Gaspol 52
Restorasi Motor Perang Legendaris Rikuo Type 97 Tahun 1939, "Harley-Davidson" Buatan Jepang
Moge buatan Jepang lansiran 1939 ini begitu spesial terutama di kalangan penggemar otomotif lantaran kondisinya cukup istimewa
Penulis: Hanif Suryo | Editor: Muhammad Fatoni
Tedjo mengungkapkan, sejak diboyong sang pemilik ke Yogyakarta, proses restorasi memakan waktu hingga 2 tahun lamanya.
Dijelaskan Tedjo, proses pengerjaan ia awali dengan perbaikan body. Menurutnya hal tersebut dilakukan untuk mengembalikan 'aura' moge legendaris pabrikan Jepang ini. Bukan tanpa kendala, sebab perbaikan body dilakukan Tedjo hanya mengacu gambar-gambar yang diakses melalui internet.
"Pengerjaan butuh waktu 2 tahun karena kesulitan mendapatkan sparepart dan pengerjaannya cukup rumit. Di samping itu, acuan manual book nya juga tidak ada," terang Tedjo.
Untuk bagian sespan atau sidecar, Tedjo membuatnya ulang menggunakan pelat, dengan mencontoh rangka bawaannya yang masih utuh. Nah satu di antara keistimewaan yang dimiliki Rikuo ialah disematkannya gardan untuk menggerakan roda sespan sebelah kiri. Ini yang tidak dimiliki moge lainnya yang dibekali sidecar.
"Jadi ada gearbox roda sespan yang dioperasikan dengan tuas yang menggerakkan gardan atau kopel ke roda sebelah kiri. Jadi semisal terjebak lumpur, roda sespan sebelah kiri bisa membantu motor tetap berjalan lancar," terang dia.
Bagian suspensi depannya yang menggunakan model springer merupakan bawaan Rikuo Type 97, demikian pula setang, klakson, serta tangki.
"Tangki kami las ulang karena sudah keropos, sedangkan untuk headlamp diganti menggunakan bawaan Harley Davidson VL," rinci Tedjo.
Beralih ke dapur pacu, Tedjo membongkar total mesin Rikuo ini untuk mencari kerusakannya. Menghidupkan kembali mesin moge legendaris ini menjadi tantangan tersulit yang dihadapi.
"Sebab saya harus cari bagaimana sistem kerja mesin Rikuo ini. Setelah itu ketemu, baru kita coba hidupkan. Untuk bagian karburator, saya menggunakan karburator yang biasanya digunakan pada Harley Davidson VL, demikian pula beberapa spare part jeroan mesinnya yang dikanibal menggunakan beberapa tipe Harley Davidson lainnya," terang dia.
Transfer Teknologi Amerika- Jepang
Menilik sejarahnya, Rikuo awalnya diproduksi di bawah lisensi Harley-Davidson.
Namun pada tahun 1921, pemerintah Inggris menerapkan tarif cukai tinggi terhadap lebih dari sepertiga barang-barang Amerika Serikat demi melindungi pasar dalam negerinya.
Yang dimaksud dalam negeri ini adalah seluruh wilayah kekuasaan Inggris baik koloni, dominion ataupun protektorat yang berarti meliputi British India, British Malaya, Australia, Kanada dll.
Salah satu yang terkena adalah sepeda motor. Harley-Davidson kehilangan nilai kompetitif di pasar terbesar mereka di luar Amerika, yaitu Australia. Hal ini memberi pukulan berat pada perusahaan legendaris ini.
Ketika Great Depression menghantam Amerika tahun 1929, Harley-Davidson pun nyaris bankrut.