Berita Jogja Hari Ini
Minat Vaksin Masyarakat DI Yogyakarta Rendah, Sebagian Dosis Vaksin Dialihkan ke Luar Daerah
Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menyebut sebagian dosis vaksin Covid-19 terpaksa dialihkan ke daerah lain karena akan memasuki masa kedaluarsa.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY menyebut sebagian dosis vaksin Covid-19 terpaksa dialihkan ke daerah lain karena akan memasuki masa kedaluarsa.
Vaksin tersebut tak terpakai jelang masa expiration date atau ED karena minimnya minat masyarakat mengakses vaksin booster.
"Stoknya sudah nggak banyak lagi karena banyak yang ED. Masyarakat nggak mau dikasih banyak-banyak nanti kan sayang (jika kedaluarsa)," jelas Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie, Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Aktivitas Gunung Merapi 23-29 September 2022: Luncurkan 7 Kali Guguran Lava, Kegempaan Masih Intens
Pembajun melanjutkan, vaksin yang akan memasuki kedaluarsa kebanyakan dialihkan ke luar Jawa seperti Kalimantan.
Dengan demikian vaksin tersebut dapat segera digunakan di daerah lain yang dianggap lebih membutuhkan.
Meski begitu, Pembajun belum bisa merinci jumlah dosis vaksin yang akan memasuki masa kadaluarsa serta dialihkan ke luar DIY. Sebab data yang dihimpun terus bergerak.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah ketersediaan vaksin Covid-19 di DIY saat ini tersisa 11,622 dosis vaksin dengan rata-rata vaksinasi tiap pekan sebanyak 1,577 dosis. Sedangkan estimasi ketersediaan stok vaksin tersebut hanya untuk tujuh hari.
"Beberapa dikirim ke Kalimantan tapi kan jaraknya jauh-jauh bisa berhari-hari juga untuk distribusinya," jelasnya.
Masyarakat menurutnya perlu dipancing dengan kebijakan khusus agar mau melaksanakan vaksinasi. Misalnya dengan menjadikan vaksin booster sebagai syarat perjalanan serta mengangkses bantuan pemerintah. Artinya, kesadaran masyarakat belum sepenuhnya terbentuk.
Baca juga: Doa Ketika Turun Hujan, Hujan Lebat, Angin Ribut dan Hujan Petir
Pembajun pun meminta masyarakat untuk segera melaksanakan vaksinasi booster. Karena cakupan vaksin dosis ketiga saat ini masih tergolong rendah atau baru mencapai 43,40 persen dengan 1,2 juta warga tervaksin.
Terlebih capaian vaksin juga menjadi salah satu syarat pergantian status pandemi menjadi endemi.
"Setelah dirasa pandemi menurun ini kesempatan untuk benar-benar mencari nafkah kembali, bekerja kembali secara maksimal membayar 2 tahun yang lalu." paparnya. (tro)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/ilustrasi-vaksin-booster.jpg)