UPDATE Aktivitas Gunung Merapi Hingga Jumat 21 Oktober 2022 Pagi Ini
Aktivitas Gunung Merapi terpantau sedikit melandai, tidak mengeluarkan guguran lava pijar maupun awan panas
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Aktivitas Gunung Merapi terpantau sedikit melandai, tidak mengeluarkan guguran lava pijar maupun awan panas, Jumat (21/10/2022).
Hal tersebut terlihat dalam pengamatan selama enam jam oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang mengamati mulai 00.00-06.00 WIB.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso mengatakan, secara meteorologi, cuaca cerah dan berawan.
“Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 14-20 °C, kelembaban udara 70-99 persen dan tekanan udara 837.5-918 mmHg,” ujarnya.
Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50-75 m di atas puncak kawah.
Gempa guguran terjadi sebanyak 13 kali dengan amplitudo 3-38 mm, berdurasi 34.9-105.3 detik.
Hembusan terjadi sebanyak dua kali dengan amplitudo 3-6 mm, durasi 17.4-21.4 detik.
Hybrid/fase banyak berjumlah tujuh kali dengan amplitudo 3-5 mm, S-P : 0.2-0.5 detik, berdurasi 5.2-10.4 detik.
Vulkanik dalam terjadi sebanyak tujuh kali dengan amplitudo 3-10 mm S-P : 0.2-0.9 detik berdurasi 6.7-7.8 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” ujarnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tegasnya. (*)