UPDATE Aktivitas Gunung Merapi hingga Pagi Ini Senin 17 Oktober 2022

Dalam pengamatan selama enam jam itu, Gunung Merapi tidak terlihat mengeluarkan guguran lava pijar maupun awan panas.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Muhammad Fatoni
Tribunjogja/Almurfi Syofyan
Seorang warga melintas di lereng gunung Merapi di Desa Balerante, Kemalang, Klaten beberapa waktu lalu 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Aktivitas Gunung Merapi pada Senin (17/10/2022) pagi terpantau melandai, menurut pengamatan  Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mulai 00.00-06.00 WIB.

Dalam pengamatan selama enam jam itu, Gunung Merapi tidak terlihat mengeluarkan guguran lava pijar maupun awan panas.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi S mengatakan secara meteorologi, cuaca berawan, mendung dan hujan. 

“Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 14-21 °C, kelembaban udara 70-92 persen dan tekanan udara 569-689 mmHg. Volume curah hujan 13.5 mm per hari,” kata dia, Senin (17/10/2022).

Secara visual, gunung kabut 0-II hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.

Gempa guguran terjadi sebanyak 13 kali dengan amplitudo 3-26 mm berdurasi 37.8-167.5 detik.

Hembusan terjadi sebanyak 1 kali dengan amplitudo 4 mm berdurasi 25.2 detik.

Hybrid/fase banyak berjumlah 4 kali, amplitudo 3-4 mm, S-P: 0.3-0.4 detik, durasi 6.8-7.5 detik.

Vulkanik dalam terjadi sebanyak 13 kali dengan amplitudo 3-5 mm, S-P : 0.3-0.7 detik, berdurasi 6.4-7.8 detik.

“Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada di level III atau siaga,” katanya.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. 

Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Masyarakat diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. 

Masyarakat juga diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.

“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved