Perang Rusia Ukraina
Rusia Kembali Peringatkan AS dan Inggris Terkait Plot Bom Kotor Ukraina
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov memperingatkan AS dan Inggris terkait plot penggunaan bom kotor oleh Ukraina.
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
NEWS UPDATE
- Menhan Rusia Sergei Shoigu memperingatkan rekannya di AS, Inggris dan Prancis terkait plot penggunaan bom kotor oleh Ukraina.
- Presiden Ukraina Volodymir Zelensky membantah tuduhan Rusia itu dan balik menuduh justru Rusia yang akan meneggunakan bom pemusnah massal.
- Ketua Majelis Rendah Rusia Vyacheslav Volodin menyamakan rezim Kiev dengan Al Qaeda, dan Zelensky seperti Osama bin Ladin.
TRIBUNJOGJA.COM, MOSKOW - Kepala Staf Umum Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, memperingatkan rekan-rekannya di AS dan Inggris terkait plot bom kotor oleh Ukraina..
Peringatan sekaligus unjuk keprihatinan itu disampaikan Gerazimov lewat panggilan telepon yang jarang terjadi di level mereka.
Gerasimov menelepon Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley dan Kepala Staf Gabungan Inggris Laksamana Sir Tony Radakin, Selasa (25/10/2022).
Berita kontak telepon Gerasimov dan dua sejawatnya itu diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia dan dikutip Russia Today, Selasa (25/10/2022).
Sementara Pentagon hanya menyebutkan kedua jenderal membahas beberapa masalah yang berkaitan keamanan tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Itu adalah percakapan pertama antara Gerasimov dan Milley sejak Mei 2022. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan panggilan telepon antara Radakin dan Gerasimov terjadi "atas permintaan Kementerian Pertahanan Rusia.
Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Buat Senjata Nuklir Bom Kotor
Baca juga: Politisi Rusia Vyacheslav Volodin Samakan Rezim Ukraina dengan Al Qaeda
Inggris menolak tuduhan Rusia Ukraina merencanakan tindakan untuk meningkatkan konflik. Radakin juga menyatakan kembali dukungan abadi Inggris untuk Ukraina.
London setuju, penting untuk menjaga saluran komunikasi dengan Moskow terbuka untuk mengelola risiko salah perhitungan dan untuk memfasilitasi de-eskalasi.
Perkembangan itu terjadi sehari setelah Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengemukakan kekhawatiran serupa dalam panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan AS, Inggris, dan Prancis.
Moskow telah memperingatkan negara-negara barat tentang dugaan rencana Kiev untuk menggunakan "bom kotor" untuk menjebak Rusia selama beberapa waktu.
Barat, bagaimanapun, sebagian besar tetap mengabaikan peringatan semacam itu.
Sebelumnya pada Senin, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim Kiev ingin menjebak Moskow sebagai "teroris nuklir" dengan menuduhnya menggunakan senjata pemusnah massal.
Plot itu berpotensi meluncurkan kampanye anti-Rusia yang kuat.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menyatakan ketidakpercayaan barat dalam skenario ini tidak membuat ancaman itu berkurang.
Kiev telah membantah tuduhan Moskow. Presiden Ukraina Vladimir Zelensky juga mengatakan satu-satunya pihak yang mampu melancarkan serangan menggunakan nuklir adalah Rusia sendiri.
Sementara itu, PBB meminta semua pihak yang berkonflik untuk menahan diri. Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan pada briefing pada Senin.
Ia mengingatkan, semua pihak harus menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan salah perhitungan atau eskalasi lebih lanjut dari konflik yang sudah menghancurkan.
Harry Fawcett, koresponden Al Jazeera dari Kiev melaporkan, klaim Rusia bahwa Ukraina bermaksud menggunakan "bom kotor" dibantah keras Ukraina dan sekutu baratnya.
"Menurut pihak Ukraina, tuduhan ini bisa jadi karena Rusia meletakkan dasar untuk melakukan sesuatu seperti ini sendiri," kata Fawcett.
"IAEA mengatakan mereka akan mengirim inspektur ke ... dua fasilitas nuklir Ukraina yang Rusia tuduh sedang dalam tahap akhir mengerjakan bom kotor," katanya.
Pengawas nuklir PBB mengatakan pihaknya akan segera mengirim inspektur ke dua lokasi Ukraina atas permintaan Kiev.
"Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengetahui pernyataan yang dibuat oleh Federasi Rusia pada Minggu tentang dugaan kegiatan di dua lokasi nuklir di Ukraina," kata IAEA.
“IAEA sedang bersiap mengunjungi lokasi dalam beberapa hari mendatang. Tujuan dari kunjungan pengamanan adalah untuk mendeteksi kemungkinan aktivitas dan materi nuklir yang tidak diumumkan,” tambahnya.(Tribunjogja.com/RT/xna)