Berita Gunungkidul Hari Ini
Bertahun-tahun Tanpa Akses, Warga Pilangrejo Nglipar Gunungkidul Harus Naik-Turun Gunung
Kedatangan Bupati Gunungkidul Sunaryanta pada Kamis (15/09/2022) lalu jadi kado istimewa bagi warga Pedukuhan Sriten, Kalurahan Pilangrejo, Nglipar.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Kedatangan Bupati Gunungkidul Sunaryanta pada Kamis (15/09/2022) lalu jadi kado istimewa bagi warga Pedukuhan Sriten, Kalurahan Pilangrejo, Nglipar.
Sebab bisa jadi inilah pertama kalinya seorang pemimpin daerah datang langsung ke sana.
Kedatangan orang nomor satu di Gunungkidul ini pun tidak disia-siakan oleh Lurah Pilangrejo, Sunaryo.
Ia langsung menyampaikan keluh-kesahnya soal kondisi Sriten.
Baca juga: PDAM Tirtamata Beri Bonus Rp 25 Juta Bagi Tim Sepak Bola Kota Yogyakarta di Porda XVI DIY
"Terutama soal akses jalan bagi warga sini yang masih terbilang sangat sulit," katanya ditemui beberapa waktu lalu.
Sriten merupakan satu dari dua pedukuhan di Pilangrejo yang lokasinya berada di puncak bukit.
Hanya ada satu akses jalan yang bisa dilewati kendaraan untuk menuju tempat ini.
Meski sudah terbilang memadai, namun kondisi jalannya terbilang sangat terjal. Bahkan bisa berbahaya bagi pengendara pemula, baik mobil maupun motor.
Menurut Sunaryo, sebenarnya masih ada satu lagi akses jalan yang bisa digunakan. Jalan inilah yang paling cepat untuk dilalui warga, sambil membawa hasil bumi untuk dijual ke wilayah Klaten, Jawa Tengah.
"Tapi cuma bisa dilewati dengan berjalan kaki, dan harus naik-turun gunung, sekitar setengah jam perjalanan," ungkapnya.
Kondisi jalan yang dimaksud Sunaryo memang sangat curam. Jalurnya hanya berupa batu-batu yang dipapas sehingga berbentuk tangga.
Setiap harinya, warga Sriten membawa hasil bumi untuk dijual di pasar yang ada di bawah bukit. Komoditasnya beragam, mulai dari pisang, singkong, padi, kelapa, hingga sayur-mayur.
"Bawanya sambil dipikul atau digendong, ya naik-turun gunung ini," kata Sunaryo.
Jika harus menggunakan kendaraan, maka warga Sriten harus turun gunung lewat Ngawen. Namun warga harus menempuh perjalanan selama 40 menit karena harus memutar.
Bertahun-tahun sudah kondisi ini dialami warga Sriten dan Ngangkruk di Pilangrejo dan Pringombo di Kalurahan Natah.