Lurah dan Pamong Desa di DIY Sambut Kepulangan Sri Sultan Hamengku Buwono X di Stasiun Yogyakarta

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Puluhan Lurah beserta pamong desa di DI Yogyakarta berkumpul di Stasiun Yogyakarta untuk menyambut kepulangan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dari DKI Jakarta. 

Seperti diketahui, Raja Keraton Yogyakarta tersebut baru dilantik kembali oleh Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur DIY periode 2022-20227 pada Senin (10/10/2022). 

Begitu pula dengan KGPAA Paku Alam X yang mengisi jabatan Wakil Gubernur DIY untuk mendampingi kepemimpinan Sri Sultan selama 5 tahun mendatang. 

Baca juga: Pohon Berusia Puluhan Tahun Tumbang Menimpa Rumah Warga di Karangmulyo Purworejo

Para pamong beserta lurah terpantau mulai berdatangan ke Stasiun Tugu sejak pukul 16.30 WIB. 

Mayoritas datang menggunakan busana beskap khas Jawa sedangkan sisanya memakai setelan batik. 

Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta rombongan tiba di Yogyakarta pada pukul 17.20 WIB setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo. 

Setibanya di Stasiun Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang turut didampingi permaisuri GKR Hemas dan KPH Yudanegara menyempatkan diri menyapa dan bersalaman dengan sejumlah pamong desa yang menyambut dengan hangat 

Jelang beberapa saat, rombongan keluarga Keraton Yogyakarta tersebut bergegas memasuki mobil untuk melanjutkan perjalanan.

Sekjen paguyuban lurah dan pamong kalurahan Nayantaka, Heri Yulianto mengungkapkan, agenda hari ini digelar murni atas inisiatif 392 lurah di DIY beserta para pamong. 

Selain di Stasiun Yogyakarta, mereka juga berkumpul di sepanjang kawasan Malioboro untuk menyambut kepulangan Sri Sultan Hamengku Buwono X . 

"Sore ini kami berkumpul di beberapa titik. Pertama di Stasiun Tugu, unsur pamong kami ada di sepanjang jalan Malioboro. Murni kami menyambut kedatangan beliau bapak gubernur atau Kanjeng Sinuwun setelah kemarin tanggal 10 Oktober dilantik secara resmi oleh presiden," katanya, Rabu (12/10/2022). 

Kegiatan ini juga menjadi bentuk apresiasi dan wujud rasa syukur atas segala hal yang sudah dilalui DIY di bawah kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono X . 

Dia menganggap kebijakan yang ditelurkan Gubernur DIY sudah berdampak positif terhadap desa atau kalurahan di DIY. 

"Itu artinya bahwa setelah penetapan DIY pasca disahkkannya UUK nomor 13/2012 pada saat itu kemudian sampai dengan saat ini kami sudah bisa meraskaan," jelasnya. 

Dia mencontohkan, Sri Sultan saat ini telah menyalurkan Dana Keistimewaan atau Danais ke kalurahan di DIY melalui skema Bantuan Keuangan Khusus (BKK).