar 22,5 ton sampah yang diolah menjadi pupuk kompos,"ungkapnya.
Ia menambahkan, proses pengolahan sampah diawali dengan mengumpulkan sampah organik biasanya hasil sapuan dedaunan dari area Candi Borobudur .
Kemudian dipilah dan dicacah, setelah itu dimasukkan ke dalam bin untuk difermentasi.
"Kami menggunakan cairan bioenzim yang dicampur air lalu ditabur dengan kapur pertanian. Itu, terbagi dalam beberapa layar, layar satu itu ketebalan kurang lebih 20 sentimeter,"ujarnya.
Kemudian dalam kurun waktu tertentu, minimalnya satu minggu sekali dilakukan pengadukan dan dibalik.
Hal itu supaya sampah yang di atas dan di bawah sama-sama lembab, sehingga kelembaban diatur dalam proses itu.
"Dalam proses ini untuk pembalikan dilakukan dua kali kurun waktu lebih 31 hari, setelah itu baru bisa dipanen lalu diayak setelah itu selesai menjadi kompos. Dan, bisa digunakan untuk media tanah. Nantinya, selain bisa melihat pengolahan limbah sampah menjadi pupuk kompos. Pengunjung juga akan disediakan fasilitas berupa panel-panel berupa informasi menangani sampah. Panel itu dibuat disamping persis tempat pengolahan,"ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT TWC Hetty Herawati menambahkan, pihaknya ingin mengajak pengunjung ikut serta dalam kegiatan mengolah limbah sampah.
"Selama ini sebenarnya kami sudah ada kegiatan namanya Edukriya Go-Green namun yang diolah oleh pengunjung itu sampah menjadi produk craft (kerajinan),"ungkapnya.
Sehingga ke depannya, pihaknya ingin mengembangkan lagi soal edukasi penanganan sampah bagi masyarakat.