Berita Magelang Hari Ini
Proses Ekskavasi Situs Samberan Akan Dilanjutkan Sampai Selesai, BKB: Bisa Jadi Potensi Wisata
Situs Samberan sudah tercatat dalam pendataan Rapporten Oudheidkundigen Dienst (Laporan Layanan Arkeologi) milik Belanda.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Muhammad Fatoni
"Harapannya ke depan situs ini bisa menjadi warna bagi wisata di Candi Borobudur. Tetapi, kami harus mempersiapkan terlebih dahulu. Karena yang dinamakan tempat wisata itu kan memerlukan, sperti tempat parkir, tempat suvenir, maupun tempat edukasi. Itu yang perlu dilakukan sehingga ini harus berjangka,"terangnya.
Diduga Sebagai Situs Candi Batu Bata Terbesar di Jawa Tengah
Koordinator Perlindungan Balai Konservasi Borobudur, Muhammad Taufik mengatakan diperkirakan candi dibangun sekitar abad ke-7 sampai ke-9, sama dengan Candi Borobudur.
"Iya, itu berdasarkan kalau laporannya Japan International Cooperation Agency (JICA) itu sama kayak Borobudur abad ke-7 sampai ke-9,"ungkapnya.
Tak hanya itu, ia melanjutkan, menariknya bangunan candi terbuat dari batu bata yang jarang ditemukan pada candi yang ada di wilayah Magelang
Bahkan, disebut-sebut candi ini diperkirakan memiliki ukuran terbesar untuk candi bermaterial batu bata di Jawa Tengah.
"Untuk sementara, ini (candi batu bata) yang paling besar yang kami temukan di Jateng. Bangunan diduga stuktur candi berbahan batu-bata dengan ukuran 16 x 14 meter. Serta, ditemukan potongan arca berukuran 12 x 16,5 x 8 sentimeter. Serta, ditemukan lagi dua arca dan enam umpak. Kemungkinan dengan adanya umpak itu mengindikasikan bahwa dulu (Candi) ini diatapi, diduga sebagai tempat peribadatan,"terangnya.
Dari penemuan tersebut, diketahui candi yang ada di Situs Samberan bercorak Hindu.
Hal inilah yang menjadi menarik, pasalnya jarak Situs Samberan dengan Candi Borobudur hanya sekitar 4 kilometer arah Barat Daya.
"Candi Borobudur bercorak agama Buddha, sedangkan di Situs Samberan bercorak Hindu. Ini, dianggap selama ini terjadi semacam toleransi pada zaman dulu. Sebaliknya, kalau di Prambanan, Candi Hindu terbesarnya itu dikeliling oleh candi-candi Buddha,"ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran, Munjamil, menceritakan penemuan situs itu pertama kali pada tahun 2002.
Di mana ada seorang penggali batu bata yang menemukan candi berbentuk batu bata.
"Terus, dilanjutkan digali oleh masyarakat ditemukan pondasi-pondasi. Itu, langsung melaporkan temuan ke Balai Konservasi. Sejauh ini, masyarakat sangat senang adanya temuan ini semoga bisa bermanfaat untuk masyarakat terutana warga Dusun Samberan, Desa Ringianom,"urainya. (*)