Terpilih Kembali Pimpin PKC, Xi Jinping Bertekad Bawa China Makin Kuat
Xi Jinping terpilih kembali sebagai Sekjen Partai Komunis China di Kongres Partai Komunis China yang berakhir Minggu (23/10/2022).
Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
Kata Xi, melalui lebih dari 40 tahun reformasi dan keterbukaan tanpa henti, China telah menciptakan keajaiban kembar pertumbuhan ekonomi yang cepat dan stabilitas sosial jangka Panjang.
Analisis Ekonom China
Ekonomi China diyakinkan Xi, memiliki ketahanan dan potensi yang besar. "Fundamentalnya yang kuat tidak akan berubah, dan akan tetap pada lintasan positif dalam jangka Panjang," katanya.
Xi pada Minggu itu juga menyatakan komitmen China untuk mempromosikan pembangunan komunitas manusia dengan masa depan bersama.
"Kami akan bekerja dengan orang-orang dari semua negara lain untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang sama,” tegas Xi.
"Sebuah partai politik hanya bisa menjadi tak terkalahkan jika tetap berkomitmen untuk mereformasi diri, meskipun memiliki masa lalu yang gemilang," kata Xi di Aula Besar Rakyat.
Perjuangan revolusioner dan temperamen abad lalu, dan terutama dekade pertama era baru, telah membuat partainya lebih kuat dan lebih dinamis.
Xi mendesak anggota partainya untuk tetap waspada tinggi dan tetap berpikiran jernih dan bijaksana dalam menghadapi tantangan dan ujian baru di perjalanan ke depan.
Zhang Shuhua, Direktur Institut Ilmu Politik dari Akademi Ilmu Sosial China, mengatakan terpilihnya Xi dan timnya memberi pesan China ingin menunjukkan kemampuannya Bersatu.
Otoritas politik, konsistensi dan kepastian kepemimpinan penting bagi kekuatan besar untuk mencegah risiko dan menangani krisis di dunia yang bergejolak.
“Kita harus memastikan partai kita yang berusia seabad, yang terbesar di dunia, akan menjadi semakin kuat melalui reformasi diri dan terus menjadi tulang punggung kuat yang dapat diandalkan oleh rakyat Tiongkok setiap saat,” kata Xi.
Pernyataan Xi lebih lanjut menyoroti gagasan inti diplomasi China sejak Kongres Nasional BPK ke-18, yang menekankan stabilitas dan kesinambungan kebijakan diplomatik utama.
Ini sangat kontras dengan negara-negara tertentu yang menekankan keamanan absolut mereka sendiri dan memaksimalkan kepentingan mereka sendiri, membangun negara-negara kecil.
Wakil Direktur Departemen Studi Internasional dan Strategis di Institut Studi Internasional China, Su Xiaohui, mengemukakan analisisnya kepada Global Times.
"Ini menunjukkan diplomasi kami tidak didasarkan pada mentalitas egois dan zero-sum, dan gagasan untuk mempromosikan komunitas manusia dengan masa depan bersama akan menang dan akan memenangkan lebih banyak dukungan dari komunitas internasional, terutama dari negara-negara berkembang," kata Su.
Konsep "nilai-nilai bersama kemanusiaan" yang disajikan China menurutnya sangat berbeda dari nilai-nilai universal yang dipromosikan barat. (Tribunjogja.com/GlobalTimes/xna)