Kerusuhan Arema FC Vs Persebaya
KESAKSIAN Penonton Arema vs Persebaya Lolos dari Tragedi yang Tewaskan 127 Orang di Kanjuruhan
Salah seorang suporter selamat, membagikan kisahnya di Twitter lewat akun @RezqiWahyu_05 dan menceritakan kronologi bagaimana derby tersebut justru
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
TRIBUNJOGJA.COM - Pertandingan Arema vs Persebaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) menelan korban hingga 127 orang.
Hal tersebut dipastikan langsung oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam konferensi pers di Malang, Minggu (2/10/2022) dini.
Salah seorang suporter selamat, membagikan kisahnya di Twitter lewat akun @RezqiWahyu_05 dan menceritakan kronologi bagaimana derby tersebut justru merenggut nyawa ratusan pendukung sepakbola.
“Assalamualaikum. Sebelumnya, saya turut berduka cita sedalam-dalamnya terhadap korban insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, pertandingan Arema vs Persebaya,” ucap akun tersebut yang diunggah pukul 02:25 pagi, Minggu (2/10/2022).
“Yang kedua, syukur alhamdulillah, saya diberi keselamatan sampai di rumah dan bisa menceritakan kronologi versi saya pribadi di sini,” ucap akun tersebut.
Ia mengatakan, sejak awal masuk stadion di mana pemain sedang pemanasan, semuanya berjalan aman dan tertib hingga kick-off pukul 20.00 WIB.
Dilanjutkannya, kick-off pun dimulai dan pertandingan berjalan aman tanpa kericuhan sedikitpun.
“Yang ada, hanya supoerter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain persebaya,” ujar dia.

Babak pertama selesai dan dikatakan Rizqi, saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12 dan 13.
Namun, itu semua bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.
“Babak kedua berlanjut dan tim Persebaya berhasil mencetak golnya yang ketiga. Arema FC semakin tampil menyerang, menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol tercipta,” katanya.
“Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai suporter menontonnya,” lanjut Rizqi.
Hingga peluit akhir dibunyikan, Arema tetap tidak bisa menambah angka. Ini adalah awal dari segala kericuhan.
Baca juga: KRONOLOGI Tewasnya 127 Orang dalam Ricuh Suporter Arema vs Persebaya
“Pelatih Arema dan manajer mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke suporter. Di sisi lain, ada 1 orang pendukung dari tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberi motivasi dan kritik kepada mereka,” ucap dia.
Itu kemudian diikuti beberapa penonton yang ikut masuk dan meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema.
“John Alfarizie mencoba menjelaskan kepada oknum-oknum itu. Namun, semakin banyak mereka berdatangan. Semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaan,” terangnya.
Hal itu diikuti dengan berbagai aksi lempar-lempar benda ke arah lapangan dan para pendukung semakin tidak terkendali.
Akhirnya, para pemain digiring masuk ke dalam ruang ganti dengan dikawal polisi.
“Setelah pemain masuk, suporter semakin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan,” ucap dia.
Di sini, pihak aparat melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter.

Rizqi menilai, perlakuan aparat cukup keras. Pendukung dipentung dengan tongkat panjang.
Ia juga melihat salah satu pendukung dikeroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lain.
“Tapi saat aparat memukul mundur suporter sisi selatan, yang dari sisi utara menyerang aparat karena semakin banyak pendukung yang masuk ke lapangan. Kondisi sudah tidak kondusif,” ujar dia.
Baca juga: UPDATE Jumlah Korban di Stadion Kanjuruhan Malang: 127 Meninggal, 180 Orang dirawat di Rumah Sakit
Aparat pun menembakkan beberapa kali gas air mata ke suporter di lapangan.
Kejadian itu, kata dia, silih berganti. Suporter juga menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.
“Terhitung, puluhan gas airmata sudah ditembakkan ke suporter. Di setiap sudut lapangan sudah dikelilingi gas air mata. Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun 10,” papar Rizqi.
Dari situ, pendukung panik karena gas air mata. Suasana semakin ricuh di atas tribun dan mereka berusaha mencari pintu keluar.
Sayangnya, pintu keluar sudah penuh sesak.

“Banyak ibu, perempuan dan orang tua serta anak kecil terlihat sesak tidak berdaya, ga kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion. Di luar stadion banyak yang pingsan,” terangnya.
Ia mengungkap, bahkan hingga pukul 22.30 WIB, masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat dan pengeroyokan suporter.
“Kondisi luar Stadion Kanjuruhan sudah mencekam. Banyak suporter lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan perempuan. Suporter berlumuran darah, mobil hancur, makian, batako besi dan bambu beterbangan,” tukas dia.
Baca juga: Komentar Iwan Bule Ketum PSSI Setelah Dengar Tragedi Kanjuruhan Arema Vs Persebaya
Tweet tersebut pun sudah disukai lebih dari 10 ribu netizen.
Banyak dari netizen yang ikut berkomentar di akun itu.
“Panpel harus diurus sampai tuntas, mencetak tiket melebihi kapasitas dan juga aparat yang terlalu sadis,” ucap netizen.
“Miris banget sama yang pada bawa anak. Padahal, suporter bola ngeri banget kalau rusuh dan sudah ada kemungkinan rusuh,” tambah netizen.
“Tidak usah terlalu fanatik terhadap sesuatu. Suporter sudah tidak sepantasnya juga main masuk ke lapangan,” ujar yang lain.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )