Gunung Merapi
Aktivitas Gunung Merapi 23-29 September 2022: Luncurkan 7 Kali Guguran Lava, Kegempaan Masih Intens
Menurut hasil amatan BPPTKG selama sepekan terakhir, tepatnya sepanjang 23-29 September 2022, gunung setinggi 2.968 mdpl tersebut terpantau
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan DI Yogyakarta masih tergolong tinggi.
Menurut hasil amatan BPPTKG selama sepekan terakhir, tepatnya sepanjang 23-29 September 2022, gunung setinggi 2.968 mdpl tersebut terpantau mengalami tujuh kali guguran lava.
Begitu pula dengan aktivitas kegempaan.
Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat mengalami 218 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 18 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 137 kali gempa Fase Banyak (MP), 403 kali gempa Guguran (RF), 50 kali gempa Hembusan (DG), dan 7 kali gempa Tektonik (TT).
Baca juga: Waspadai Bencana Hidrometeorologi, BPBD Klaten Bakal Gelar Apel Siaga yang Diikuti 300 Peserta
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih tinggi," ungkap Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso dalam laporannya, Minggu (2/10/2022).
Hasil amatan lain menunjukkan adanya penambahan pada tinggi kubah sisi barat daya sekitar satu meter.
Sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan.
"Berdasarkan analisis foto volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.637.000 m3 dan kubah tengah sebesar 2.772.000 m3," rincinya.
Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 47 mm/jam selama 85 menit di Pos Kaliurang pada 23 September 2022.
Namun dilaporkan tidak terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Merapi.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental maka disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Baca juga: BRI sebagai Sponsor Utama Liga 1 Ucapkan Belasungkawa Soal Insiden di Stadion Kanjuruhan Malang
Sehingga status aktivitas yang ditetapkan adalah Siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. (tro)
